dan kelas eksperimen Two Stay Two Stray untuk soal nomor 3, 12, dan 17. Pada kelas eksperimen Jigsaw terlihat lebih unggul jumlah siswa yaitu 8 pada soal
nomor 3 sedangkan soal nomor 12 unggul 9 siswa dari kelas eksperimen Two Stay Two Stray. Siswa dari kelas eksperimen jigsaw dapat menjawabnya dengan baik,
karena pada saat pembelajaran pertanyaan ini dibahas dalam presentasi kelompok di depan kelas dan juga pada saat pembelajaran oleh guru. Sehingga siswa telah
memahami uji zat bahan makanan pada materi zat makanan dan organ pencernaan juga digambarkan secara lengkap di papan tulis oleh siswa dalam presentasi.
Sedangkan pada kelas eksperimen Two Stay Two Stray kurang detail dibahas oleh siswa mengenai pertanyaan uji zat makanan di soal nomor 3 dan siswa hanya
sekedar menerangkan saja tanpa memberikan gambaran berkaitan dengan organ kelenjar pencernaan di soal nomor 12.
Pada soal nomor 17, siswa dari kelas Two Stay Two Stray unggul 12 siswa dalam menjawab soal. Hal ini dapat saja terjadi karena terdapat kekeliruan
diantara siswa yang tidak melihat dengan detail dan teliti soal tersebut dan juga siswa bisa jadi kurang percaya diri dalam memilih jawaban yang tepat. Sedankan
pada kelas jigsaw, siswa sudah memahami materi yang berkaitan dengan soal nomor 17 karena sudah dibahas oleh siswa ketika proses bertukar informasi
dengan kelompok lain. Meskipun demikian, jumlah persentase hasil belajar kelompok eksperimen Jigsaw mmengungguli 17 soal yang lain. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel dan dapat menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw lebih baik dari kelas yang menggunakan metode
Two Stay Two Stray. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai persentase tertinggi terdapat di
kelas eksperimen Jigsaw pada konsep protein dan konsep gangguan pencernaan oleh penyakit parotitis, dimana semua siswa di kelas Jigsaw menjawab benar pada
konsep tersebut yaitu dengan nilai persentase 100. Kemungkinan ini terjadi karena pada konsep tersebut tingkat kesukarannya tergolong mudah, sehingga
siswa dapat menjawab dengan mudah. Sedangkan nilai persentase rendah terdapat dikelas eksperimen Two Stay Two Stray pada konsep karbohidrat dan kelenjar
pencernaan hati dan pankreas. Siswa pada kelas TSTS menjawab sekitar 51,43
berarti hanya setengah dari siswa yang menjawab benar tetapi pada kelas Jigsaw banyak siswa yang menjawab benar pada konsep tersebut . Kemungkinan ini juga
terjadi karena tingkat kesukaran pada konset tersebut tergolong sedang.
D. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu metode Two Stay Two Stray dan
Jigsaw. Hasil penelitian ini berdasarkan pada data hasil pretest dan posttest dari kedua kelas eksperimen. Sebelum diberikan perlakuan metode pembelajaran,
kedua kelas eksperimen diberikan pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa. Kemudian masing-masing kelas eksperimen diberikan posttest untuk
mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan metode pembelajaran. Gambaran umum tentang data-data hasil penelitian yang telah
diperoleh dapat dilihat berikut ini. 1.
Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi Pretest, Posttest, Kelas Eksperimen Jigsaw dan Kelas Eksperimen Two Stay Two Stray
Berdasarkan data hasil pretest siswa pada konsep sistem pencernaan manusia, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sebelum mendapatkan
perlakuan dengan metode yang berbeda, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Pretest Kelas Eksperimen 1
Kelas Two Stay Two Stray dan Kelas Eksperimen 2 Kelas Jigsaw
Statistik Hasil Belajar
Pretest Kelas Eksperimen 1
Metode Two Stay Two Stray Kelas Eksperimen 2
Metode Jigsaw
Nilai terendah 28
40 Nilai tertinggi
68 72
Mean 53
56,485 Simpangan Baku
10,485 13,866
Varians 109,941
192,258 Jumlah sampel
35 33
Berdasarkan tabel 4.1, data hasil pretest pada kelas eksperimen 1 dengan metode Two Stay Two Stray diperoleh nilai terendah yaitu 28, sedangkan pada
kelas eksperimen 2 dengan metode Jigsaw, diperoleh nilai terendah yaitu 40, ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak jauh pada kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2. Begitu juga dengan nilai tertinggi yang terdapat perbedaan antara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 yaitu sebesar 68 dan 72.
Nilai rata-rata Mean kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 tidak jauh berbeda yaitu sebesar 53 dan 56,485. Simpangan baku kelas eksperimen 1 yaitu 10,485
sedangkan simpangan baku kelas eksperimen 2 yaitu 13,866, berarti simpangan baku kelas eksperimen 2 lebih beragam daripada kelas eksperimen 1. Varians
kelas eksperimen 1 yaitu 109,941 dan kelas eksperimen 2 yaitu 192,258. Jumlah sampel kelas eksperimen 1 yaitu 35 siswa dan kelas eksperimen 2 yaitu 33 siswa.
