sistem pencernaan, maka penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian di sekolah dengan judul penelitian
“Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran
Two Stay Two Stray dan Jigsaw
Pada Konsep Sistem Pencernaan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat didentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Guru di sekolah hanya menerapkan metode pembelajaran kelompok saja tanpa
variasi lain dari metode kooperatif pada materi sistem pencernaan yang di lihat dari RPP guru
2. Siswa merasa bosan hanya dengan menggunakan metode kelompok saja tanpa
metode kelompok yang bervariasi
C. Pembatasan Masalah
Untuk fokus penelitian ini, maka permasalahan dibatasi hanya pada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran
Two Stay Two Stray dan Jigsaw pada konsep sistem pencernaan manusia, dan juga dibatasi hanya pada aspek kognitif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang terkait dengan
penelitian ini sebagai berikut “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw
pada konsep sistem pencernaan?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw
pada konsep sistem pencernaan.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, harapan dan manfaat dari penelitian ini
sebagai berikut: a.
Membantu guru memberikan informasi dan masukan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, efektif dan menarik sehingga proses
belajar mengajar menjadi lebih inovatif dan membuat siswa aktif. b.
Menambah pengetahuan dan melatih keterampilan menulis serta kemampuan menganalisis suatu masalah pendidikan sebagai wujud untuk
mengimplementasi ilmu yang telah didapat selama kuliah.
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran koopertif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran yang membuat siswa belajar dan bekerja secara bersama-sama di
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, dengan anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, sehingga dapat menimbulkan interaksi dan komunikasi
yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru multi way traffic communication.
1
Dari pendapat ini menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dilakukan oleh siswa dengan latar belakang yang
heterogen atau beragam, dimana dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan banyak lalu lintas komunikasi dalam kelompok dan membuat siswa lebih mudah
dalam belajar. Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif merupakan metode
pembelajaran dimana guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan kemudian mereka bekerja sama untuk saling membantu mempelajari materi
pelajaran.
2
Slavin lebih menekankan pada cara atau kegiatan yang meliputi aspek sosial yang harus dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran di dalam
kelompok kecil supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang menggunakan kelompok atau tim kecil dalam kegiatan pembelajarannya dengan latar belakang dan keahlian siswa yang
berbeda, dimana mengutamakan anggota kelompok siswa saling bekerja sama dan
1
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011, Cet. 4, h. 202 -203.
2
Van Dat Tran, “The Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement and
Knowledge Retention ,” International Journal of Higher Education, Vol. 3 No. 2, 2014, h. 131.
membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru sehingga akan mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif berbeda dari belajar
dalam bentuk kelompok biasa, karena pembelajaran kooperatif memiliki belajar kelompok yang terstruktur. Ini berarti tidak semua belajar di dalam kelompok
merupakan pembelajaran kooperatif.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran lain, karena pada pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik atau ciri-ciri, unsur-unsur,
dan terdapat proses belajar kelompok yang terarah. Secara umum ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif antara lain:
1 Pembelajaran secara tim
2 Berdasarkan pada manejemen kooperatif
3 Membutuhkan kemauan untuk bekerja sama
4 Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
proses kelompok.
3
Ciri-ciri tersebut menekankan bahwa dalam pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama siswa dalam kelompok. Selain itu juga setiap anggota
kelompok siswa bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing- masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa
yang pintar membatu siswa yang kurang pintar. Selain karakteristik diatas, karakteristik pembelajara kooperatif diantaranya
sebagai berikut: 1
Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi
akademis 2
Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang, dan tinggi
3
Budihartin Dwi Meilawati, Aunillah dan Kusno, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Melalui Pembelajaan Kooperatif Model Jigsaw,” Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol.1, No.1, April 2013, h. 37.