42 hasil belajar kognitif siswa yaitu dengan nilai rata-rata kelas meningkat dari
75,75 di siklus I menjadi 84,5 di siklus II dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 88 pada siklus I menjadi 98 pada siklus II. Penerapan model
pembelajaran ini juga dapat meningkatkan afektif dan psikomotorik siswa yaitu mencapai 98 dan 93. Penelitian IsmawatiHindarto dengan
penelitian ini memiliki kesamaan, yaitu menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dan meneliti dampaknya terhadap hasil belajar siswa.
Namun kedua penelitian ini memiliki perbedaan dimana penelitian IsmawatiHindarto tidak meneliti dampak penerapan model pembelajaran
Two Stay Two Stray terhadap motivasi belajar siswa, sedangkan penelitian ini meneliti dampak penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray
terhadap motivasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan PPL, proses pembelajaran ekonomi kelas XI di SMA
Negeri 1 Depok seringkali masih menggunakan metode pembelajaran satu arah dan berpusat pada guru. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi memiliki
motivasi belajar yang rendah. Dengan motivasi belajar yang rendah maka hasil belajar yang didapatkan belum sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.
Melihat situasi yang demikian, perlu dilakukan usaha perbaikan dalam proses pembelajaran. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan penggunaan metode atau
strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
43 siswa. Sebagai alternatif, metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah
metode pembelajaran Two Stay Two Stray TS-TS. Metode pembelajaran Two Stay Two Stray TS-TS merupakan
strategi yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena strategi pembelajaran ini menuntut siswa untuk belajar di dalam sebuah kelompok kecil
yang heterogen untuk saling bertukar pendapat. Melalui penggunaan metode pembelajaran Two Stay Two Stray TS-TS dengan benar maka diharapkan
motivasi dan hasil belajar akan meningkat sehingga tujuan belajar akan semakin mudah dicapai. Untuk memberikan arahan dalam melaksanakan
penelitian tindakan ini, maka peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir Kondisi Awal
1. Pembelajaran ekonomi dengan menggunakan
metode ceramah 2. Rendahnya motivasi
belajar ekonomi siswa kelas XI IPS
3. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas XI
IPS Tindakan
Hasil
Penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two
Stray TS-TS sebanyak dua
siklus pelaksanaan 1. Meningkatnya
motivasi belajar ekonomi siswa
kelas XI IPS
2. Meningkatnya hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS
44
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Penerapan Metode pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dapat meningkatkan Motivasi Belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri
1 Depok Tahun Ajaran 20162017.
2. Penerapan Metode pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dapat meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Depok Tahun Ajaran 20162017.
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Class Room Action Research
. Menurut Wiriaatmadja 2005: 13 “penelitian tindakan kelas merupakan penelitian di mana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi
praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman me reka sendiri”.
Madya 2011: 11 berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi
tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan praktik secara inkremental dan berkelanjutan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti
mencoba menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian di mana sekelompok guru berkolaborasi untuk mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran guna mencapai perbaikan praktik secara inkremental dan berkelanjutan.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu bentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Model
penelitian ini terdiri atas empat tahap dalam satu putaran atau siklus yaitu: perencanaan
– tindakan dan observasi – refleksi. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat dilaksanakan tindakan
sekaligus dilaksanakan observasi. Peneliti saat melakukan tindakan juga harus dapat berperan sebagai observer yang mengamati perubahan perilaku siswa.
Hasil-hasil observasi kemudian direfleksikan untuk merencanakan tindakan