16
2. Faktor eksternal siswa a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang juga
termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga juga teman- teman sepermainan di sekitar siswa.
b. Lingkungan nonsosial Beberapa yang ang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Pembangunan
gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas. Pabrik-pabrik yang didirikan di sekitar sekolah dapat
menimbulkan kebisingan di dalam kelas. 3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan dalam belajar dapat dipahami sebagai segala carametode, pola dan prosedur yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
proses belajar materi tertentu. Dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar.
2.3. Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi KKPI
Keterampilan Komputer dan pengelolaan Informasi KKPI merupakan salah satu pelajaran kelompok adaptif yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan.
17
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi KKPI sebagai salah satu mata pelajaran di SMK perlu diperkenalkan, dipraktikkan, dan dikuasai siswa
sedini mungkin sehingga siswa dapat beradaptasi dengan dunia kerja. Ruang lingkup mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi KKPI dimulai dari dasar-dasar teori, keterampilan komputer dasar sampai menengah sesuai dengan kebutuhan masing-masing jurusan yang ada.
Adapun materi pokok pelajaran KKPI di SMK adalah: 1.
Mengoperasikan komputer antara lain: a.
Menghubungkan seluruh komponen-komputer dengan kabel penghubung sehingga dapat dihidupkandinyalakan dan dapat berfungsi.
b. Membuka dan menutupmematikan program aplikasi pengolah kata,
pengolah angkabilangan, dan pembuat paparan 2.
Mengelola informasi antara lain: a.
Menetukan kebutuhan informasi b.
Mencari, mengelompokkan, mengklasifikasikan, menyimpan informasi c.
Mengambil kembali informasi tersebut d.
Mengemas menjadi informasi baru dalam bentuk tulisan e.
Menyusun menjadi bahan paparan f.
Memaparkan dan mempresentasikan informasi g.
Melakukan koneksi ke internet h.
Bekerja menggunakan internet untuk mencari, mengumpulkan dan merekam informasi.
18
2.4 Tinjauan tentang motivasi belajar 2.4.1. Pengertian Motivasi
Kata “motif “, diartikan sebagai suatu daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. “Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. Sardiman 2007:73.
Suryabrata dalam Djaali 2006: 101 mendefinisikan “motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”. Sedangkan menurut Gates dalam Djaali 2006: 101 mengemukakan,
Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi
juga merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan kebutuhan. Motivasi ini mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi
belajar, maka siswa akan mempunyai dorongan untuk belajar yang akan dimunculkan pada aktivitas belajarnya. Semangat belajar tersebut tentu membawa
perubahan positif terhadap penyesuaian tujuan atau sasaran belajarnya. Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri
manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardiman 2007:73 mengemukakan
bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
19
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Jadi dalam pengertian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan
yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahamannya.
Gamon 2001 dalam jurnalnya Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and Achievement menuliskan :
The students enjoyed the convenience and self-controlled learning pace and were motivated by competition and high expectations in web-based
learning. Motivation was the significant factor that explained more than one-fourth of student achievement. .....Motivasi merupakan faktor penting
yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi siswa. Pada kenyataannya motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa.
Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Seperti dikemukakan Lai 2005 dalam jurnalnya
Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study Strategies of HongKong Chinese Secondary Students menuliskan :
Research has pointed out that motivational orientations influence the study strategies students adopt and subsequently influence academic achievement.
While achievement goals emphasize the ways in which students think about themselves in learning, intrinsic motivation reflects students’ engagement in
learning for its own sake. Both have impact on learning strategy and achievement. Penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi strategi
mempengaruhi motivasi belajar siswa, mengadopsi dan kemudian mempengaruhi prestasi akademik....
