Definisi Perilaku Perilaku Pemanfaatan Pengobatan

c. Kepercayaan: keyakinan, sikap, serta pengetahuan terhadap Pengobatan dan penyakitnya. 2. Karakteristik Pendukung enabling characteristic a. Sumber daya keluarga : penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan. b. Sumber daya masyarakat : jumlah sarana Pengobatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana serta karakteristik masyarakat urban atau rural. 3. Karakteristik Kebutuhan need characteristic Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan Pengobatan. Karakteristik kebutuhan dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni : a. Perceived subject assessment. b. Evaluated clinical diagnosis. Komponen kebutuhan yang ”dirasakan” perceived need, diukur dengan perasaan subjektif individu terhadap Pengobatan. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa faktor kebutuhan need merupakan penentu akhir bagi individu dalam menentukan seseorang memanfaatkan Pengobatan Andersen, 1995. Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-spiritual yang utuh dan unik sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia berbeda dengan makhluk lain yang ada dimuka bumi ini. Teori kebutuhan manusia memandang manusia sebagai suatu keterpaduan, keseluruhan yang terorganisir dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia dipandang sebagai tekanan internal hasil dari perubahan keadaan sistem dan tekanan ini diwujudkan dengan adanya suatu perilaku yang dilakukan agar terpenuhinya suatu kebutuhan. Menurut Abraham Maslow kebutuhan manusia terdiri dari 5 yaitu i kebutuhan fisiologis, ii kebutuhan rasa aman dan keselamatan, iii kebutuhan dicintai dan dimiliki, iv kebutuhan akan harga diri dan v kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan kesehatan health needs pada dasarnya bersifat objektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh tenaga medis dan karena itu untuk meningkatkan derajat kesehatan pada perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat objektif maka munculnya kebutuhan sangat ditentukan oleh masalah kesehatannya. Berbeda halnya dengan kebutuhan, permintaan kesehatan health demand yang pada dasarnya bersifat objektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh persepsi pasien tentang kesehatannya. Oleh karena itu pemenuhan permintaan tersebut pada saat itu saja Notoadmodjo, 2007. Kebutuhan terhadap Pengobatan seringkali disalahtafsirkan dengan permintaan terhadap perawatan, pemenuhan kebutuhan Pengobatan belum tentu merupakan pemenuhan permintaan perawatan Pengobatan seseorang Azwar, 1996. Menurut Ewless dan Simnett ada empat macam kebutuhan yaitu i kebutuhan normatif, ii kebutuhan yang dirasakan, iii kebutuhan yang dinyatakan, dan iv kebutuhan komparatif. Kebutuhan normatif adalah kebutuhan yang ditetapkan oleh seorang ahli atau seorang profesional sesuai dengan kebutuhan normatif, seperti peraturan kesehatan makanan, ditetapkan oleh undang-undang. Kebutuhan yang dirasakan adalah kebutuhan yang diidentifikasikan orang- orang sebagai apa yang mereka inginkan. Kebutuhan yang dirasakan dapat sedikit atau tak terbatas banyaknya tergantung pada kesadaran dan pengetahuan orang tentang apa yang dapat tersedia. Kebutuhan yang dinyatakan adalah apa yang orang katakan mereka butuhkan dan telah diubah menjadi permintaan yang terungkapdinyatakan. Tidak semua kebutuhan yang dirasakan dapat berubah menjadi kebutuhan yang dinyatakan. Tidak ada kesempatan, motivasi atau keberanian menyatakan sesuatu dapat menjadi hambatan pengungkapan kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan komparatif adalah kebutuhan yang ditatapkan ahli dengan membandingkan kebutuhan masing-masing kelompok sasaran. Dalam hal ini, kelompok yang belum mendapat perlakuan dianggap merupakan kelompok yang memiliki kebutuhan. Dalam menjelaskan keputusan dalam pencarian pengobatanpemanfaatan Pengobatan, model Andersen adalah yang paling banyak digunakan Becker, 1974. Model perilaku penggunaan Pengobatan ini dikembangkan sekitar tahun 1960-an, untuk memahami mengapa keluarga menggunakan Pengobatan, mengukur kelayakan akses Pengobatan, dan untuk membantu mengembangkan kebijakan dalam mempromosikan akses yang layak Andersen, 1995. Menurut model ini, penggunaan Pengobatan oleh seseorang merupakan fungsi dari predisposisi dalam menggunakan Pengobatan, faktor pemungkin dan kebutuhan akan pengobatan. Karakteristik predisposing, faktor demografi seperti umur dan jenis kelamin mempresentasikan secara biologis bahwa orang – orang akan memerlukan perawatan kesehatan Whuka dan Eat dalam Andersen, 1995. Struktur sosial diukur dengan faktor – faktor determinan status seseorang di masyarakat, kemampuan dia untuk mengatasi masalah – masalah tersebut. Pengukuran tradisional untuk menilai struktur sosial adalah pendidikan, pekerjaan, dan suku bangsa Andersen, 1995. Health beliefkepercayaan kesehatan adalah sikap, nilai – nilai dan pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang kesehatan dan Pengobatan yang bias mempengaruhi persepsi mereka akan kebutuhan dan penggunaan Pengobatan. Health belief menyediakan sebuah arti untuk menjelaskan bagaimana struktur social bias mempengaruhi sumber daya pemungkin enabling resources, persepsi kebutuhan, dan kebutuhan subsekuent subsequent use. Sumber daya yang memungkinkan dari masyarakat dan pribadi harus ada untuk penggunaan Pengobatan. Pertama, petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan harus tersedia dimana orang – orang tinggal dan bekerja. Kemudian orang – orang harus mempunyai tujuan dan mengetahui