38
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Two Stay Two Stray TS-TS
Sebagai sebuah metode pembelajaran, metode Two Stay Two Stray TS-TS tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan
dari metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TS-TS adalah sebagai berikut:
1 Dapat diterapkan pada semua kelas tingkatan 2 Kecenderungan belajar peserta didik menjadi lebih bermakna
3 Lebih berorientasi pada keaktifan. 4 Peserta didik diharapkan berani mengungkapkan pendapatnya.
5 Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa. 6 Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
7 Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray TS-TS ini adalah : 1 Membutuhkan waktu yang lama.
2 Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok. 3 Membutuhkan banyak persiapan bagi guru materi, dana dan tenaga.
4 Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas Eko Budi Santoso dalam Ali Akbar Yulianto: 2014.
Untuk mengatasi kekurangan metode pembelajaran Two Stay Two Stray TS-TS, maka sebelum pembelajaran perlu melakukan persiapan
yang lebih matang. Sebelum pembelajaran guru harus membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen berdasarkan kemampuan
39 akademis peserta didik. Setiap kelompok terdiri atas satu orang yang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang yang memiliki kemampuan akademik sedang, dan satu orang yang memiliki kemampuan akademis
yang rendah. Pembentukan kelompok secara heterogen tersebut bertujuan agar antar anggota kelompok dapat saling membelajarkan, terutama
peserta didik yang berkemampuan akademis tinggi dapat membelajarkan peserta didik yang berkemampuan akademis sedang dan rendah dalam
kelompoknya.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dalam Skripsi yang dilakukan oleh Okta Kusuma Dewi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS
untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA N 2 Wonosari” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata
motivasi belajar ekonomi sebesar 6,49, dari skor rata-rata motivasi belajar ekonomi siklus I sebesar 77,56 menjadi sebesar 84,05 dari skor rata-rata
motivasi belajar ekonomi siklus II. Prestasi belajar ekonomi juga meningkat dari siklus I dengan rata-rata sebesar 84,37 menjadi 90 pada siklus II, dan
ketuntasan belajar juga meningkat dari siklus I sebesar 81,25 menjadi 100 pada siklus II. Penelitian Okta dengan penelitian ini memiliki
kesamaan yaitu menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dan mengunakan variabel yang sama, yaitu motivasi belajar.