59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 5 Pangkalpinang yang berlokasi di Jl Satam, Girimaya, Pangkalpinang, Bangka Belitung. Letaknya yang
tidak terlalu dekat dengan jalan raya menjadikan SMK ini nyaman untuk siswa dalam proses belajar. Fasilitas di sekolah ini cukup memadai dalam menunjang
kegiatan belajar yang terjadi di sekolah. Di SMK Negeri 5 Pangkalpinang terdapat 9 kelas yang terbagi atas kelas X F1, X F2, X F3, Kelas XI F1, XI F2, XI
F3 dan Kelas XII F1, XII F2, dan XII F3. SMK Negeri 5 Pangkalpinang merupakan SMK kesehatan pertama
yang ada di Provinsi kepulauan Bangka Belitung. SMK ini berfokus pada bidang farmasi. SMK ini berdiri pada tahun 2012. Visi dari SMK Negeri 5 ini adalah
“Terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, kompetitif, mandiri yang unggul dan berkarakter serta berwawasan global dilandasi iman dan taqwa.”
2. Deskripsi Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni - Januari 2016 dengan rincian sebagai berikut:
a. Observasi dan wawancara siswa dan wali murid : 25 Juni 2015
b. Wawancara guru BK dan siswa : 28 Juli 2015
c. Membagi angket penelitian di kelas XI F2 : 6 Januari 2016
60 d. Membagi angket penelitian di kelas XI F1 dan F3
: 7 Januari 2016
3. Deskripsi Data Penelitian
a. Deskripsi Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK Negeri 5 Pangkalpinang yang berjumlah 107 siswa yang terdiri dari 16
siswa laki-laki dan 91 sisa perempuan pada rentang usia 16-18 tahun. Pengambilan data diambil menggunakan skala efikasi diri dan skala
kematangan karir. Skala disebar kepada sampel 84 siswa dari 107 siswa dengan subjek penelitian yang berasal dari kelas XI di SMK Negeri 5
Pangkalpinang.
b. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil analisis skala efikasi diri dan skala kematangan karir. Skala ini digunakan untuk
mengetahui tingkat efikasi diri dan tingkat kematangan karir yang dimiliki siswa di SMK Negeri 5 Pangkalpinang.
Peneliti mengkategorikan subyek penelitian berdasarkan norma kelompok yang dapat dihitung sesuai rata-rata hipotetik maupun rata-rata
empiric. Peneliti mengkategorikan subyek penelitian menjadi lima, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang rendah, dan sangat rendah.
1 Deskripsi Efikasi Diri
Efikasi diri pada siswa diukur dengan menggunakan skala efikasi diri yang dikembangkan dengan menggunakan empat pilihan jawaban. Skala ini
61 memiliki jumlah pernyataan sebanyak 16 butir dengan skor jawaban tertinggi
adalah 4 serta skor jawaban paling rendah adalah 1, sehingga kemungkinan deskripsi penilaian adalah sebagai berikut:
Table 9. Deskripsi Penilaian Data Efikasi Diri Variabel
Jumlah item Statistik Hipotetik
Empirik Efikasi Diri
16 Skor Minimum
16 36
Skor Maksimum 64 58
Mean 40
46,92 Sdt. Deviation
8 4,788
Berdasarkan pada table 6 di atas, dapat diketahui skor tertinggi ideal untuk skala efikasi diri sebesar 64 dan skor terendah yaitu 16. Skor rata-rata
efikasi diri sebesar 40 sedangkan standar deviasinya sebesar 8, sehingga diperoleh batasan skor kategorisasi efikasi diri sangat tinggi berada pada
kisaran 54,4 – 64, batasan skor kategorisasi efikasi diri tinggi berada pada
kisaran 44,8 - 54,4, batasan skor kategorisasi efikasi diri sedang berada pada kisaran 35,2
– 44,8, batasan skor kategorisasi efikasi diri rendah berada pada kisaran 25,6
– 35,2, dan batasan skor kategorisasi efikasi diri sangat rendah berada pada kisaran 16
– 25,6. Hasil keseluruhan untuk data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
efikasi diri pada siswa SMK Negeri 5 Pangkalpinang berada pada kategori tinggi. Adapun distribusi frekuensi yang diperoleh dari perhitungan kategori
dan sebarannya adalah sebagai berikut
62 Table 10. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Efikasi Diri
No. Kriteria
Frekuensi Presentase
Kategorisasi 1
− , Sangat rendah
2 , − ,
Rendah 3
, − , 29
34,52 Sedang
4 , − ,
48 57,15
Tinggi 5
, − 7
8,33 Sangat tinggi
Total 84
Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Efikasi Diri
Dilihat dari table 7 dan gambar 2, dari 84 siswa SMK Negeri 5 Pangkalpinang terdapat 7 siswa atau 8,33 yang memiliki efikasi diri yang
sangat tinggi. Dikategori dengan efikasi diri tinggi terdapat 48 siswa atau 57,15, sebanyak 29 siswa atau 34,52 memiliki efikasi diri sedang.
