Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB Pendapatan nelayan Tabel 4.10 Pendapatan Nelayan

produksinya melalui adanya seminar atau musyawarah yang diadakan oleh kelurahan ataupun lembaga lainnya.

a. Volume dan nilai ekspor

Menurut informasi yang diperoleh dari para pemimpin lembaga pemerintahan, stakeholder dan pengusaha ikan setempat, bahwa sebagian hasil perikanan yang didaratkan di Kota Sibolga diekspor melalui Dumai dan Tanjung Balai Asahan dengan tujuan Singapura dan Malaysia. Data tentang besarnya volume ekspor ikan dari Kota Sibolga ke Singapura dan Malaysia sulit diperoleh, karena pintu pelabuhan ekspornya bukan di Kota Sibolga dan para pengusaha eksportir daerah ini cenderung tertutup. Untuk kedepannya diharapkan eksportir ikan tersebut lebih terbuka memberikan data ikan yang diekspor dengan cara lebih melakukan pendekatan kepada para pengusaha tersebut dan memberikan kemudahan dalam proses pengurusan IUP dan SPI.

b. Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap Badan Pengelola Perikanan Tangkap di Kota Sibolga, maka kontribusi perikanan terhadap PDRB Kota Sibolga pada tahun 2012 sebesar 40- 50 yang berasal dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan industri pengolahan hasil perikanan. Masalah penangkapan ikan secara ilegal di laut juga masih menjadi persoalan yang terkadang dapat menghalangi besarnya kontribusi Universitas Sumatera Utara sektor perikanan. Pemerintah Kota Sibolga harus serius dan mengerahkan segala upaya untuk memberantas illegal fishing, karena akan memberikan dampak yang signifikan pada sektor perikanan. Penguatan armada penangkapan perlu dilakukan dengan pengadaan kapal-kapal, alat, dan perlengkapan tangkap yang bersaing ramah lingkungan, serta meningkatkan pengetahuan penangkapan ikan. Pemenuhan BBM dengan melakukan subsidi khusus kepada nelayan juga bisa dilakukan. Solusinya, Pemerintah Kota Sibolga harus lebih mencurahkan serta memfokuskan perhatian mereka terhadap nasib nelayan, termasuk nelayan bagan pancang. Misalnya, memberikan modal pada nelayan untuk pengadaan kapal. Dengan demikian kapal yang besar, hasil tangkapan ikannya pun akan semakin besar.

c. Pendapatan nelayan Tabel 4.10 Pendapatan Nelayan

No. Pendapatan Nelayan Rp Jumlah Nelayan KK Persentase 1. 300.000 9 8,18 2. 500.000 20 18,18 3. 700.000 31 28,18 4. 750.000 12 10,90 5. 800.000 19 17,27 6. 1.000.000 10 9,09 7. 1.500.000 4 3,63 8. 2.000.000 5 4,57 110 100 Sumber: Kuesioner, 2012 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 di atas menguraikan bahwa jumlah nelayan yang paling banyak adalah nelayan yang menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 700.000,- setiap bulannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, jumlah pendapatan tergantung dengan jumlah bagan pancang yang dimiliki oleh nelayan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. 1 bagan pancang = Rp. 300.000 – Rp. 700.000,- per bulan. 2. 2 bagan pancang = Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000,- per bulan. 3. 3 bagan pancang = Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000,- per bulan. 4. 4 bagan pancang = Rp. 2.000.000,- per bulan. Akan tetapi faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan nelayan bagan pancang adalah musim, bulan gelap dan pasang surut air laut.

d. Nilai investasi dalam bentuk kapal ikan dan pabrik pengolahan