19
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Jadi dalam pengertian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan
yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahamannya.
Gamon 2001 dalam jurnalnya Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and Achievement menuliskan :
The students enjoyed the convenience and self-controlled learning pace and were motivated by competition and high expectations in web-based
learning. Motivation was the significant factor that explained more than one-fourth of student achievement. .....Motivasi merupakan faktor penting
yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi siswa. Pada kenyataannya motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa.
Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Seperti dikemukakan Lai 2005 dalam jurnalnya
Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study Strategies of HongKong Chinese Secondary Students menuliskan :
Research has pointed out that motivational orientations influence the study strategies students adopt and subsequently influence academic achievement.
While achievement goals emphasize the ways in which students think about themselves in learning, intrinsic motivation reflects students’ engagement in
learning for its own sake. Both have impact on learning strategy and achievement. Penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi strategi
mempengaruhi motivasi belajar siswa, mengadopsi dan kemudian mempengaruhi prestasi akademik....
2.4.2. Teori-teori Motivasi
Untuk memahami tentang motivasi, berikut beberapa teori tentang motivasi, antara lain seperti yang disajikan oleh Anni 2006:166 yaitu “teori behavioral,
kebutuhan manusia, disonansi, kepribadian, dan atribusi”. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
20
a. Teori Behavioral
Inti dari teori ini adalah bahwa motivasi merupakan produk dari penguatan. Siswa diperkuat untuk belajar seperti mendapat nilai terbaik dari guru akan
termotivasi untuk belajar, sebaliknya bagi siswa yang tidak mendapatkan penguatan dalam belajar maka siswa itu tidak akan termotivasi untuk belajar.
b. Teori Abraham H. Maslow Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1 Fisiologis
2 Keamanan, keselamatan dan perlindungan
3 Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki
4 Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
5 Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Menurut teori ini, jika seorang yang ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi orang lain
tersebut dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu. Sebagai contoh, siswa yang sangat lapar dan
sedang menghadapi lemah fisik, akan memiliki sedikit energi psikologis dalam belajar sehingga ia tidak mampu untuk berkreativitas dan beraktualisasi diri
dalam pengembangan prestasinya.
21
c. Teori Disonansi
Teori ini dikemukakan oleh Festinger yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang
sangat kuat. Siswa akan mengalami tekanan dan keidaknyamanan apabila keyakinan dan nilai yang dipegang berlawanan dengan perilaku yang tidak
konsisten. d.
Teori Kepribadian Dalam teori ini motivasi dapat diterapkan pada perilaku di berbagai situasi.
Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang stabiluntuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu.
e. Teori Atribusi
Asumsi utama teori atribusi adalah bahwa seseorang akan berupayamepertahankan citra diri yang positif. Oleh karena itu apabila terjadi
sesuatu yang baik maka anak itu akan mengatribusikannya pada usaha atau kemampuannya sendiri.
Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, Akhmad Sudrajat 2008 mengatakan bahwa “untuk memahami tentang motivasi kita akan bertemu
dengan teori harapan dan teori motivasi berprestasi”. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:
f.
Teori Harapan
Teori Victor H. Vroom ini menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan
dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran
22
tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya
akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik. g.
Teori Motivasi Berprestasi
Teori motivasi berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Teori
ini memiliki sebuah pandangan asumsi bahwa kebutuhan untuk berprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-
kebutuhan yang lainnya. Menurut teori yang diciptakan Mc Clelland ini, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai
keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi
. Esensi dari motivasi berprestasi adalah bahwa siswa yang
bermotivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai
keberhasilan dan cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas- tugas belajar di sekolah.
Tizzi Maharani 1996 dari segi kognisi dan konasi dapat dikemukakan ciri-ciri individu yang termotivasi menurut teori ini yaitu :
a. menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin
b. bekerja tidak atas dasar untung-untungan gambling;
c. berfikir dan berorientasi ke masa depan dengan berusaha mengantisipasi
hasil kerjanya secara logik; d.
lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya; e.
realistik menilai dirinya f.
menghargai hadiah yang diterimanya
23
g. cenderung berorientasi ke dalam inner orientation kendati cukup
tanggap terhadap stimulasi lingkungan h.
bersemangat, bekerja keras dan penuh pitalitas; i.
tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin;
j. tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya;
k. dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia
menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya;
l. lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang
untuk berkreasi, bukan yang monoton Jadi wajar jika ditemukan siswa-siswa yang berlainan intensitas dan cara
dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah.
2.4.3. Ciri-ciri motivasi belajar