Tujuan dan Kegunaan Penelitian
3 Jika
memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin
4 Sistem penghargaan mengutamakan kepada kelompok daripada individu
4
Siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif harus memiliki latar belakang yang heterogen, baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, dan juga
suku atau ras, sehingga setiap siswa dapat belajar dari siswa lainnya. Sistem penghargaan juga lebih menekankan kepada kelompok, karena semua proses
pembelajaranya adalah kerja sama tim. Terdapat tiga konsep utama karakteristik pembelajaran kooperatif. Tiga
konsep yang dimaksud ini adalah seperti berikut: 1
Penghargaan kelompok. 2
Tanggungjawab individu. 3
Kesempatan yang sama untuk berhasil.
5
Kelompok yang
memiliki kinerja
yang bagus
dalam proses
pembelajarannya akan mendapatkan penghargaan kelompok sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh guru. Karena penghargaan yang diberikan
berdasarkan kelompok maka setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan untuk saling membantu. Jadi di dalam kelompok setiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan hasil yang terbaik dalam kelompoknya.
c. Unsur-unsur dan Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson seperti dikutip Agus Suprijono, mengatakan “bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif”.
Terdapat lima unsur untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran kooperatif antara lain:
1 Saling ketergantungan positif Positive interdependence
2 Tanggung jawab perseorangan Personal responsibility
4
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009, Cet. 1, h. 233
5
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet. 1, h. 131
– 132.
3 Interaksi promotif Face to face promotive interaction
4 Komunikasi antaranggota Interpersonal skill
5 Pemrosesan kelompok Group processing.
6
Unsur pertama
dalam pembelajaran
kooperatif adalah
saling ketergantungan positif. Unsur ini membuat siswa saling bekerja sama dalam
kelompok untuk
mencapai keberhasilan
kelompok. Siswa
memiliki pertanggungjawaban kelompok dalam mengerjakan tugas, karena jika terdapat
siswa didalam kelompok yang mengalami kesulitan dan tidak sukses maka siswa lainnya juga tidak akan sukses. Jadi dalam unsur ini kerja sama siswa dalam
kelompok mempunyai andil dalam suksesnya kelompok. Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab perseorangan.
Dalam unsur ini masing-masing siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab sendiri terhadap tugas yang diberikan guru. Dengan demikian jika terdapat siswa
yang mengalami kesulitan dalam kelompok maka siswa lain harus membantu, sehingga semua siswa berkontribusi terhadap kelompoknya masing-masing.
Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Pada unsur ini, setiap siswa harus saling berinteraksi di dalam kelompok maupun dengan
siswa di kelompok lain. Interaksi ini dilakukan supaya siswa dapat saling membantu dalam mengerjakan tugas dan siswa juga dapat memberikan ide
terhadap tugas yang dikerjakan. Unsur ini dapat meningkatkan interaksi antar siswa.
Unsur keempat
pembelajaran kooperatif
adalah keterampilan
berkomunikasi. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di kelompok. Proses pembelajaran di dalam kelompok tidak akan berjalan jika
komunikasi antar siswa kurang baik dan siswa tidak dapat mengkordinasikan tugas. Jadi siswa harus dapat saling berkomunikasi dengan siswa lainnya di dalam
kelompok supaya tidak terjadi miss communication dalam mengerjakan tugas. Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok.
Proses kelompok ini terjadi jika siswa di dalam kelompok dapat berdiskusi dan
6
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, Cet. IX, h. 58 - 61.