2.4.2. Teori-teori Motivasi
Untuk memahami tentang motivasi, berikut beberapa teori tentang motivasi, antara lain seperti yang disajikan oleh Anni 2006:166 yaitu “teori behavioral,
kebutuhan manusia, disonansi, kepribadian, dan atribusi”. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
20
a. Teori Behavioral
Inti dari teori ini adalah bahwa motivasi merupakan produk dari penguatan. Siswa diperkuat untuk belajar seperti mendapat nilai terbaik dari guru akan
termotivasi untuk belajar, sebaliknya bagi siswa yang tidak mendapatkan penguatan dalam belajar maka siswa itu tidak akan termotivasi untuk belajar.
b. Teori Abraham H. Maslow Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1 Fisiologis
2 Keamanan, keselamatan dan perlindungan
3 Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki
4 Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
5 Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Menurut teori ini, jika seorang yang ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi orang lain
tersebut dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu. Sebagai contoh, siswa yang sangat lapar dan
sedang menghadapi lemah fisik, akan memiliki sedikit energi psikologis dalam belajar sehingga ia tidak mampu untuk berkreativitas dan beraktualisasi diri
dalam pengembangan prestasinya.
21
c. Teori Disonansi
Teori ini dikemukakan oleh Festinger yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang
sangat kuat. Siswa akan mengalami tekanan dan keidaknyamanan apabila keyakinan dan nilai yang dipegang berlawanan dengan perilaku yang tidak
konsisten. d.
Teori Kepribadian Dalam teori ini motivasi dapat diterapkan pada perilaku di berbagai situasi.
Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang stabiluntuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu.
e. Teori Atribusi
Asumsi utama teori atribusi adalah bahwa seseorang akan berupayamepertahankan citra diri yang positif. Oleh karena itu apabila terjadi
sesuatu yang baik maka anak itu akan mengatribusikannya pada usaha atau kemampuannya sendiri.
Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, Akhmad Sudrajat 2008 mengatakan bahwa “untuk memahami tentang motivasi kita akan bertemu
dengan teori harapan dan teori motivasi berprestasi”. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:
f.
Teori Harapan
Teori Victor H. Vroom ini menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan
dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran
22
tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya
akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik. g.
Teori Motivasi Berprestasi
Teori motivasi berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Teori
ini memiliki sebuah pandangan asumsi bahwa kebutuhan untuk berprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-
kebutuhan yang lainnya. Menurut teori yang diciptakan Mc Clelland ini, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai
keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi
. Esensi dari motivasi berprestasi adalah bahwa siswa yang
bermotivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai
keberhasilan dan cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas- tugas belajar di sekolah.
Tizzi Maharani 1996 dari segi kognisi dan konasi dapat dikemukakan ciri-ciri individu yang termotivasi menurut teori ini yaitu :
a. menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin
b. bekerja tidak atas dasar untung-untungan gambling;
c. berfikir dan berorientasi ke masa depan dengan berusaha mengantisipasi
hasil kerjanya secara logik; d.
lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya; e.
realistik menilai dirinya f.
menghargai hadiah yang diterimanya
23
g. cenderung berorientasi ke dalam inner orientation kendati cukup
tanggap terhadap stimulasi lingkungan h.
bersemangat, bekerja keras dan penuh pitalitas; i.
tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin;
j. tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya;
k. dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia
menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya;
l. lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang
untuk berkreasi, bukan yang monoton Jadi wajar jika ditemukan siswa-siswa yang berlainan intensitas dan cara
dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah.
2.4.3. Ciri-ciri motivasi belajar
Menurut Sardiman 2007:83 bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. 2.
Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. 3.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah minat untuk sukses.
4. Lebih senang bekerja sendiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif 7.
Dapat mempertahankan pendapatnyakalau sudah yakin akan sesuatu 8.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 9.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai. Apabila pada saat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
kemudian ia berusaha keras dengan sungguh-sungguh dan antusias agar dapat
24
berhasil menguasai materi dan menyelasikan pekerjaannya, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut telah memiliki motivasi dalam belajar.
2. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa.
