Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw
hewan tertentu,
kelainan danatau
penyakit yang
mungkin terjadi serta
implikasinya pada
Salingtemas proses
serta kelainanpenya
kit yang dapat terjadi
pada sistem
pencernaan makanan pada
manusia dan
hewan misalnya
ruminansia Mengidentifik
asi macam-
macam zat
makanan dan fungsinya
3 Karbohidr
at C3
Sedang 26
78,79 18
51,43
4 protein
C6 Mudah
33
100
34 97,14
5 Lemak
C2 Sedang
30 90,91
23 65,71
Mengidentifik asi
penyakit yang
ditimbulkan akibat
kekurangan zat makanan
6 Vitamin
C3 Sedang
32 96,97
27 77,14
7 Vitamin
C3 Mudah
32 96,97
31 88,57
Menjelaskan macam-
macam zat
makanan dan fungsinya
8 Vitamin
C4 Sedang
31 93,94
28 80,00
9 Garam
mineral C2
Sedang 32
96,97 31
88,57
Mengidentifik asi
sistem pencernaan
makanan manusia yang
meliputi organ, enzim,
dan kelenjar pencernaan,
beserta fungsinya
10 Sususan
saluran pencernaa
n C4
Mudah 32
96,97 34
97,14
11 Hubungan
antara organ,
enzim, dan fungsi
C1 Sedang
26 78,79
30 85,71
12 Kelenjar
pencernaa n
pankreas dan hati
C6 Sedang
27 81,82
18 51,43
13 Mulut
gigi C3
Sedang 30
90,91 33
94,29 14
Perbedaan pencernaa
n mekanik dan
kimiawi C2
Sedang 32
96,97 32
91,43
15 Kerongko
ngan C3
Mudah 32
96,97 33
94,29
Menjelaskan sistem
pencernaan makanan
manusia yang meliputi
organ, enzim, dan kelenjar
pencernaan, beserta
fungsinya 16
Lambung C5
Sedang 32
96,97 34
97,14 17
Lambung C3
Sedang 19
57,58
31
88,57
18 Usus
halus C2
Sedang 29
87,88 27
77,14 19
Usus halus
C4 Mudah
24 72,73
30 85,71
20 Kelenjar
pankreas C4
Sedang 32
96,97 34
97,14 21
Kelenjar hati
C2 Sedang
24 72,73
23 65,71
22 Usus
besar C3
Sedang 32
96,97 22
62,86 Mengidentifik
asi gangguan penyakit yang
ditimbulkan pada
sistem pencernaan
manusia 23
Gastritis C4
Sedang 27
81.81 32
91,43 24
parotitis C1
Mudah 33
100
33 94,29
Mengidentifik asi
organ pencernaan
makanan hewan
ruminansia 25
Sistem Pencernaa
n pada
hewan ruminansi
a C2
Sedang 31
96,97 20
57,14
Keterangan: F
: Jumlah siswa yang menjawab benar Tabel 4.1 diatas menunjukkan frekuensi dan persentase siswa yang
menjawab benar pada tiap butir soal. Tabel ini juga menunjukkan kemampuan per indikator siswa pada kelas Jigsaw dan Two Stay Two Stray. Pada persentase tabel
diatas terdapat lebih dari setengah jumlah keseluruhan siswa dapat menjawab benar tiap-tiap soal dalam kedua kelas eksperimen. Terlihat dari jumlah persen
setiap soal, lebih dari 50 siswa dapat menjawab tiap soal. Hal ini menunjukkan seperti kedua kelas eksperimen memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda.
Rata-rata dari kedua kelompok dapat dengan baik menjawab pertanyaan, tetapi terdapat perbedaan nyata pada frekuensi siswa di kelas eksperimen Jigsaw
dan kelas eksperimen Two Stay Two Stray untuk soal nomor 3, 12, dan 17. Pada kelas eksperimen Jigsaw terlihat lebih unggul jumlah siswa yaitu 8 pada soal
nomor 3 sedangkan soal nomor 12 unggul 9 siswa dari kelas eksperimen Two Stay Two Stray. Siswa dari kelas eksperimen jigsaw dapat menjawabnya dengan baik,
karena pada saat pembelajaran pertanyaan ini dibahas dalam presentasi kelompok di depan kelas dan juga pada saat pembelajaran oleh guru. Sehingga siswa telah
memahami uji zat bahan makanan pada materi zat makanan dan organ pencernaan juga digambarkan secara lengkap di papan tulis oleh siswa dalam presentasi.
Sedangkan pada kelas eksperimen Two Stay Two Stray kurang detail dibahas oleh siswa mengenai pertanyaan uji zat makanan di soal nomor 3 dan siswa hanya
sekedar menerangkan saja tanpa memberikan gambaran berkaitan dengan organ kelenjar pencernaan di soal nomor 12.
Pada soal nomor 17, siswa dari kelas Two Stay Two Stray unggul 12 siswa dalam menjawab soal. Hal ini dapat saja terjadi karena terdapat kekeliruan
diantara siswa yang tidak melihat dengan detail dan teliti soal tersebut dan juga siswa bisa jadi kurang percaya diri dalam memilih jawaban yang tepat. Sedankan
pada kelas jigsaw, siswa sudah memahami materi yang berkaitan dengan soal nomor 17 karena sudah dibahas oleh siswa ketika proses bertukar informasi
dengan kelompok lain. Meskipun demikian, jumlah persentase hasil belajar kelompok eksperimen Jigsaw mmengungguli 17 soal yang lain. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel dan dapat menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw lebih baik dari kelas yang menggunakan metode
Two Stay Two Stray. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai persentase tertinggi terdapat di
kelas eksperimen Jigsaw pada konsep protein dan konsep gangguan pencernaan oleh penyakit parotitis, dimana semua siswa di kelas Jigsaw menjawab benar pada
konsep tersebut yaitu dengan nilai persentase 100. Kemungkinan ini terjadi karena pada konsep tersebut tingkat kesukarannya tergolong mudah, sehingga
siswa dapat menjawab dengan mudah. Sedangkan nilai persentase rendah terdapat dikelas eksperimen Two Stay Two Stray pada konsep karbohidrat dan kelenjar
pencernaan hati dan pankreas. Siswa pada kelas TSTS menjawab sekitar 51,43