Sedangkan siswa dengan efikasi diri rendah dan sangat rendah 0. Melalui perhitungan rata-rata per indikator yang dihitung berdasarkan
rata-rata jawaban siswa yang menjadi sampel penelitian, dari 3 aspek yang ada pada efikasi diri yaitu tingkak kesulitan level, luas cakupan tugas
29 48
7 34.52
57.15
8.33 10
20 30
40 50
60 70
1 2
3 4
5
Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Efikasi Diri
Frekuensi Presentase
63 General, dan tingkat kekuatan Strength. Rata rata pada aspek tingkat
kekuatan Strength mendapat hasil paling tinggi yaitu sebesar 3,13. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tingkat kekuatan yang tinggi pada siswa.
Strength berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan siswa terhadap kemampuannya. Keyakinan yang kuat akan mendorong
individu untuk terus berupaya mencapai tujuannya meskipun mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan. Sebaliknya jika keyakinan yang
dimiliki individu tersebut lemah akan membuat individu tersebut mudah goyah oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
Aspek kedua yang mendapat rata-rata tertinggi selanjutnya yaitu pada aspek tingkat kesulitan dengan rata-rata 3.02. ini menunjukkan pada aspek
ini tergolong kategori yang tinggi. Hal ini menunjkkan bahwa siswa mampu menghadapi tugas yang sulit. Tingkat kesulitan pada teori ini adalah tingkat
kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu. Apabila individu menghadapi tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri
individu akan cenderung terbatas pada tugas-tugas mudah, sedang atau bahkan sulit sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki individu tersebut.
Semakin tinggi tingkat kesulitan tugas maka semakin tinggi pula tuntutan efikasi dirinya. Sehingga seorang dengan efikasi diri yang rendah akan
cenderung untuk menghindari tugas-tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Aspek terkahir yang dipilih paling rendah oleh siswa adalah aspek generalisasi atau luas cakupan tugas. Pada aspek ini mendapat skor rata-rata
64 2,84 yang berarti masuk di kategori sedang. Generalisasi merupakan luas
atau variasi tugas yang diberikan kepada siswa secara bersamaan. Generalisasi berkaitan dengan luas cakupan bidang tugas yang akan
membuat individu merasa yakin pada kemampuannya. Apakah individu dapat merasa yakin pada kemampuannya hanya terbatas pada tugas atau
situasi tertentu ataukah pada tugas atau situasi yang bervariasi. Pengalaman dalam menyelesaikan tugas dapat menimbulkan penguasaan pada bidang
tersebut dan meningkatkan keyakinan untuk dapat menyelesaikan tugas yang mirip atau lebih luas lagi.
2 Deskripsi Kematangan Karir
Kematangan karir pada siswa diukur dengan menggunakan skala kematangan karir yang dikembangkan dengan menggunakan empat
pilihan jawaban. Skala ini memiliki jumlah pernyataan sebanyak 30 butir dengan skor jawaban tertinggi adalah 4 serta skor jawaban paling rendah
adalah 1, sehingga kemungkinan deskripsi penilaian adalah sebagai berikut: Table 11. Deskripsi Penilaian Data Kematangan Karir
Variabel Jumlah
item Statistik
Hipotetik Empirik
Efikasi Diri 30
Skor Minimum 30
78 Skor
Maksimum 120
113 Mean
75 95,49
Sdt. Deviation 15
8,677
65 Berdasarkan pada table 8 di atas, dapat diketahui skor tertinggi
ideal untuk skala kematangan karir sebesar 120 dan skor terendah yaitu 30. Skor rata-rata kematangan karir sebesar 75 sedangkan standar deviasinya
sebesar 15, sehingga diperoleh batasan skor kategorisasi kematangan karir sangat tinggi berada pada kisaran 102 - 120, batasan skor kategorisasi
kematangan karir tinggi berada pada kisaran 84 - 102, batasan skor kategorisasi kematangan karir sedang berada pada kisaran 66 - 84, batasan
skor kategorisasi kematangan karir rendah berada pada kisaran 48 - 66, dan batasan skor kategorisasi kematangan karir sangat rendah berada pada
kisaran 30 - 48. Hasil keseluruhan untuk data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa kematangan karir pada siswa SMK Negeri 5 Pangkalpinang berada pada kategori tinggi. Adapun distribusi frekuensi
yang diperoleh dari perhitungan kategori dan sebarannya adalah sebagai berikut:
Table 12. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kematangan Karir No.
Kriteria Frekuensi
Presentase Kategorisasi
1 −
Sangat rendah 2
− Rendah
3 −
6 7,14
Sedang 4
− 60
71,43 Tinggi
5 −
18 21,43
Sangat tinggi Total
84 100
66 Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Kematangan Karir
Dilihat dari table 7 dan gambar 3, dari 84 siswa SMK Negeri 5 Pangkalpinang terdapat 18 siswa atau 21,43 yang memiliki kematangan
karir yang sangat tinggi. Sebanyak 60 siswa atau 71,43 dikategori kematangan karir tinggi, 6 siswa atau 7,14 dengan kategori sedang, dan
tidak terdapat siswa pada kategori rendah atau sangat rendah. Melalui perhitungan rata-rata perindikator pada variable
kematangan karir, terdapat 5 aspek yang ada pada kematangan karir yaitu perencanaan karir, eksplorasi karir, informasi seputar karir, pengambilan
keputusan karir, dan realitas orientasi tentang suatu karir. Aspek yang tertinggi dipilih oleh siswa berdasarkan perhitungan rata-rata per aspek
yaitu aspek pengambilan keputusan karir sebesar 3,27. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah mampu memilih hal yang berhubungan
dengan karir di masa depan. siswa mengetahui segala sesuatu yang harus
6 60
18 7.14
71.43
21.43 10
20 30
40 50
60 70
80
sangat rendah rendah
sedang tinggi
sangat tinggi
Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Kematangan Karir
frekuensi presentase
67 dipertimbangkan dalam membuat pilihan pendidikan dan karir, kemudian
membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya Pada skor rata-rata tertinggi selanjutnya yaitu pada aspek
eksplorasi karir yaitu sebesar 3,26 yang masuk dalam kategori tinggi. Ini menunjukkan siswa sudah mampu menggali dan mengeksplorasi diri
sesuai dengan karir yang diinginkan. Eksplorasi merupakan proses yang menunjukkan individu mengadakan penyelidikan atau menggali segala
informasi mengenai dunia karir yang diperlukannya dari berbagai sumber yang ada, antara lain orangtua, teman, guru, konselor, buku, dan film.
Eksplorasi berfokus pada tindakan untuk menggunakan sumber-sumber yang ada.
Aspkek selanjutnya yaitu aspek informasi seputar karir yang memperoleh hasil rata-rata 3,17 yang juga masuk dalam kategori tinggi.
