– 96 yaitu sebanyak 2 siswa atau 6,2. Distribusi frekuensi hasil belajar akhir  posttest  pada  pembelajaran  IPS  kelas  eksperimen  1  tersebut  dapat
dilihat dalam diagram batang yang digambarkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Posttest Kelas Eksperimen 1 SFAE Hasil  belajar  awal  pretest  pada  pembelajaran  IPS  kelas
eksperimen  2  disajikan  dalam  tabel  distribusi  frekuensi  dan  digambarkan dalam diagram batang. Hasil belajar awal pretest pada pembelajaran IPS
kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestest Ekperimen 2 Jigsaw
No. Interval
f
1 73
- 80
1 3,1
2 65
- 72
4 12,5
3 57
- 64
4 12,5
4 49
- 56
14 43,8
5 41
- 48
4 12,5
6 33
- 40
4 12,5
7 25
- 32
1 3,1
Jumlah 32
100,0 Berdasarkan  Tabel  9,  nilai  pretest  kelas  eksperimen  2  Jigsaw
terendah  pada  interval  25  -    32  yaitu  sebanyak  1  siswa  atau  3,1.  Pada
1 1
14
8 6
2 2
4 6
8 10
12 14
16
55 - 61 62 - 68
69 - 75 76 - 82
83 - 89 90 - 96
Posttest Kelas Eksperimen 1 SFAE
Interval F
re ku
e n
si
interval 33 -  40 yaitu sebanyak 4 siswa atau 12,5. Interval 41 – 48 yaitu
sebanyak  4  siswa  atau  12,5.  Interval  49 –  56 yaitu  sebanyak  14  siswa
atau 43,8. Interval 57 -  64 yaitu sebanyak 4 siswa atau 12,5. Interval 65
–  72  yaitu  sebanyak  4  siswa  atau  12,5.  Interval  73  –  80  yaitu sebanyak  1  siswa  atau  3,1.  Distribusi  frekuensi  hasil  belajar  awal
pretest pada pembelajaran IPS kelas eksperimen 2 tersebut dapat dilihat dalam diagram batang yang digambarkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Pretest Eksperimen 2 Jigsaw Hasil  belajar  akhir  posttest  pada  pembelajaran  IPS  kelas
eksperimen  2  disajikan  dalam  tabel  distribusi  frekuensi  dan  digambarkan dalam  diagram  batang.  Hasil  belajar  akhir  posttest  pada  pembelajaran
IPS kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 10.
1 4
4 14
4 4
1 2
4 6
8 10
12 14
16
25 - 32 33 - 40
41 - 48 49 - 56
57 - 64 65 - 72
73 - 80
Pretest Kelas Eksperimen 2 Jigsaw
Interval F
re ku
e n
si
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Posttest Ekperimen 2 Jigsaw
No. Interval
f
1 85
- 91
3 9,4
2 78
- 84
3 9,4
3 71
- 77
8 25
4 64
- 70
11 34,4
5 57
- 63
6 18,8
6 50
- 56
1 3,1
Jumlah 32
100,0 Berdasarkan  Tabel  10,  nilai  posttest  kelas  eksperimen  2  Jigsaw
terendah  pada  interval  50  -    56  yaitu  sebanyak  1  siswa  atau  3,1.  Pada interval 57 -  63 yaitu sebanyak 6 siswa atau 18,8. Interval 64
– 70 yaitu sebanyak  11  siswa  atau  34,4.  Interval  71
–  78  yaitu  sebanyak  8  siswa atau 25. Interval 78 -  84 yaitu sebanyak 3 siswa atau 9,4. Interval 85
– 91  yaitu  sebanyak  3  siswa  atau  9,4.  Distribusi  frekuensi  hasil  belajar
akhir  posttest  pada  pembelajaran  IPS  kelas  eksperimen  2  tersebut  dapat dilihat dalam diagram batang yang digambarkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Posttest Eksperimen 2 Jigsaw
1 6
11 8
3 3
2 4
6 8
10 12
14
50 - 56 57 - 63
64 - 70 71 - 77
78 - 84 85 - 91
Posttest Kelas Eksperimen 2 Jigsaw
Interval F
re ku
e n
si
Berdasarkan  hasil  nilai  rata-rata  maka  nilai  pretest  dan  nilai posttest  untuk  kelas  eksperimen  1  SFAE  dan  kelas  eksperimen  2
Jigsaw dapat dibandingkan secara visual sebagai berikut:
Gambar 6. Diagram Perbandingan Rata-rata Pretest dan Posttest
D. Uji Hipotesis
Berdasarkan  uji  prasyarat  analisis  dapat  diketahui  bahwa  data berdistribusi  normal  dan  homogen,  maka  hipotesis  dapat  dilakukan.  Uji
hipotesis dilakukan dengan uji-t independent sample t-test menggunakan bantuan program SPSS. Kriteria penerimaan atau penolakan H
pada taraf signifikansi 0,05 adalah jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak, namun jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima. Penerimaan atau penolakan H
juga dapat dilihat melalui  probabilitas  sig  yaitu  jika  probabilitas  sig    0,05  maka  H
diterima, dan sebaliknya jika probabilitas sig  0,05 maka H ditolak.
10 20
30 40
50 60
70 80
Kelas Eksperimen 1
SFAE Kelas
Eksperimen 2 Jigsaw
Pretest Posttest
1. Hipotesis
a. H
o
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Godean  yang  menggunakan
metode  Student  Facilitator  and  Explaining  dibandingkan dengan menggunakan metode Jigsaw.