Deskripsi data hasil posttest kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode
Jigsaw, dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.3 Data Postest Kelas Eksperimen 1
Kelas Two Stay Two Stray dan Kelas Eksperimen 2 Kelas Jigsaw
Statistik Hasil Belajar Postest
Kelas E1 Metode
Two Stay Two Stray Kelas E2
Metode Jigsaw
Nilai terendah 60
60 Nilai tertinggi
92 100
Mean 82,386
89,303 Simpangan Baku
8,202 9,589
Varians 67,281
91,968 Jumlah sampel
35 33
Berdasarkan tabel 4.2, data hasil posttest kelas eksperimen 1 dengan metode Two Stay Two Stray dan kelas eksperimen 2 dengan metode Jigsaw,
diperoleh nilai terendah yang sama antara kedua kelas eksperimen yaitu 60. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas eksperimen 1 yaitu 92 dan kelas eksperimen
2 yaitu 100, berarti terdapat perbedaan nilai tertinggi antara kedua kelas eksperimen. Nilai mean kelas eksperimen 1 yaitu sebesar 82,386 dan sangat
berbeda nyata dengan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 89,303. Begitu juga simpangan baku kelas eksperimen 2 lebih beragam yaitu sebesar 9,589, daripada
kelas eksperimen 1 yaitu sebesar 8,202. Varians kelas eksperimen 1 yaitu sebesar 67,281 sedangkan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 91,968, berarti terdapat
perbedaan yang jauh berbeda antara kedua kelas eksperimen. Jumlah sampel kelas eksperimen 1 yaitu 35 siswa dan kelas eksperimen 2 yaitu 33 siswa. Pada kelas
eksperimen 1 dengan metode Two Stay Two Stray dan kelas eksperimen 2 dengan metode Jigsaw, terdapat perbedaan yang nyata dari nilai tertinggi, mean,
simpangan baku dan varians.
2. Analisis Data Tes Hasil Belajar
Data dari hasil penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data sebelum data dianalisis. Pengujian prasyarat analisis data meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
uji liliefors, dengan ketentuan jika Lo Lt, maka data berdistribusi normal diukur pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut:
1
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas
Lo L
hitung
L
tabel
Kesimpulan Pretest
Posttest
Eksperimen 1 0,0764
0,121 0,1497
Berdistribusi normal Eksperimen 2
0,1423 0,1314
0,1542 Berdistribusi normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest pada kedua kelas eksperimen, diperoleh hasil bahwa Lo L
hitung
pretest kelas eksperimen 1 yaitu sebesar 0,0764 dan Lo L
hitung
posttest sebesar 0,121. Jumlah
1
Lampiran 8-11, h. 136 – 147.
sampel penelitian sebanyak 35 siswa dengan taraf signifikasi 0,05, maka L
tabel
yaitu sebesar 0,1497. Hasil uji normalitas kelas eksperimen 1 diketahui bahwa Lo L
hitung
lebih kecil nilainya daripada L
tabel
L
hitung
L
tabel
, yaitu 0,0764 0,1497 untuk pretest dan 0,121 0,1497 untuk posttest, sehingga dapat disimpulkan data
pretest dan posttest kelas eksperimen 1 berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas eksperimen 2, Lo L
hitung
pretest yaitu sebesar 0,1423 dan Lo L
hitung
posttest yaitu sebesar 0,1314. Jumlah sampel sebanyak 33 siswa dan taraf signifikasi 0,05, maka diperoleh L
tabel
sebesar 0,1542. Hasil uji normalitas diatas pada kelas eksperimen 2 menunjukkan Lo L
hitung
lebih kecil daripada L
tabel
L
hitung
L
tabel
, yaitu 0,1423 0,1542 untuk pretest dan 0,1314 0,1542 untuk posttest. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest
dan posttest kelas eksperimen 2 berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pretest dan posttest dari kedua kelompok eksperimen memiliki varians yang sama homogen. Uji
homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Fisher. Hasil perhitungan dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
2
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Keterangan
Kelas N
F
hitung
F
tabel
Kesimpulan
Pretest Eksperimen 1
35 1,749
1,80 Homogen
Ho diterima Eksperimen 2
33 Posttest
Eksperimen 1 35
1,367 1,80
Homogen Ho diterima
Eksperimen 2 33
Berdasarkan tabel diatas, F
hitung
pretest kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 1,749, sedangkan F
hitung
posttest kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 1,367. Pada taraf signifikan α = 0,05
dengan sampel sebanyak 35 untuk kelas eksperimen 1 dan 33 untuk kelas
2
Lampiran 12-13, h. 148 – 151 .