Seringkali siswa dihadapkan dengan berbagai masalah dari hal-hal yang dipelajarinya akibat kurang dapat mencerna dengan baik materi pelajaran yang
ada. Hal ini tentu akan membebani siswa apalagi dengan ditentukannya standar kompetensi yang harus dipenuhi. Bagi siswa yang termotivasi, hal ini bukan
menjadi penghalang keberhasilannya, karena setelah ia menyadari kemampuannya, ia akan semakin tertantang dan terus percaya diri mempelajari
setiap titik kesulitan yang perlu ia sempurnakan. 3.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah minat untuk sukses. Manusia secara alami mempunyai ketertarikan terhadap sesuatu hal. Namun,
dalam proses belajar mengajar yang termotivasi adalah apabila siswa sebagai individu yang mempelajari berbagai ilmu pengetahuan tertarik tidak hanya pada
satu aspek pengetahuan melainkan juga terhadap banyak aspek atau masalah yang kompleks yang tidak lain untuk menunjang pengembangan wawasannya.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
Memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain mengindikasikan bahwa seseorang tersebut telah
memiliki semangat dalam mengerjakan sesuatu. 5.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Siswa yang belajar dengan baik dan termotivasi tidak akan terjebak dalam
sesuatu yang rutinis dan mekanis.
25
6. Dapat mempertahankan pendapatnyakalau sudah yakin akan sesuatu
Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya kalau ia sudah yakin dan dipandangnya secara rasional.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
Ketika sesuatu telah diyakini oleh siswa, maka bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat, ia akan memegang teguh apa yang diyakininya.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Siswa harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.
2.4.4. Bentuk-bentuk motivasi
Sardiman 2007:92-96 mengemukakan, Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
di sekolah, yaitu : 1
Memberi angka 2
Hadiah 3 Saingan atau kompetisi
4 Ego-involvement 5 Memberi ulangan
6 Mengetahui hasil 7 Pujian
8 Hukuman 9 Hasrat untuk belajar
10 Minat 11 Tujuan yang diakui
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1 Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa
dikejar siswa adalah nilai ulangan nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
26
2 Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang
yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut. 3
Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.
4 Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5 Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. Ulangan berfugsi untuk
mengevaluasi atau mengukur tingkat pencapaian belajar siswa. 6
Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi siswa untuk terus belajar.
27
7 Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan
dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8
Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. 9
Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.
10 Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat
motivasi yang pokok. 11
Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah
untuk terus belajar.
28
2.4.5. Jenis motivasi belajar
Menurut Sardiman 2007:89-90 “ada berbagai jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Penjelasan jenis-jenis motivasi
tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang ada dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan bersumber dari pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan
untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri. Misalnya adalah siswa
belajar dengan membaca-baca buku, mempraktekkan ilmu, bertanya-tanya kepada orang-orang yang dianggapnya mengerti, karena memang betul-betul
ingin mendapatkan pengetahuan, nilai, dan keterampilan ,tidak untuk tujuan lain. Berkaitan dengan ini dalam jurnalnya, Lai 2005 menyebutkan :
Intrinsic motivation is often reflected in students’taking initiative in engaging in learning activities rather than being pushed along by the
teachers.Much research findings have pointed out the importance of intrinsic motivation in academic setting..Motivasi intrinsik sering
tercermin dalam siswa mengambil inisiatif dalam melakukan kegiatan belajar bukannya didorong oleh guru-guru.Banyak hasil penelitian telah
menunjukkan pentingnya motivasi intrinsik dalam pengaturan akademik.....
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang muncul karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik di dalam aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Sebagai contoh seorang siswa belajar semalaman
29
karena akan ada ujian pada pagi harinya dengan harapan mendapat hadiah dari orang tuanya dan dipuji hasilnya oleh teman-temannya.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah :
1 Tekun menghadapi tugas
2 Tidak mudah putus asa
3 Suka bekerja keras dan mandiri
4 Senang memecahkan masalah
2.5. Tinjauan tentang metode belajar
2.5.1. Pengertian Metode Belajar
Slameto 2003:82 mengemukakan bahwa, Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi
kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri.
