56
Nugroho 2005:57. Jadi pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastis, gejala multikolinieritas, dan gejala autokorelasi. Dalam model analisis regresi terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi agar model tersebut
merupakan yang terbaik dan tidak bias. Asumsi-asumsi tersebut adalah: 1.
Disturbance error atau variabel gangguan e
i
berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai X
i
, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. 2.
Tidak terdapat multikolinieritas, yaitu hubungan linier yang mendekati sempurna antara variabel bebas.
3. Varian dari e
i
adalah sama atau bersifat konstan, atau bersifat homokedastisitas. Dengan kata lain tidak terdapat heterokedastis.
Pengujian-pengujian yang dilakukan yaitu :
3.5.5.1. Uji Normalitas
“Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal”.Nugroho 2005:18. Uji kenormalan data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data dianalisis
dengan bantuan program SPSS Statistical Product and Service Solution. Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi probabilitas 0,05 maka
distribusi normal dan sebaliknya.
3.5.5.2. Uji Multikolinieritas
“Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
57
model”. Nugroho 2005:58. Jadi ini dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi apakah model
regresi linier mengalami Multikolinieritas dapat diperiksa menggunakan Variance Inflation Factor VIF untuk masing-masing variabel independen, yaitu jika nilai
Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance Tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas
VIF=1Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance =110=0,01. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
3.5.5.3. Uji Heteroskedastisitas
“Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut”. Nugroho 2005:62. Sehingga secara sederhana dapat disimpulkan uji
ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika terjadi kesamaan varians dinamakan homokedastisitas.
“Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedstisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut”.Nugroho 2005:62.
Untuk menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikansi korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya.
Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution. Jika nilai signifikan lebih besar dari
α 5 maka tidak terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari
α 5 maka terdapat heteroskedastisitas.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum SMK Widya Praja Ungaran
Sekolah Menengah Kejuruan SMK Widya Praja Ungaran merupakan salah satu sekolah swasta milik pihak yayasan Wiyata Widya Praja Ungaran yang
berdiri pada tanggal 1 Januari 1968 berlokasi di kelurahan Bandarjo, tepatnya di Jl. Jend. Gatot Subroto 63 Ungaran, kota Semarang, Jawa Tengah. Sekolah yang
memiliki luas tanah 12.460 m2 dan luas bangunan 4.659,48 m2 ini mendapatkan akreditasi A sejak tahun 2006 dengan status diakui. Saat ini SMK Widya Praja
Ungaran berada di bawah pimpinan Drs. H. Eko Sutanto sebagai kepala sekolah. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di SMK Widya Praja Ungaran antara lain
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha TU, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang peralatan olah raga, ruang Koperasi ”Bina Usaha”,
bank mini ”Widya Artha”, ruang OSIS, ruang UKS dan mushola, ruang dapur, ruang fotokopi dan lainnya tersedia lengkap. Jumlah Guru yang ada di SMK
Widya Praja Ungaran adalah sejumlah 32 tiga puluh dua guru. SMK Widya Praja Ungaran terletak di tengah pemukiman penduduk yang
jaraknya sekitar lima meter dengan sekolah. Sekolah ini membuka empat program keahlian, yaitu program keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Tata
Busana, dan Jasa Boga. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah