70 menggunakan trianggulasi teknik. Trianggulasi teknik digunakan untuk
menguji kredibilitas data dengan teknik yang berbeda.
K. Indikator Keberhasilan Penelitian
Kriteria keberhasilan tindakan adalah apabila setelah penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray TS-TS terjadi peningkatan
Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 20162017 dalam pembelajaran mengenai jenis-
jenis produk dalam pasar modal dari siklus I ke siklus II. a. Peningkatan Motivasi Belajar Ekonomi
Peningkatan motivasi belajar dihitung dengan mempersentasikan skor motivasi belajar siswa pada setiap aspek yang diamati. Skor inilah
yang mencerminkan kondisi motivasi belajar ekonomi siswa setelah adanya penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray TS-TS.
Tindakan ini dinyatakan berhasil apabila persentase setiap aspek yang diamati telah berada pada kategori sedang M
– 1.SD ≤ X M + 1.SD atau tinggi M
+ 1.SD ≤ X. b. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi
Peningkatan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa pada aspek kognitif Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah dikatakan berhasil apabila
setidaknya 75 dari jumlah siswa telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah ditentukan, yaitu 77. Hasil
belajar aspek kognitif pada Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dikatakan berhasil apabila setidaknya 75 dari jumlah siswa telah berada
71 pada kategori sedang M
– 1.SD ≤ X M + 1.SD atau tinggi M + 1.SD ≤ X. Peningkatan hasil belajar aspek afektif dikatakan berhasil apabila
setidaknya 75 dari jumlah siswa telah berada pada kategori sedang M –
1.SD ≤ X M + 1.SD atau tinggi M + 1.SD ≤ X.
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Depok SMA N 1 Depok pada awal berdirinya bernama SMA N 2 Sleman.
Seiring dengan meningkatnya jumlah lulusan SMP di Kota Yogyakarta sedangkan daya tampung SMA sangat terbatas, pemerintah dalam hal ini
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bermaksud membangun satu unit gedung baru SMA
negeri di Kota Yogyakarta dengan nama SMA 7 Yogyakarta. Tetapi karena sulitnya mendapatkan fasilitas tanah di Kota Yogyakarta, kemudian rencana
tersebut dialihkan ke luar Kota Yogyakarta dan didapatkan lokasi yang ideal, yaitu di Babarsari Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman. Berdasarkan SK Mendikbud RI No. 047801977, sekolah yang
direncanakan tersebut ditetapkan dengan nama SMA N 2 Sleman. Dengan adanya SK tersebut Kakanwil Depdikbud Prop DIY menunjuk kepala SMA
6 Yogyakarta, yaitu Bapak Drs. Boedihardjo sebagai perintis SMA baru tersebut. SMA N 2 Sleman mulai menerima pendaftaran siswa baru pada
bulan Januari 1977 dengan jumlah 81 siswa yang terdiri atas 2 kelas sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Bapak Drs. GBPH Poeger selaku Kakanwil
Depdikbud Prop DIY pada masa itu.