Indikator Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan Berkelanjutan

secara stabil, tidak terjadi eksploitasi berlebih terhadap sumber daya yang dapat diperbaharui, tidak terjadi pembuangan limbah melampaui kapasitas asimilasi lingkungan yang dapat mengakibatkan kondisi tercemar, serta pemanfaatan sumber daya tidak dapat diperbaharui yang dibarengi dengan upaya pengembangan bahan subsitusinya secara memadai. Dalam konteks ini termasuk pula pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas siklus hidrologi, siklus biogeokimia, dan kondisi iklim. c. Pembangunan dianggap secara sosial berkelanjutan an socially sustainable areal ecosystem, apabila memenuhi kondisi-kondisi tertentu, yaitu kebutuhan dasar antara lain: pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan seluruh penduduknya terpenuhi, terjadi distribusi pendapatan dan kesempatan berusaha secara adil, kemudian adanya kesetaraan gender, serta terdapat akuntabilitas dan partisipasi politik. Dalam kaitannya dengan pembangunan sumber daya laut, pemerintah dan bangsa Indonesia telah membuat suatu kebijakan yang strategis dan antisipatif, yaitu dengan menjadikan matra laut sebagai sektor tersendiri dalam GBHN tahun 1993. Kebijakan ini perlu ditindaklanjuti dengan penetapan kebijakan dan strategi pembangunan yang mantap dan berkesinambungan.

2.1.1 Indikator Pembangunan Berkelanjutan

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan berkelanjutan menurut Propenas adalah terwujudnya pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berwawasan keadilan seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat lokal serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan, serta terwujudnya keadilan antar generasi, antar dunia usaha dan Universitas Sumatera Utara masyarakat serta antar negara maju dengan negara berkembang dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang optimal. Selanjutnya dalam sistem pengelolaan lingkungan termasuk pengelolaan lingkungan pesisir juga harus memerlukan indikator kinerja. Indikator kinerja pembangunan berkelanjutan telah dilakukan di berbagai negara di dunia ini. Indonesia belum menjadikan kinerja pembangunan berkelanjutan. Tetapi Propinsi Sumatera Utara telah mulai menginisiasi indikator kinerja pembangunan berkelanjutan Bapedalda SU. PBB divisi pembangunan berkelanjutan UN, 2001 telah menyusun indikator pembangunan berkelanjutan. Adapun indikatornya adalah seperti pada Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Indikator Pembangunan Berkelanjutan No Kategori Indikator Parameter I. Indikator Sosial 1. Kemiskinan a. Jumlah presentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. b. Indeks Gini Ketidakadilan Pendapatan. c. Tingkat pengangguran. 2. Kesehatan a. Status gizi anak-anak. b. Tingkat kematian anak-anak di bawah 5 tahun. c. Tingkat harapan hidup. d. Persentase penduduk yang memiliki saluran pembangunan limbah MCK. e. Immunisasi. f. Tingkat pemakaian alat kontrasepsi. 3. Tingkat pendidikan a. Tamat SD b. Tamat SMP c. Angka buta huruf. Universitas Sumatera Utara 4. Kondisi rumah tempat tinggal Luas rumah jiwa. 5. Kriminalitas Jumlah kriminalitas per 100.000 penduduk. 6. Kependudukan a. Tingkat pertumbuhan penduduk. b. Pemukiman penduduk formal dan informal di perkotaan. II. Indikator Lingkungan 1. Perubahan iklim Emisi gas rumah kaca 2. Berlubangnya lapisan ozon Tingkat konsumsi zat yang merusak lapisan ozon 3. Kualitas air Konsentrasi pencemaran air ambien di perkotaan. 4. Pertanian a. Peruntukan lahan pertanian b. Penggunaan pupuk c. Penggunaan pestisida untuk pertanian. 5. Kehutanan a. Persentase lahan untuk hutan b. Intensitas pengambilan kayu 6. Penggurunan Lahan yang menjadi gurun. 7. Perkotaan Pemukiman penduduk formal dan informal di perkotaan. 8. Pesisir a. Konsentrasi algae di laut. b. Persentase dari total penduduk menetap di pesisir. 9. Kuantitas air bersih Persentase air yang diambil dari ABT dan APU dari air yang tersedia setiap tahun.

10. Kualitas air bersih a.