Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sampel penelitian sebanyak 35 siswa dengan taraf signifikasi 0,05, maka L tabel yaitu sebesar 0,1497. Hasil uji normalitas kelas eksperimen 1 diketahui bahwa Lo L hitung lebih kecil nilainya daripada L tabel L hitung L tabel , yaitu 0,0764 0,1497 untuk pretest dan 0,121 0,1497 untuk posttest, sehingga dapat disimpulkan data pretest dan posttest kelas eksperimen 1 berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas eksperimen 2, Lo L hitung pretest yaitu sebesar 0,1423 dan Lo L hitung posttest yaitu sebesar 0,1314. Jumlah sampel sebanyak 33 siswa dan taraf signifikasi 0,05, maka diperoleh L tabel sebesar 0,1542. Hasil uji normalitas diatas pada kelas eksperimen 2 menunjukkan Lo L hitung lebih kecil daripada L tabel L hitung L tabel , yaitu 0,1423 0,1542 untuk pretest dan 0,1314 0,1542 untuk posttest. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen 2 berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pretest dan posttest dari kedua kelompok eksperimen memiliki varians yang sama homogen. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Fisher. Hasil perhitungan dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: 2 Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Keterangan Kelas N F hitung F tabel Kesimpulan Pretest Eksperimen 1 35 1,749 1,80 Homogen Ho diterima Eksperimen 2 33 Posttest Eksperimen 1 35 1,367 1,80 Homogen Ho diterima Eksperimen 2 33 Berdasarkan tabel diatas, F hitung pretest kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 1,749, sedangkan F hitung posttest kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 1,367. Pada taraf signifikan α = 0,05 dengan sampel sebanyak 35 untuk kelas eksperimen 1 dan 33 untuk kelas 2 Lampiran 12-13, h. 148 – 151 . eksperimen 2, maka diperoleh nilai F tabel yaitu sebesar 1,80. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa F hitung F tabel 1,749 1,80 dan 1,367 1,80, maka hipotesis nol Ho diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelompok eksperimen mempunyai varians yang sama atau datanya bersifat homogen. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13. c. Uji Hipotesis Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh data berdistribusi normal dan homogen. Setelah itu dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah ada atau tidak perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakau rumus uji-t dengan taraf sign ifikan α= 0,05 dan dk = N1+N2-2. Kriteria uji-t adalah sebagai berikut: t hitung t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima t hitung t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Hasil perhitungan nilai pretest dan posttest dengan menggunakan uji t, dapat dilihat pada tabel berikut ini: 3 Tabel 4.6 Hasil Uji-t Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 Keterangan Kelas N X t hitung t tabel Kesimpulan Pretest Eksperimen 1 35 53 1,172 1,997 Ho diterima Eksperimen 2 33 56,485 Posttest Eksperimen 1 35 82,386 3,198 1,997 Ho ditolak Eksperimen 2 33 89,303 Hasil perhitungan uji-t diperoleh t hitung pretest sebesar yaitu 1,172, dengan derajat kebebasan yaitu 66 dk = 35+33-2 dan taraf signifikan yaitu α=0.05, maka diperoleh t tabel yaitu sebesar 1,997. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel t hitung t tabel yaitu 1,1721,997, berarti Ho diterima dan 3 Lampiran 14, h. 152 – 155. Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelompok eksperimen pada saat pretest. Sedangkan hasil perhitungan uji-t diperoleh t hitung posttest yaitu sebesar 3,198, dengan derajat kebebasan yaitu 66 dk = 35+33-2 dan taraf signifikan yaitu α=0.05, maka diperoleh t tabel yaitu sebesar 1,997. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel t hitung t tabel yaitu 3,1981,997, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw pada konsep sistem pencernaan.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Perbedaan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai posttest yang diperoleh kelas eksperimen 1 metode Two Stay Two Stray dan eksperimen 2 metode Jigsaw. Pada kelas Jigsaw memiliki rata-rata dengan nilai 89,303 dibandingkan kelas Two Stay Two Stray yang memiliki rata-rata 82,386. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw berhasil mencapai nilai rata-rata posttest tertinggi dibandingkan nilai rata- rata posttest kelas yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray. Adapun hasil hasil N-Gain yang didapat dari kedua kelas sebagai berikut: 4 Tabel 4.7 Kategori N-Gain Kelas Eksperimen Jigsaw dan Two Stay Two Stray Normal Gain Frekuensi Kelas Jigsaw Kelas TSTS Terendah 0,17 0,09 Tertinggi 1 0,85 Rata-rata 0,74 0,59 Kategori Tinggi Sedang Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, kedua kelas memiliki rata-rata yang tidak berbeda jauh, walaupun kelas ekspeimen Jigsaw memiliki kategori tinggi sedangkan kelas Two Stay Two Stray memiliki kategori sedang. Hasil data posttest didukung oleh nilai N-Gain kedua kelas eksperimen, maka menunjukkan 4 Lampiran 15 kelas eksperimen Jigsaw memiliki hasil positif dari metode pembelajaran yang digunakan. Hal ini dapat dilihat dari uji-t kedua kelas eksperimen. Uji hipotesis data pretest untuk kedua kelas eksperimen menghasilkan hipotesis Ho diterima, yaitu nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel 3,1981,997 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw. Dari nilai rata-rata hasil belajar siswa juga kelas Jigsaw lebih tinggi daripada kelas Two Stay Two Stray, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw lebih baik \daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Sri Sudharmini, I Wayan Lasmawan, dan I Nyoman Natajaya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta Selatan .” Adapun hasil analisis pada uji t mengungkapkan ada perbedaan hasil belajar IPS siswa antara yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model jigsaw dapat membuat perbedaan yang hasil belajar dan motivasi peserta didik dibandingkan pembelajaran konvensional. 5 Kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama, akan tetapi setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen 1 yang menggunakan metode Two Stay Two Stray dan kelas eksperimen 2 menggunakan metode Jigsaw, kedua kelas memiliki hasil belajar akhir yang berbeda. Kelas eksperimen 1 mendapatkan rata-rata hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2. Pada pembelajaran Jigsaw terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Pada proses pembelajarannya siswa saling membantu di dalam kelompok untuk menguasai dan memahami suatu materi pelajaran. Metode ini membuat siswa bertanggung jawab terhadap dirinya dan juga orang lain dan dapat meningkatkan 5 Luh Sri, I Wayan Lasmawan, I Nyoman Natajaya, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta Selatan,” e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4, 2014. kerja sama kelompok. Sedangkan metode pembelajaran Two Stay Two Stray ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil diskusi dan informasi tentang suatu materi kepada kelompok lain, yaitu pada saat siswa bertamu ke kelompok lain maka terjadilah proses bertukar informasi yang saling melengkapi. Perbedaan dari kedua metode ini terlihat dari proses pertukaran pengetahuan, pada kelas eksperimen jigsaw ini siswa bertukar pengetahuan di dalam kelompok ahli kemudian setiap siswa bertanggung jawab menyampaikan dan mengajarkan hasil dari sharing tersebut kepada kelompok asal. Sedangkan pada kelas eksperimen Two Stay Two Stray, siswa membagikan mensharing informasi tugas dari hasil diskusi kepada kelompok lain dengan cara bertamu atau mendatangi kelompok lain. Berdasarkan hasil perhitungan statistika pada penelitian ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dan Two Stay Two Stray. Kemudian dapat dinyatakan juga bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada siswa yang menggunakan metode Two Stay Two Stray. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki Riska Ayu Kurniawati, Budiyono, dan Dewi Retno Sari Saputro yang berjudul eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar ditinjau dari kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri di Kota Madiun, mengatakan bahwa antara siswa yang diberi model pembelajaran Jigsaw lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diberi model pembelajaran NHT maupun model pembelajaran langsung. 6 6 Kiki Riska Ayu Kurniawati, Budiyono, dan Dewi Retno Sari Saputro, “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kota Madiun,” Jurnal JMEE, Volume IV Nomor 2, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw pada konsep sistem pencernaan. Ini terlihat dari hasil nilai rata-rata posttest kelas eksperimen Jigsaw yaitu 89,303 dan kelas eksperimen Two Stay Two Stray yaitu 82,386, berarti nilai rata-rata posttest kelas Jigsaw lebih baik daripada kelas eksperimen Two Stay Two Stray,. Uji-t diperoleh t hitung lebih besar daripada t tabel t hitung t tabel , yaitu 3,198 1,997 dengan taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan 66, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray. B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Guru diharapkan dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw dapat diterapkan, serta memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi pada konsep lain.

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Colomadu Karanganyar T

0 4 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN TWO STAY TWO STRAY COMPARATIVE STUDY OF LEARNING RESULT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW AND TWO STAY TWO STRAY

0 0 14