perbedaan status sosial yang mengarah pada perbedaan kelas diantara kedua kelornpok. Ketertindasan yang disebabkan oleh eksploitasi
besar-besaran oleh nelayan modern terhadap sumber daya laut yang mengakibatkan konflik pada masyarakat nelayan muncul. Keadaan ini
membuat pertentangan muncul kembali dan konflik diantara keduanya berkembang menjadi wujud permusuhan, seperti pembakaran pukat
yang dilakukan nelayan tradisional. Namun untuk nelayan bagan pancang di Kelurahan Sibolga Ilir
tidak mengalami konflik seperti di atas. Hanya saja nelayan bagan pancang terkadang berebut lahan untuk mendirikan bagan pancang
yang baru apabila bagan pancang sebelumnya tidak dapat digunakan kembali atau hasil produksi ikan mulai menyusut. Jika terjadi konflik
antar nelayan bagan pancang di Kelurahan Sibolga Ilir, maka permasalahan tersebut selalu dibawa untuk diselesaikan ke Kelurahan
Sibolga Ilir yang didampingi oleh kepala lingkungan masing-masing.
c. Tingkat pendidikan Tabel 4.12 Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Nelayan
KK Persentase
1. Tidak Tamat SD
12 10,90
2. SD Sederajat
23 20,90
3. SMP Sederajat
25 22,72
4. SMA Sederajat
47 42,72
5. Akademi Diploma
3 2,76
110 100
Sumber: Kuesioner, 2012
Universitas Sumatera Utara
Jumlah nelayan yang menggunakan bagan pancang pada tahun 2012 sebanyak 110 kk yang sebagian besar memiliki latar belakang
pendidikan yang tidak rendah, yaitu sampai pada Sekolah Menengah Atas SMA, bahkan terdapat nelayan yang pernah menjalani
pendidikan sampai pada tingkat Akademi atau Diploma. Hal ini dapat menjadi pendorong bagi para nelayan bagan pancang untuk mengatasi
ketertinggalan terhadap kemiskinan. Karena umumnya persepsi mengenai nelayan adalah bahwa tingkat pendidikan nelayan selalu
rendah. Berdasarkan informasi yang diterima, tingkat pendidikan nelayan
bagan pancang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, wawasan dan pola pikir dalam mengambil keputusan. Pendidikan juga dapat
memberikan dorongan mental serta merubah sikap dan cara berpikir untuk lebih maju, sehingga akan mempengaruhi dalam teknis
penangkapan ikan, khususnya dalam menggunakan bagan pancang.
Universitas Sumatera Utara
d. Tingkat kesehatan Tabel 4.13 Tingkat Kesehatan
Sumber: Wawancara, 2012
Berdasarkan tabel di atas diuraikan bahwa tingkat kesehatan nelayan bagan pancang di Kelurahan Sibolga Ilir terlihat baik. Hal itu
dapat terlihat pada jumlah nelayan yang sudah memiliki saluran pembuangan limbah atau MCK. Artinya sebagian besar nelayan sudah
memiliki kamar mandi pada rumah masing-masing. Selain itu tingkat kesadaran nelayan bagan pancang untuk berobat ke Puskesmas atau
Rumah Sakit sudah tinggi. Persepsi akan mahalnya biaya pengobatan di Puskesmas atau Rumah Sakit telah hilang karena adanya
kemudahan yang bisa diperoleh nelayan yaitu jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan bagi nelayan yang kurang mampu secara ekonomi.
e. Distribusi gender dalam proses pengambilan keputusan