H
a
: Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Godean yang menggunakan metode
Student  Facilitator  and  Explaining  dibandingkan  dengan menggunakan metode Jigsaw.
b. H
o
:  Metode  Student  Facilitator  and  Explaining  tidak  efektif terhadap  hasil  belajar  IPS  siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2
Godean dibandingkan dengan menggunakan metode Jigsaw. H
a
:  Metode  Student  Facilitator  and  Explaining  efektif  terhadap hasil  belajar  IPS  siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Godean
dibandingkan dengan menggunakan metode Jigsaw.
2. Keputusan
a. Hasil Uji-t Pretest
Sebelum  dilakukan  uji  hipotesis,  terlebih  dahulu  dilakukan uji  rata-rata  terhadap  nilai  pretest.  Uji  rata-rata  digunakan  untuk
mengetahui  apakah  kemampuan  awal  kedua  kelas  eksperimen berbeda atau tidak dari aspek hasil belajar IPS.
Setelah dilakukan analisis dengan uji-t independent sample t-test menggunakan bantuan program SPSS.
Tabel 11. Hasil Uji-t Pretest Data
t hitung t tabel
Df Sig. 2-
tailed Kesimpulan
Pretest ,068
2000 62
0,946 Tidak ada
perbedaan Berdasarkan  Tabel  11,  menunjukkan  bahwa  Hipotesis  nol
H diterima  dan  Hipotesis  Alternatif  H
a
ditolak,  sehingga dapat  dikatakan  tidak  ada perbedaan  yang signifikan antara hasil
belajar  IPS  siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Godean  sebelum diberi  perlakuan  metode  Student  Facilitator  and  Explaining
SFAE  dan  sebelum  diberi  perlakuan  metode  jigsaw. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa kelas eksperimen
1  SFAE  dan  kelas  eksperimen  2  Jigsaw  mempunyai kemampuan awal yang tidak berbeda dari aspek kemampuan hasil
belajar IPS. Tidak  adanya  perbedaan  signifikan  antara  hasil  belajar  IPS
dilihat dari perolehan uji hipotesis pretest yaitu t
hitung
t
tabel
,068 2,000  dan  dilhat  dari  signifikansi  pretest  yaitu  sig.  2-tailed
0,946    0,05.  Perhitungan  selengkapnya  dengan  menggunakan SPSS dapat dilihat pada Lampiran 24.
b. Hasil Uji-t Posttest
Uji-t  Posttest  digunakan  untuk  menjawab  hipotesis penelitian,  yaitu ada tidaknya perbedaan  yang signifikan terhadap
hasil belajar IPS antara kedua kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan.  Setelah  dilakukan  analisis  dengan  uji-t  independent
sample  t-test  menggunakan  bantuan  program  SPSS,  maka  hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Uji-t Posttest Data
t hitung t tabel
df Sig. 2-tailed
Kesimpulan Posttest
3,204 2,000
62 0,02
Ada Perbedaan
Berdasarkan  Tabel  12,  menunjukkan  bahwa  hipotesis  nol H
ditolak dan hipotesis alternatif H
a
diterima, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan  yang signifikan  antara  hasil belajar  IPS
siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Godean  yang  menggunakan metode  Student  Facilitator  and  Explaining  SFAE  dan  siswa
yang menggunakan metode jigsaw. Perbedaan  hasil  belajar  IPS  dilihat  dari  perolehan  uji
hipotesis  posttest  yaitu  t
hitung
t
tabel
3,204    2,000  dan  dilihat dari signifikansi posttest   yaitu sig. 2-tailed 0,002  0,05. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24. c.
Efektivitas  Metode  Student  Facilitator  and  Explaining  terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS
Pada  hasil  pengujian  hipotesis  I  diperoleh  perbedaan  yang signifikan  terhadap  hasil  belajar  IPS  siswa  kelas  VIII  yang
menggunakan metode Student Facilitator and Explaining SFAE dengan siswa yang menggunakan metode Jigsaw. Oleh karena itu,
perlu dihitung besarnya ukuran efek untuk menjawab hipotesis II yaitu  mengenai  efektivitas  penerapan  metode  Student  Facilitator
and  Explaining  SFAE  terhadap  hasil  belajar  IPS  dibandingkan dengan menggunakan metode Jigsaw.
Besarnya  efek  metode  Student  Facilitator  and  Explaining SFAE  dalam  memberikan  pengaruh  terhadap  hasil  belajar  IPS
siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Godean,  dapat  dilihat  pada  hasil perhitungan berikut ini :
� =
���  �� �� � �   −���  �� �� � � S an a  D via i  SD
� =
, − , ,
=
, ,
� = 0,836 Berdasarkan  hasil  perhitungan  ukuran  efek,  diperoleh  nilai
d  =  0,836.  Sesuai  dengan  kriteria  ukuran  efek  menurut  Cohen, nilai d sebesar 0,836 termasuk pada kategori efek besar, karena d
0,8  atau  0,836    0,8.  Dari  hasil  tersebut,  dapat  dinyatakan bahwa  metode  Student  Facilitator  and  Explaining  memberikan
efek  besar  terhadap  hasil  belajar  IPS  siswa.  Jadi,  dapat disimpulkan  bahwa  metode  Student  Facilitator  and  Explaining
efektif  terhadap  hasil  belajar  IPS  siswa  dibandingkan  dengan metode  Jigsaw  pada  pembelajaran  IPS  kelas  VIII  SMP  Negeri  2
Godean Tahun Ajaran 20152016.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  ada  tidaknya  perbedaan yang signifikan hasil belajar  IPS siswa kelas VIII SMP  Negeri 2  Godean