Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

29 3. Tahap pemantapan Establishment dari usia 25 sampai 44 tahun, dengan ciri berusaha memantapkan diri melalui pengalaman selama menjalani karir tertentu. 4. Tahap pemeliharann Maintenance dari usia 45 sampai 64 tahun yakni orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri menikmati dan memaknai karir yang sedang dijalaninya. 5. Tahap kemunduran Decline dari usia 65 tahun ke atas, yakni memasuki masa pension dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Donald Super dalam Agoes Dariyo, 2004: 69 mengemukakan teori bagaimana proses perkembangan pemilihan karier bagi individu. Menurut Super, perkembangan pemilihan karier pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu 1. Masa kristalisasi cristalization, 2. spesifikasi specification, 3. Implementasi implementation, 4. Stabilisasi stabilization, dan 5. Konsolidasi consolidation.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Super dalam Savickas, 2001: 53 menyebutkan kematangan karir dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar diri remaja, diantaranya sebagai berikut: a. Faktor Internal 1. Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang secara menyeluruh, salah satunya kemampuan dalam pengambilan keputusan. 30 Dalam hal ini intelegensi turut berperan aktif dalam menentukan keberhasilan individu menentukan pilihan dan keputusan karirnya. 2. Bakat, dalam perkembangan karir, individu dapat mengetahui bahwa dirinya cocok di suatu bidang dari faktor bawaan atau potensi yang dimilikinya. 3. Minat, merupakan kecendrungan pada sesuatu yang menarik hati. Begitu juga jika disangkutkan dengan karir, tentu saja individu memainkan peran minat dalam keterkaitannya terhadap pemilihan suatu jurusan atau pekerjaan, dengan minat sesuatu akan menjadi lebih baik untuk dikerjakan. 4. Kepribadian, karakteristik seseorang merupakan factor pendukung seseorang dikatakan berhasil dalam menyelesaikan tugas perkembangan karirnya, misalnya dari tes kepribadianlah seseorang dapat mengetahui kategori pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya. 5. Harga diri dan efikasi diri merupakan factor yang penting dalam menentukan keberhasilan karir individu, karena dalam menilai sejauh mana dirinya merasa pantas pada sebuah jabatan, individu melihat dari perilaku yang telah dilakukan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh hasil interaksinya dengan orang-orang penting dilingkungannya serta dari sikap penerimaan, penghargaan, keyakinan pada kemampuan dan perlakuan orang lain terhadap dirinya. 6. Nilai, seseorang beranggapan suatu jabatan itu bernilai tinggi atau rendah tergantung penilaiannya dalam memandang suatu ekerjan yang 31 ingin dicapaina. Oleh karena itu nilai dapat menjadi factor yang penting dalam memilih suatu pekerjaan. b. Faktor Eksternal 1. Keluarga, dari lingkungan keluargalah individu dapat menentukan keberhasilan karirnya, karena ada beberapa orang disana yang dapat menjadi inspirasi ataupun didikan yang mengembangkan dirinya untuk dapat menentukan pilihan karirnya. 2. Latar belakang sosial ekonomi, latar belakang sosial mempengaruhi remaja dalam mengambil keputusan. Begitu juga dalam penentuan karirnya, latar belakang sosial ekonomi turut menjadi bahan pertimbangan seseorang dalam menentukan keputusan karirnya. Namun, tidak jarang semua orang yang dari latar belakang ekonominya tinggi juga sukses dikehidupan masa depannya, namun tidak menutup kemngkinan seseorang yang berlatar belakang ekonominya rendah dapat hidup sukses di masa depannya, jika individu itu mau berusaha dan berperilaku maju. 3. Gender, terkadang dalam memandang sebuah jurusan atau pekerjaan, beberapa factor dari individu melihatnya dari sudut pandang gender yang mengkualifikasikan pekerjan mana yang lebih pantas dikerjakan oleh laki-laki dan mana yang pantas dikerjakan oleh seorang perempuan. 4. Teman sebaya, lingkungan teman sebaya juga mempengaruhi individu dalam penentuan pilihan karirnya, tidak jarang orang yang labil mudah terpengaruh dengan bujukan teman sebayanya untuk mengikuti jejaknya 32 atau menjadi pilihan yang tepat karena ia merasa nyaman dengan lingkungan yang lebih banyak teman seumurannya ataupun sebaliknya. 5. Lingkungan sekolah, dari sekolah siswa dapat mengetahui segala informasi pendidikan yang diberikan oleh guru dan patut untuk dikembangkan dalam kehidupan di masa depan. 6. Faktor Realitas, adalah berbagai hal yang ada di luar pikiran dan yang seharusnya kita jalani dalam diri kita. Tidak jarang banyak orang berimajinasi secara berlebihan, sehingga tidak menggunakan logika dan faktual dalam memandangnya, sehingga persepsi yang seperti inilah yang menimbulkan kesalahan dalam menentukan jenjang karir. Padahal faktor realitas lah yang harus kita gunakan dalam penentuan jenjang karir, dengan melihat kenyataan dimana kemampuan kita ynag sebenarnya. 7. Proses Pendidikan, merupakan proses pembelajaran seseorang dalam menilai sesuatu yang bernialai positif untuk bekal di masa depannya. Oleh karena itu proses pendidikan merupakan factor penting dalam keberhasilan individu menyelesaikan tugas perkembangan karirnya. Pendapat lain yang tidak jauh berbeda dari Sherzer dan Stone dalam W. S. Winkel dan Sri Hastuti, 2004: 647-655 menguraikan faktor yang mempengarui kematangan karir yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi, nilai-nilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan. Sedangkan faktor eksternal mencakup masyarakat, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh dari 33 keluarga, pendidikan sekolah, pergaulan dengan teman sebaya, dan tuntutan pada jabatan. Sedangkan menurut Berk dalam Agoes Dariyo, 2004: 67 menyatakan bahwa penentuan dan pemilihan karier seseorang remaja ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: orang tua, teman-teman, gender, karekteristik diri sendiri.

5. Tipe-Tipe Kepribadian Karir

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25