Hal ini memperlihatkan bahwa siswa sudah mulai mencari informasi tentang hal-hal yang yang berhubungan dengan karir yang diinginkan.
Informasi menilai pengetahuan tentang pendidikan dan informasi pekerjaan atau karir. Individu membutuhkan informasi tentang
lingkungan, pilihan pendidikan akademik yang berbeda, pilihan profesi atau karir, dan pilihan jabatan. Hal ini tidak hanya pada masalah
pemberian informasi, tetapi lebih kepada pengetahuan siswa tentang bagaimana hal tersebut, kapan, dan di mana siswa dapat menemukan
serta menggunakan informasi tersebut.
68 Selanjutnya juga aspek dengan rata-rata yang tinggi yaitu
sebesar 3,15 yaitu aspek realitas orientasi tentang suatu karir. Aspek ini masuk kategori tinggi yang menunjukkan bahwa siswa sudah mulai
memahami dan memfokuskan pada sauatu bidang karir yang ingin didalami. siswa mengetahui orientasi tentang pilihan karir yang akan
dipilih sehingga berusaha meningkatkan kemampuan diri agar sesuai dengan karir yang telah dipilih. Hal ini akan membuat pengalaman karir
siswa menjadi lebih matang dan konsisten dalam menghadapi masalah yang akan dihadapi kedepannya.
Aspek terakhir yang dipilih oleh siswa dalam variable kematangan karir adalah aspek perencanaan karir. Aspek ini mendapat
skor rata-rata sebesar 3,12 yang masuk dalam kategori tinggi. Aspek perenecanaan karir yang tinggi menunjukkan bahwa siswa sudah
merencanakan dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia karir yang diinginkan. Perencanaan merupakan kesadaran individu bahwa
dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan karir, serta mempersiapkan diri untuk memasuki karir tertentu. Perencanaan
berfokus pada proses untuk merencanakan masa depan.
c. Pengujian Persyaratan Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan antara variable bebas
dengan variable terikat. Sebelum melakukan uji hipotesis dengan teknik analisis, maka terdapat persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu penentuan
69 sampel, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik random sampling. Random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mencampur subyek di dalam populasi
sehingga semua subyek diangap sama. Pengambilan subyek dilakukan di SMK Negeri 5 Pangkalpinang, distribusi harus normal dan hubungan
antara variable bebas serta variable terikat bersifat linear. Pengujian persyaratan analisis pada penelitian ini menggunakan computer SPSS for
Windows seri 23 dengan hasil sebagai berikut:
1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas ditentukan dengan menggunakan taraf signifikan 5 atau 0,05. Apabila nilai p lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
distribusi datanya normal, dan sebaliknya. Jika nilai p kurang dari 0,05, maka dapat disimpulakan bahwa distribusi datanya tidak normal.
Pengujian normalitas menggunakan Kolmogorof-Smirnov Test. Hasil uji normalitas diuraikan pada table berikut:
Table 13. Hasil Uji Normalitas Skala Efikasi Diri dan Skala Kematangan Karir
variabel K-SZ
Sig. Kaidah
Normalitas Ket
Efikasi diri 0,091
0,083 p 0,05
Normal Kematangan
karir 0,080
0,200 p 0,05
Normal Berdasarkan table 10. Di atas dapat disimpulkan bahwa
sebaran data antara variable efikasi diri dan kematangan karir dikatakan
70 normal, karena dari masing-masing variable menunjukkan bahwa taraf
signifikansi lebih dari 5 0,05, sehinga data dikatakan berdistribusi normal.
2 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah memiliki hubungan yang linier atau tidak antara variable bebas dan variable terikat.
