Metode  pembelajaran  kooperatif  atau cooperative  learning yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran diantaranya metode Student
Facilitator and Explaining dan metode Jigsaw. Metode Student Facilitator and  Explaining merupakan  salah  satu  tipe  dari model  pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Suprijono 2009:
129,  menyatakan  bahwa  metode Student  Facilitator  and  Explaining mempunyai  arti  metode  yang  menjadikan  siswa  dapat  membuat  peta
konsep  maupun  bagan  untuk  meningkatkan  kreatifitas  siswa  dan  prestasi belajar siswa.
Jigsaw merupakan  suatu  metode yang  dikembangkan  oleh  Slavin, di dalam metode Jigsaw ada hubungan saling ketergantungan positif antar
siswa,  ada  tanggung  jawab  perseorangan,  serta  ada  komunikasi  antar anggota  kelompok. Komunikasi  yang  terjadi  di  dalam  kelompok
diharapkan mampu membuat anggota kelompok mengerti dan memahami materi  yang  didiskusikan  bersama.  Penggunaan  metode Jigsaw bertujuan
untuk membuat peserta  didik aktif di dalam kelas dan tidak mudah jenuh dalam  menerima  pelajaran,  karena adanya  interaksi  sosial  antara  peserta
didik dengan bekerjasama dalam kelompok. Perbedaan  antara metode Student  Facilitator  and  Explaining
dengan metode Jigsaw yaitu terletak pada penyampaian ide atau pendapat setelah  siswa  melakukan  diskusi  kelompok. Setelah  melakukan  diskusi
kelompok, salah satu anggota kelompok menjelaskan atau menyampaikan
materi  pelajaran  di  depan  kelas  sebagai  “penjelas  atau  fasilitator”  pada metode Student  Facilitator  and  Explaining.  Pada metode Jigsaw,  siswa
hanya menyampaikan ide atau pendapat di dalam diskusi kelompok. Setiap  metode  pembelajaran  tentu  mempunyai  kelebihan  dan
kekurangan  masing-masing.  Begitu  pula  dengan  metode Student
Facilitator  and  Explaining dan  metode
Jigsaw.  Kedua  metode pembelajaran  tersebut  tentu  dapat memberikan  pengaruh  yang  berbeda
terhadap  hasil  belajar  IPS,  khususnya  pada  kelas  VIII  di  SMP  Negeri  2 Godean. Perbedaan  hasil  belajar  tersebut,  nantinya  akan  menunjukkan
metode  mana  yang  lebih  efektif  digunakan  dalam  pembelajaran  IPS  pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Godean.
Berdasarkan  uraian  diatas, untuk  mengetahui  perbedaan  hasil belajar serta  efektivitas penggunaan metode Student  Facilitator  and
Explaining dan Jigsaw pada  pembelajaran  IPS siswa  kelas  VIII  di  SMP Negeri  2  Godean,  peneliti  tertarik  melakukan  penelitian  yang  berjudul
”Efektivitas  Penerapan  Metode Student  Facilitator  and  Explaining dan Jigsaw terhadap  Hasil  Belajar  IPS  Siswa  Kelas  VIII  SMP  Negeri  2
Godean”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berdasarkan judul yang diajukan yaitu : 1. Banyak  guru  yang  belum  memanfaatkan  metode  pembelajaran  yang
variatif dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga menyebabkan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Kurangnya  keterlibatan  siswa  dalam  proses  pembelajaran  membuat hasil belajar yang dicapai siswa kurang optimal.
4. Belum diketahuinya perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VIII  yang menggunakan metode Student Facilitator and Explaining dan Jigsaw di
SMP Negeri 2 Godean. 5. Belum  diketahuinya  efektivitas  penerapan  metode Student  Facilitator
and Explaining dan Jigsaw terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Godean.
C. Batasan Masalah
Dari  identifikasi  masalah  yang  telah  dipaparkan,  maka  masalah dibatasi yaitu:
1. Belum diketahuinya perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VIII  yang menggunakan metode Student Facilitator and Explaining dan Jigsaw di
SMP Negeri 2 Godean. 2. Belum  diketahuinya  efektivitas  penerapan  metode Student  Facilitator
and Explaining dan Jigsaw terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Godean.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan  batasan  masalah  di  atas, maka  dapat  dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah  perbedaan  yang  signifikan  hasil  belajar  IPS  siswa  kelas  VIII SMP  Negeri  2  Godean  yang  menggunakan  metode  pembelajaran
Student Facilitator and Explaining dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw?
2. Bagaimana efektivitas  penggunaan  metode  pembelajaran Student Facilitator and Explaining dibandingkan dengan metode pembelajaran
Jigsaw terhadap hasil  belajar  siswa  pada  pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Godean?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk  mengetahui perbedaan  yang  signifikan  hasil  belajar  IPS  siswa
kelas  VIII  SMP  Negeri  2  Godean  yang  menggunakan  metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dibandingkan dengan
menggunakan metode pembelajaran Jigsaw. 2. Untuk  mengetahui efektivitas  penggunaan  metode  pembelajaran
Student Facilitator and  Explaining dibandingkan  dengan  metode pembelajaran Jigsaw terhadap  hasil  belajar  siswa  pada  pembelajaran
IPS di SMP Negeri 2 Godean.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis
Secara  teoretis,  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan gambaran tentang efektivitas penerapan metode Student Facilitator and
Explaining dan metode Jigsaw terhadap hasil belajar IPS siswa SMP. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi  sekolah, penelitian  ini dapat  digunakan  untuk  meningkatkan proses  belajar  mengajar  di  sekolah  serta  menciptakan peserta  didik
yang berkualitas. b. Bagi  guru, penelitian  ini  dapat  dijadikan  referensi  dan  tambahan
pengetahuan  tentang penggunaan
metode  pembelajaran yang
kooperatif dan  variatif, khususnya  untuk  meningkatkan  kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran IPS.
c. Bagi  siswa,  penelitian  ini  dapat  digunakan untuk  membantu  proses belajar mengajar, meningkatkan keaktifan dan kratifitas siswa, serta
meningkatkan kompetensi pembelajaran IPS.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Efektivitas Efektivitas  secara  umum  menunjukkan  seberapa  jauh  tercapainya
suatu  tujuan  yang  telah  ditetapkan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pengertian efektivitas  menurut Uno  dan Mohamad  2011:  29  yang  menjelaskan
bahwa  efektivitas  ditujukan  untuk  menjawab  pertanyaan  seberapa  jauh tujuan  pembelajaran  yang  telah  dicapai  oleh  peserta  didik.  Untuk
mengukur suatu efektivitas dari suatu tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan  menentukan  seberapa  jauh  konsep-konsep  yang  telah  dipelajari
dapat  dipindahkan  transferabilitas  ke  dalam  mata  pelajaran  selanjutnya atau penerapan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Saefuddin dan
Berdiati 2014:
34 berpendapat
bahwa pembelajaran  dikatakan  efektif  apabila  tujuan  pembelajaran  yang  telah
dirumuskan  berhasil  guna  diterapkan  dalam  pembelajaran.  Pembelajaran efektif  dapat  tercapai  jika  mampu  memberikan  pengalaman  baru,
membentuk  kompetensi  peserta  didik  dan  menghantarkan  mereka  ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Daryanto  dan Tasrial  2012:  112  mengemukakan
bahwa efektivitas  pembelajaran  dapat  dicapai  dengan  pembelajaran  yang  aktif,
kreatif,  dan  menyenangkan  sehingga  dapat  meningkatkan  kualitas  hasil belajar  peserta  didik. Pembelajaran  dikatakan  efektif  jika  mampu