Jadi metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui dalam rangka mencapai tujuan dalam belajar, yakni berupa pendekatan-pendekatan yang
berkesinambungan bersifat rutin dan kontinu untuk meraih prestasi belajar yang optimal serta efektif dan efisien. “Kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar
antara lain yaitu : 1 Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, 2 Membaca dan membuat catatan 3 Mengulangi bahan pelajaran 4 Konsentrasi 5
Mengerjakan tugas”. Slameto 2003:82 Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
30
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
Seorang siswa perlu merencanakan dan mendesain skenario belajar yang akan dilaksanakan dengan mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya
dengan teraturdisiplin. Hal yang mutlak dilakukan agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Cara yang dapat ditempuh untuk membuat jadwal
yang baik adalah sebagai berikut: a
Memperhitungkan waktu-waktu yang tersedia setiap hari dan menentukan waktu setiap hari dari mulai bangun tidr hingga tidur kembali untuk
keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain b
Menetapkan urutan-urutan yang harus dipelajari sesuai jenis-jenis mata pelajarannya
c Memanfaatkan waktu-waktu luang mana yang dapat dipergunakan untuk
belajar dengan hasil terbaik dan tak perlu ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar
Cara lain untuk membuat jadwal adalah dengan membuat daftar aktivitas pada setiap harinya dan merincinya sebagai berikut :
Jika dalam sehari ada 24 jam, maka 24 jam ini digunakan untuk : Tidur :
±8 jam
Makan, mandi, olahraga : ±3 jam
Urusan pribadi dan lain-lain : ±3 jam
Sisanya untuik belajar : ±10 jam
Apabila waktu siswa belajar di sekolah kurang lebih 7 jam, sisanya 3 jam digunakan untuk belajar di rumah dengan maksimal.
31
2. Membaca dan membuat catatan merekam kata dengan tulisan
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan
bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang
terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri. Jadi biasakanlah untuk mencatat hal-hal yang penting, dan bukan memfotokopi dari teman.
Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 atau Survey meninjau, Question mengajukan
pertanyaan, Read membaca, Recite menghafal, Write menulis dan Review mengingat kembali.. Dalam membuat catatan sebaiknya tudak semua yang
dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibacadipelajari.
3. Mengulangi bahan pelajaran
Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca. Mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari merupakan cara yang dapat
ditempuh dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang
sudah pernah dibuatnya, dengan harapan agar yang dipelajari tetap tertanam di dalam pikiran.
4. Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dinamakan konsentrasi. Dalam belajar
32
konsentrasi pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
5. Mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tesulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuatmengerjakan latihan-latihan
yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Agar siswa berhasil dalam belajanya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tesulangan harian, ulangan umum dan ujian.
2.5.2. Cara belajar yang efektif
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin
dicapai. Nasution 2000:50-57 mengemukakan mengenai beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan tentang cara-cara belajar yang baik sebagai berikut :
a. Keadaan jasmani
b. Keadaan emosional dan sosial
c. Memulai pelajaran
d. Membagi pekerjaan
e. Adakan kontrol
f. Pupuk sikap yang optimis
g. Waktu bekerja
h. Buatlah suatu rencana kerja
i. Menggunakan waktu
j. Belajar keras tidak merusak
k. Cara mempelajari buku
l. Mempertinggi kecepatan membaca
m. Jangan membaca belaka
n. Cegah “cramming”
o. Membuat catatan
33
Berikut adalah ulasan mengenai beberapa di antara hal yang penting untuk diperhatikan dalam cara-cara belajar yang telah disebutkan di atas yang relevan
dengan mata pelajaran KKPI: 1.
Memulai pelajaran Pada waktu permulaan pelajaran sering dirasakan kelambanan,
keengganan bekerja. Kalau perasaan itu kuat, pelajaran sering diundur- undurkan, malahan ditunda. Kelambanan itu dapat kita atasi dengan suatu
perintah kepada diri kita sendiri untuk memulai pekerjaan itu tepat pada waktunya.
2. Membagi pekerjaan
Dengan semboyan “devide et impera” “bagi dan kuasai” kita dapat menyelesaikan pekerjaan yang banyak, yakni dengan membagi pekerjaan
dalam bagian-bagian yang dapat diselesaikan. 3.