Uji lineritas biasanya digunakan sebagai syarat dalam analisis korelasi. Perhitungan uji linearitas pada penelitian ini menggunakan SPSS For
Windows 23 Version. Taraf yang digunakan dalam uji linearitas hubungan antara variable bebas dan variable terikat pada penelitian ini adalah taraf
signifikansi = 0,000 ≤ 0,005, dengan derajat kebebasan db untuk
regresi harga F adalah 1 lawan N-1. Jika harga p 0,05 maka kedua variable memiliki hubungan yang linier. Sebaliknya jika p 0,05 maka
hubungan antara dua variable tidak linier. Berikut hasil uji linearitas dapat dilihat pada table 11 sebagai berikut:
Table 14. Hasil Uji Linearitas Skala Efikasi Diri dan Skala Kematangan Karir
Hasil Uji Linearitas F
Sig.
Efikasi Diri dengan Kematangan Karir
Combined 2,413
.004 Linearity
22,877 .000
Deviation from Linearity
1,336 .194
Berdasarkan uji linearitas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada deviation from linearity untuk variable
71 efikasi diri dengan kematangan karir sebesar 1,336 dengan taraf
signifikansi p = 0,194 maka dapat disimpulkan bahwa p0,05 sehingga antara variable bebas dengan variable terikat terdapat hubungan yang
linear. Berdasarkan uji linear yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa asumsi linear dalam penelitian ini dapat terpenuhi.
3 Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis tersebut haruslah diuji kebenarannya agar diperoleh
kesimpulan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI di
SMK Negeri 5 Pangkalpinang” kemdian hipotesis ini disebut sebagai hipotesis alternative atau
�
�
, seangkan hipotesis nihil �
�
pada penelitian ini adalah “tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan
kematangan karir pada siswa kelas XI di S MK Negeri 5 Pangkalpinang”.
Mencari hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI di SMK Negeri 5 Pangkalpinang, menggunakan
teknik analisis Product moment dari Pearson dengan menggunakan SPSS For Windows Seri 23. Adapun ringkasan hasil dari korelasi dari kedua
variable tersebut dapat dilihat pada table 12 berikut ini: Table 15. Koefisien Korelasi Efikasi Diri dengan Kematangan Karir
Hubungan Variabel
N Koefisien
Korelasi Sig.
Keterangan
X-Y 84
0, 453 0.000
�
� �� ����
72 Berdasarkan Tabel 12. diketahui koefisien korelasi antara efikasi diri
dengan kematangan karir sebesar 0,453 dan dengan demikian hipotesis alternative
�
�
berbunyi terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI di SMK Negeri 5
Pangkalpinang diterima. Besarnya koefisien korelasi di atas bersifat dapat diartikan bahwa
hubungan kedua variable searah, yang dimaksud dengan searah yaitu apabila variable X nilainya rendah, maka variable Y rendah. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI di SMK
Negeri 5 Pangkalpinang. Berdasarkan hasil tersebut semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula kematangan karir yang
dimiliki siswa kelas XI di SMK Negeri 5 Pangkalpinang, demikian juga sebaliknya semakin rendah efikasi diri pada siswa semakin rendah pula
kematangan karir yang dimiliki siswa kelas XI di SMK Negeri 5 Pangkalpinang.
4 Sumbangan Efektif
Besarnya sumbangan efektif dari variable bebas efikasi diri untuk variabel terikat kematangan karir dapat diketahui dari koefisien
sumbangan efektif. Besarnya sumbangan efektif setiap variable bebas dapat dilihat pada table 13 sebagai berikut:
73 Table 16. Sumbangan Efektif Variabel Bebas
Measures of Association Efikasi Diri
R R Squared
Eta Eta Squared
.453 .206
.659 .434
Berdasarkan table 13 di atas, dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
�
2
efikasi diri yaitu sebesar 0,206. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas efikasi diri
mempengaruhi variabel terikat kematangan karir. Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa sumbangan variable efikasi diri dengan kematangan karir
sebesar 20,6, dengan demikian masih terdapat 79,4 factor lain yang mempengaruhi kematangan karir siswa kelas XI di SMK Negeri 5
Pangkalpinang.
B. Pembahasan