17
3. Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri
Menurut Friedman dan Miriam 2009: 247, efikasi diri adalah hasil dari empat jenis informasi, yaitu:
a. Prestasi Kinerja Prestasi kinerja menjadi sumber efikasi diri yang sangat berpengaruh
sebab hal ini berdasarkan pengalaman seseorang dalam melakukan sesuatu perilaku yang diharapkan. Kesuksesan dalam melakukan
perilaku yang diharapkan dapat meningkatkan keyakinan seseorang, sedangkan kegagalan yang berulang dalam melakukan perilaku yang
diharapkan dapat merendahkan keyakinan seseorang. b. Pengalaman dari orang lain
Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain yang memiliki kemampuan yang mirip atau sebanding dengan individu dalam
mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan efikasi diri seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Begitu juga sebaliknya,
pengamatan terhadap kegagalan orang lain tersebut akan menurunkan penilaian individu terhadap kemampuan yang dimilikinya dan akan
mengurangi usaha yang dilakukan. c. Persuasi verbal
Pada persuasi verbal, individu diarahkan dengan saran, nasihat dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinannya tentang
kemampuan yang dimilikinya yang dapat membantu mencapai tujuan
18 yang diinginkan. Individu yang yakin secara verbal cenderung akan
berusaha lebih keras untuk mencapai suatu keberhasilan. d. Reaksi emosional
Reaksi emosi dapat berpengaruh terhadap keyakinan diri seseorang dalam situasi yang mengancam. Reaksi emosi yang tinggi biasanya
melemahkan kinerja, individu cenderung mengharapkan kesuksesan ketika mereka tidak dilanda oleh rekasi-reaksi yang mengancam.
Pendapat lain dari Feist dan Feist 2010: 213 menyebutkan bahwa perkembangan efikasi diri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu sebagai berikut: a. Pengalaman menguasai sesuatu mastery experiences
Menurut Bandura dalam Feist dan Feist, 2010: 214 pengalaman menguasai sesuatu adalah faktor yang paling mempengaruhi efikasi diri
pada diri seseorang. Keberhasilan akan mampu meningkatkan ekspektasi tentang kemampuan, sedangkan kegagalan cendrung
menurunkan hal tersebut. b. Pemodelan sosial social modelling
Kesuksesan atau kegagalan orang lain sering digunakan sebagai pengukur kemampuan dari diri seseorang. Efikasi diri dapat meningkat
saat mengobservasi
keberhasilan seseorang
yang mempunyai
kompetensi setara, namun efikasi diri dapat berkurang ketika melihat orang lain yang setara gagal. Secara umum, pemodelan sosial tidak
memberikan dampak yang besar dalam peningkatan efikasi diri
19 seseorang, tetapi pemodelan sosial dapat memberikan dampak yang
besar dalam penurunan efikasi diri, bahkan mungkin bisa berdampak lama.
c. Persuasi sosial social persuasion Dampak dari persuasi sosial terhadap meningkatnya atau
menurunnya efikasi diri cukup terbatas dan harus pada kondisi yang tepat. Kondisi tersebut adalah bahwa seseorang haruslah mempercayai
pihak yang melakukan persuasi karena kata-kata dari pihak yang terpercaya lebih efektif daripada kata-kata dari pihak yang tidak
terpercaya. Persuasi sosial paling efektif ketika dikombinasikan dengan performa yang sukses. Persuasi mampu meyakinkan seseorang untuk
berusaha jika performa yang dilakukan terbukti sukses. d. Kondisi fisik dan emosional
Ketika seseorang mengalami ketakutan, kecemasan yang kuat dan stress yang tinggi memungkinkan seseorang akan memiliki efikasi
diri yang rendah sehingga emosi yang kuat cenderung untuk mengurangi performa seseorang.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri seseorang berasal dari dalam diri sendiri dan dari
luar diri sendiri. Factor dari dalam diri sendiri meliputi kondisi fisik dan emosi dan pengalaman kerja yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar
seperti kondisi orang lain, ajakan verbal orang lain serta melihat pemgalaman yang dialami oleh orang lain.
20
4. Ciri-ciri Efikasi Diri Tinggi dan Rendah