Adakan kontrol Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai.
Hasil baik menggembirakan. Kalau hasilnya kurang baik, akan nyata kekurangan-kekurangan yang memerlukan latihan khusus.
4. Pupuk sikap yang optimis
Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan meningkat dank arena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan
sesempurna mungkin. 5.
Buatlah suatu rencana kerja
34
Rencana kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga pelajaran benar- benar mungkin kita selesaikan. Lebih baik kita tentukan waktu yang agak
banyak untuk sesuatu tugas daripada menetapkan waktu yang terlampau sempit, sehingga besar kemungkinan kita akan mengalami kegagalan dalam
menyelesaikannya. 6.
Menggunakan waktu Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga,
melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti
diburu-buru oleh waktu, melainkan bekerja tenang, teliti, dan penuh konsentrasi. 7.
Belajar keras tidak merusak Belajar yang merusak adalah menggunakan waktu tidur untuk belajar.
Mengurangi waktu istirahat akhirnya akan merusak badan. Belajar sungguh- sungguh selama 2-4 jam sehari dengan teratur sudah cukup untuk member
ihasil yang memuaskan. 8.
Jangan membaca belaka Membaca bukanlah sekedar mengetahui kata-katanya, akan tetapi
mengikuti jalan pikiran si pengarang. Setelah kita baca satu bagian, kita harus dapat mengatakannya kembali dengan kata-kata sendiri sambil merenungkan
isinya secara kritis dan membandingkannya dengan apa yang telah kita ketahui. 9.
Cegah “cramming” Kesalahan yang banyak dibuat para pelajar ialah menumpuk pelajaran
sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan atau ujian sudah mendekat,
35
sehingga mereka diburu-buru waktu. Inilah yang disebut “cramming” yaitu “kekejangan” seperti yang dialami perenang yang terlampau letih. Hal ini harus
segera dihindari karena sangat tidak efektif karena otak bukan lah mesin yang bisa diforsir dengan beban kerja yang berlebihan.
10. Membuat catatan
Membuat catatan memerlukan pemikiran, jadi tidak sama dengan menyalin. Catatan itu harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi
gambaran tentang garis-garis besar daripada pelajaran itu. Gunanya adalah untuk membantu kita mengingat pelajaran.
2.6. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian ini antara lain ialah sebagai berikut :
1. Penelitian Novita Rusliana 2008 mengenai lingkungan keluarga dan cara
belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas II program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan, diambil kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Sumbangan lingkungan keluarga
dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI masing-masing sebesar 35,8 dan 20. Secara simultan pengaruh lingkungan keluarga dan cara
belajar terhadap prestasi belajar KKPI sebesar 56,2 . 2.
Penelitian Zulfatun Nisak. 2009 mengenai Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi SMK
Negeri 2 Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kebiasaan
36
belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil analisis dari variabel kebiasaan belajar dengan hasil uji t sebesar
4,340 dengan taraf signifikasi 0,000 yang lebih kecil dari pada t sig = 0,05 dan dari hasil analisis variabel motivasi belajar dengan hasil uji t sebesar 3,825
dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada t sig =0,05. Kemudian diketahui secara simultan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi
belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dengan uji F sebesar 15,735.
3. Penelitian Chadhirun Asnif Fadhlun Nisa 2009 mengenai Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh secara
parsial motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA ISLAM Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS yang
berjumlah 208 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi siswa kelas XI SMA
ISLAM Malang, hal itu dapat diketahui dari nilai t hitung 19,117. 4.
Penelitian Nopitahari 2009 tentang pengaruh kompetensi guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran peralatan kantor kelas X
jurusan administrasi perkantoran SMK Antonius Semarang. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan kompetensi guru dan motivasi belajar
berpengaruh sebesar 37,30 terhadap prestasi belajar. Secara parsial, pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar sebesar 9,36 dan motivasi belajar
memberikan konstribusi sebesar 23,23.
37
2.7. Kerangka Berpikir