39 akademis peserta didik. Setiap kelompok terdiri atas satu orang yang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang yang memiliki kemampuan akademik sedang, dan satu orang yang memiliki kemampuan akademis
yang rendah. Pembentukan kelompok secara heterogen tersebut bertujuan agar antar anggota kelompok dapat saling membelajarkan, terutama
peserta didik yang berkemampuan akademis tinggi dapat membelajarkan peserta didik yang berkemampuan akademis sedang dan rendah dalam
kelompoknya.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dalam Skripsi yang dilakukan oleh Okta Kusuma Dewi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS
untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA N 2 Wonosari” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata
motivasi belajar ekonomi sebesar 6,49, dari skor rata-rata motivasi belajar ekonomi siklus I sebesar 77,56 menjadi sebesar 84,05 dari skor rata-rata
motivasi belajar ekonomi siklus II. Prestasi belajar ekonomi juga meningkat dari siklus I dengan rata-rata sebesar 84,37 menjadi 90 pada siklus II, dan
ketuntasan belajar juga meningkat dari siklus I sebesar 81,25 menjadi 100 pada siklus II. Penelitian Okta dengan penelitian ini memiliki
kesamaan yaitu menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dan mengunakan variabel yang sama, yaitu motivasi belajar.
40 Perbedaannya terletak pada penggunaan variabel penelitian yaitu pada
penelitian Okta menggunakan variabel prestasi belajar sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel hasil belajar yang meliputi hasil belajar
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta diteliti pula kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Penelitian dalam Tessis yang dilakukan oleh Kardi Manik yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif Two Stay Two Stray Berbantu Multimedia
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Di SMP Negeri 1 Sidamanik Sumatera Utara” menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan multimedia dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa: pada kondisi
awal siswa yang aktif hanya 55,56, pada siklus I meningkat menjadi 59,10, dan pada siklus II menjadi 85,50. Hasil belajar siswa juga
meningkat: dari kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa 68,61 meningkat pada siklus I menjadi 71,94 dan pada siklus II menjadi 82,10. Dengan
demikian ketuntasan klasikal meningkat dari kondisi awal 58,33, pada siklus I menjadi 77,78, dan pada siklus II menjadi 100. Penelitian Kardi
Malik dan Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan dampaknya terhadap hasil belajar
siswa. Perbedaan kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Kardi Malik menggunakan bantuan multimedia dalam pembelajaran,
sedangkan penelitian ini tidak menggunakan bantuan multimedia. Selain itu, penelitian Kardi Malik meneliti dampak pembelajaran terhadap aktivitas
41 belajar siswa, sedangkan penelitian ini meneliti dampak pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa. 3. Penelitian dalam Jurnal yang dilakukan oleh Dian Mayasari yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa” yang dilakukan di SMA N 1
Purwosari menunjukkan hasil bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan rata-rata nilai komunikasi matematis
siswa, yaitu 69,79 di akhir siklus I dan naik menjadi 79,63 di akhir siklus II. Selain itu, motivasi siswa juga mengalami peningkatan dengan adanya
pembelajaran menggunakan model Two Stay Two Stray. Persamaan penelitian Dian dengan penelitian ini adalah pada penggunaan model
pembelajaran Two Stay Two Stray dan variabel motivasi belajar. Namun kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan, penelitian Dian meneliti
dampak penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap komunikasi matematis siswa, sedangkan penelitian ini meneliti dampak
penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar siswa.
4. Penelitian dalam jurnal yang dilakukan oleh N. Ismawati dan N. Hindarto yang berju
dul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA” yang dilakukan di SMA N 1 Boja menunjukkan hasil bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan struktural TSTS pada pembelajaran Fisika dapat meningkatkan
42 hasil belajar kognitif siswa yaitu dengan nilai rata-rata kelas meningkat dari
75,75 di siklus I menjadi 84,5 di siklus II dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 88 pada siklus I menjadi 98 pada siklus II. Penerapan model
pembelajaran ini juga dapat meningkatkan afektif dan psikomotorik siswa yaitu mencapai 98 dan 93. Penelitian IsmawatiHindarto dengan
penelitian ini memiliki kesamaan, yaitu menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dan meneliti dampaknya terhadap hasil belajar siswa.
Namun kedua penelitian ini memiliki perbedaan dimana penelitian IsmawatiHindarto tidak meneliti dampak penerapan model pembelajaran
Two Stay Two Stray terhadap motivasi belajar siswa, sedangkan penelitian ini meneliti dampak penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray
terhadap motivasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir