Bagan Pancang Nelayan Zona Laut

berarti mengurangi pendapatan mereka. Kemiskinan prasarana juga dapat mengakibatkan keluarga yang berada pada garis kemiskinan bisa merosot ke dalam kelompok keluarga miskin. Secara alami ada interaksi yang sangat kuat antara ketersediaan sumber daya ikan, jumlah, perilaku, dan kapasitas nelayan serta ekonomi dari hasil usaha penangkapan. Oleh karena itu, kemiskinan nelayan harus dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki komponen saling berinteraksi. Seringkali nelayan dihadapkan pada sistem tata niaga yang tidak berpihak bahkan sangat merugikan nelayan. Pada saat akan membeli faktor produksi nelayan dihadapkan pada harga yang sangat tinggi, sementara pada saat akan menjual hasil tangkapan, nelayan dihadapkan pada harga jual yang sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh panjang dan masih sangat berperannya para pedagang perantara.

2.6 Bagan Pancang Nelayan

Nelayan sebagai suatu entitas masyarakat pantai yang memiliki struktur dan tatanan sosial yang khas, yaitu suatu komunitas yang kelangsungan hidupnya bergantung pada perikanan sebagai dasar ekonomi based economic agar tetap bertahan hidup survival Sitorus, 2005:1. Fokus penelitian yang dilakukan adalah di Kelurahan Sibolga Ilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga. Dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di daerah ini, terdapat banyak nelayan yang menggunakan sistem penangkapan ikan dengan bagan pancang. Bagan pancang adalah sejenis alat penangkapan ikan berupa tambak ikan atau jermal yang berukuran 8x8 meter atau 10x12 meter yang sebagian besar menggunakan bambu atau kayu sebagai Universitas Sumatera Utara penahan dan pembentuk. Sebagai pelengkapnya, nelayan menggunakan jaring yang dipasang di sekelilingnya, dengan demikian nelayan lebih mudah dalam menjaring ikan. Nelayan yang menggunakan bagan pancang dalam menangkap ikan ini bertujuan untuk dapat menghasilkan tambahan tangkapan ikan selain menangkap ikan dengan menjala ikan seperti biasanya. Gambar 2.6 Bagan Pancang Nelayan Pemakaian alat ini dapat dilakukan di perairan yang agak dalam, sebab alat ini tidak dapat dipindah-pindahkan, oleh sebab itu nelayan harus menggunakan perahu untuk melihat hasil tangkapannya. Bagan pancang lebih efektif digunakan pada saat bulan gelap, sebab pada saat itu ikan-ikan akan tertarik dengan cahaya lampu petromaks sehingga mendekati bagan dan berkumpul di bagian bawah bagan. Hasil tangkapan dari alat ini adalah ikan Teri, ikan Kembung, ikan Tamban, ikan Selar, ikan Ciu, ikan Kepetek dan sebagainya. Tiang pancang pada bagan pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu nibung atau bambu, yang digunakan untuk meneruskan mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang Universitas Sumatera Utara lebih rendah di dalam massa tanah. Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung bearing capacity yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya. Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah pada kedalaman 8 m. Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya super struktur ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring battle pile untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya. Tiang Pancang umumnya digunakan: 1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum atau lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat. 2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki bagan pancang terhadap guling. Universitas Sumatera Utara 3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini kemudian dapat ditarik keluar. 4. Mengontrol lendutan atau penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. 5. Membuat tanah dibawah pondasi menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut. 6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial. 7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal dan tekuk maupun beban lateral.

2.7 Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah