kelompok pengukuran, yaitu: kekayaan spesies, kelimpahan spesies dan keragaman taksonomi atau filogenetik. Pengukuran kekayaan
spesies adalah menghitung jumlah spesies pada suatu area tertentu. Pengukuran kelimpahan spesies mengambil contoh jumlah relatif dari
spesies yang ada. Contoh yang biasanya diperoleh sebagian besar terdiri dari spesies yang umum, beberapa spesies yang tidak terlalu
sering dijumpai dan sedikit spesies yang jarang sekali ditemui. Di Kelurahan Sibolga Ilir kelimpahan relatif spesies target terhadap
penggunaan bagan pancang setiap tahunnya semakin meningkat. Hal ini dikarenakan tidak adanya penurunan jumlah hasil tangkapan secara
drastis, hanya dikarenakan faktor lingkungan dan musim. Oleh sebab itu, untuk menjaga spesies target agar tetap berlimpah maka perlu
dilakukan adalah: 1.
Selektifitas terhadap pendirian bagan pancang. 2.
Mengatur musim penangkapan ikan. 3.
Pelarangan terhadap alat tangkap tertentu yang dapat merusak lingkungan.
d. Dampak tidak langsung alat tangkap terhadap struktur tropik
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, maka dampak tidak langsung bagan pancang terhadap struktur tropik adalah:
1. Mengganggu jalur lalu lintas laut, diantaranya jalur pelayaran
untuk kapal Pertamina dan kapal-kapal besar yang lain. 2.
Peralatan bagan pancang yang tidak terpakai lagi jika tidak dicabut akan menimbulkan pencemaran terhadap laut.
Universitas Sumatera Utara
3. Salah satu jenis kayu terbaik yang dipakai untuk membuat bagan
pancang adalah kayu nibung, karena kayu tersebut bisa bertahan selama 3-5 tahun. Tetapi penggunaan kayu tersebut sekarang sudah
dilarang oleh pemerintah, karena kelangkaan jenis tersebut. Oleh sebab itu, nelayan lebih banyak menggunakan bambu yang lebih
mudah untuk mendapatkannya. Tetapi penggunaan bambu tersebut hanya sementara, sehingga nelayan lebih sering menganti bambu
yang lama dengan yang baru.
e. Dampak langsung alat tangkap terhadap habitat
Sedangkan dampak langsung bagan pancang terhadap habitat adalah:
1. Penangkapan ikan-ikan karang dengan alat tangkap yang merusak
ekosistem laut. 2.
Ikan-ikan kecil yang belum memijah tertangkap dan terangkat dengan sendirinya oleh jaring bagan pancang sehingga tidak
memiliki kesempatan untuk memijah dan memperbanyak spesiesnya.
Universitas Sumatera Utara
f. Perubahan luas area dan kualitas habitat penting perikanan Tabel 4.17 Perubahan Luas Area dan Kualitas Habitat Penting
Perikanan No.
Perubahan Luas Area dan Kualitas Habitat Penting
Perikanan Tahun
2010 Tahun
2011 Tahun
2012
1. Jumlah bagan pancang
32 75
110 2.
Jarak bagan pancang dengan pesisir
50-300 m
300-700 m 700-1000 m
3. Jumlah kasus pencemaran
laut 15 kasus
20 kasus 25 kasus
Sumber: Wawancara dan Kuesioner, 2012
Data pada tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah nelayan yang memiliki bagan pancang di Kelurahan Sibolga Ilir meningkat
setiap tahunnya. Begitu pula dengan perubahan jarak bagan pancang dengan pesisir. Hal ini dikarenakan semakin jauh bagan pancang
didirikan, maka kelimpahan spesies ikan akan semakin banyak. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. Hal ini berarti, pencemaran tidak hanya dapat
merusak tatanan ekosistem pesisir tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia serta dapat mematikan makhluk hidup yang
memanfaatkan sumber daya pesisir yang telah tercemar tersebut. Sedangkan untuk kasus pencemaran yang terjadi di wilayah
perairan laut Kelurahan Sibolga Ilir setiap tahunnya juga mengalami
Universitas Sumatera Utara
peningkatan. Walaupun tidak dalam perbedaan jumlah yang besar setiap tahunnya. Kasus pencemaran laut yang terjadi di Kelurahan
Sibolga Ilir adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan rumah tangga di sekitar perairan yang menimbulkan limbah domestik yaitu limbah cair yang mengandung bahan
organik dan anorganik. 2.
Pabrik yang berada di sekitar pesisir yang menghasilkan pencemaran berupa limbah industri.
3. Limbah padat berupa sampah yang dibuang secara langsung ke
laut. Kebiasaan yang buruk tersebut menimbulkan berbagai pengaruh terhadap kehidupan laut.
g. Hak kepemilikan Tabel 4.18 Hak Kepemilikan