2.8 Model Pembangunan Pedesaan Nelayan di Wilayah Pesisir
2.8.1 Pendekatan Sistem dan Permodelan
Pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap sejumlah kebutuhan-kebutuhan sehingga
dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Karakteristik pendekatan sistem adalah:
a. Kompleks karena interaksi antar elemen cukup rumit.
b. Dinamis karena ada perubahan faktor menurut waktu dan ada pendugaan
ke masa depan. c.
Probabilistik karena diperlukan fungsi peluang dan inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.
Pendekatan sistem terdiri dari beberapa tahap proses, yang terdiri dari analisis kebutuhan, analisis sistem, rekayasa model, rancang bangun
implementasi, implementasi dan operasi sistem. Pendekatan sistem dalam pegambilan keputusan sering dikenal dengan istilah Sistem Penunjang Keputusan
atau Decision Support System DSS. DSS dimaksudkan untuk memaparkan secara mendetail elemen-elemen sistem, sehingga dapat menunjang manager
dalam proses pengambilan keputusannya Erityatno, 1998 dalam Suhendang, 2010.
Model dapat didefenisikan sebagai perwakilan atau abstraksi dari suatu objek atau situasi aktual. Gaspersz 1992 menyatakan bahwa pada dasarnya ada
dua aspek model yaitu: 1.
Representasi, merupakan pemetaan dari karakteristik sistem konkrit yang dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
2. Abstraksi, merupakan transformasi karakteristik sistem konkrit ke dalam
konsep-konsep. Model memperlihatkan hubungan-hubungan langsung maupun tidak
langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Suatu model adalah abstraksi dari realitas, maka wujudnya kurang kompleks daripada realitas itu
sendiri. Model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang dikaji.
2.8.2 Model Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir yang Berbasis Masyarakat Pedesaan Nelayan
Model pengelolaan sumber daya laut dan pesisir yang berbasis masyarakat pedesaan nelayan mencakup kegiatan 5 subsistem, yaitu:
1. Subsistem tata ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil.
2. Subsistem konservasi dan taman nasional laut.
3. Subsistem bina pesisir.
4. Subsistem pemberdayaan pulau-pulau kecil.
5. Subsistem pemberdayaan masyarakat pedesaan nelayan Suhendang,
2010. Pengelolaan sedemikian banyak aspek sumber daya laut dan pesisir
ditekankan pada suatu hal yang esensial yaitu berbasis masyarakat pedesaan nelayan. Berbasis masyarakat pedesaan nelayan ini dapat juga dinyatakan oleh
dan untuk masyarakat pedesaan nelayan, tentunya dengan bimbingan dan dukungan awal dari pemerintah, ini merupakan suatu proses yang bottom-up.
Pengelolaan ini dengan sendirinya mempunyai tujuan utama untuk pemberdayaan, pengembangan, dan memajukan berbagai aspek kehidupan masyarakat pedesaan
Universitas Sumatera Utara
pesisir. Namun terdapat berbagai keterbatasan yang dapat menghambat kemajuan perkembangan ekonomi masyarakat pedesaan wilayah pesisir atau pantai.
2.8.3 Model Pembangunan Agroindustri Perikanan di Pedesaan