Asuransi atau Jaminan Kesehatan
Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan pada tabel 5.34. dapat disimpulkan bahwa kesesuaian penyakit dengan
diagnosis medis terhadap perilaku penggunaan pengobatan tradisional
memiliki hubungan
yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan masyarakat dalam memilih pengobatan
tradisional sebagai pengobatan rujukan pada saat mengalami gangguan kesehatan karena memiliki p value sebesar 0,004 atau
kurang dari nilai α, yaitu 0,05.
Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan, masalah pada otot dan sendi paling banyak diderita oleh masyarakat yang
berobat ke pengobatan tradisional. Diikuti oleh beberapa gejala penyakit degeneratif dan penyakit degeneratif, yaitu: kolesterol
tinggi, asam urat, diabetes, dan stroke. Dari beberapa responden yang ditanya soal penyakit, mereka mengatakan bahwa pengobatan
tradisional ini diposisikan sebagai penunjang pengobatan tradisional disamping pengobatan konvensionalmodern yang
digunakannya. Dengan harapan penyakit atau gangguan kesehatan yang dialaminya dapat sembuh lebih cepat daripada hanya diobati
oleh pengobatan konvensionalmodern oleh dokter. Dari data yang didapatkan terkait gambaran penyakit,
terlihat bahwa penyakit yang memiliki risiko tinggi seperti kolesterol tinggi, asam urat, diabetes, dan stroke masyarakat masih
belum yakin menggunakan pengobatan tradisional. Hal ini
dikarenakan pengobatan tradisional di Indonesia belum memiliki standardisasi seperti negara
– negara Asia Selatan seperti Cina, Taiwan, Korea, dan Jepang. Di Indonesia memang baru
dikembangkan dan digalakkan untuk penggunaan pengobatan tradisional mulai tahun 2010. Diharapkan di tahun
– tahun berikutnya pengobatan tradisional memang menjadi pilihan yang
setara dengan pengobatan konvensionalmodern.
111
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan
1. Masyarakat Cengkareng memiliki minat untuk melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan tradisional cukup tinggi dengan berbagai
frekuensi kunjungan sesuai dengan kebutuhan. 2. Faktor predisposisi masyarakat Cengkareng yang menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional: a. Usia masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan
tradisional lebih besar kelompok usia 30 tahun 80. Namun dari segi kepatuhan dalam melakukan pengobatan tradisional lebih
baik kelompok usia ≤ 30 tahun. Berdasarkan uji statistik, usia
memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan pelayanan kesehatan tradisional dengan p value sebesar 0,016.
b. Jenis kelamin masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan tradisional lebih besar yang berjenis kelamin wanita dibandingkan
pria 53,7. Hal ini menggambarkan untuk mengakses pelayanan kesehatan tradisional tidak harus diputuskan oleh kepala keluarga
pria. Dan berdasarakan uji statistik, jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan pelayanan
kesehatan tradisional dengan p value 0,019. Ini menunjukan bahwa