Tingkat Pendidikan Keterbatasan Penelitian

dari 95 orang mengatakan tarif pengobatan tradisional sedang. Mengingat, Indonesia tergolong sebagai negara berkembang, dimana masyarakatnya yang tergolong golongan ekonomi menengah mendominasi terutama di lingkungan kaum urban.

6.2.7. Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan pada tabel 5.25. dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama satu rumah dengan responden, memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengambilan keputusan masyarakat dalam memilih pengobatan tradisional sebagai pengobatan rujukan pada saat mengalami gangguan kesehatan karena memiliki p value sebesar 0,023 atau kurang dari nilai α, yaitu 0,05. Kalau dilihat berdasarkan jumlah anggota keluarga yang tinggal dengan responden, hal ini berkaitan dengan kemampuan daya beli atau status ekonomi. Kemampuan daya beli akan semakin besar jika anggota keluarga yang tinggal dalam rumah lebih sedikit, demikian juga sebaliknya. Kemampuan daya beli juga memiliki pengaruh terhadap pemilihan pengobatan. Dari tabel 5.25 terlihat bahwa jumlah anggota keluarga yang ideal lebih banyak daripada yang tidak ideal. Sehingga responden dengan jumlah anggota keluarga ideal, lebih banyak yang melakukan melakukan pengobatan ke pengobatan tradisional. Jika dikaitkan dengan teori pemilihan pengobatan, hal ini mungkin diakibatkan responden dengan jumlah anggota keluarga tidak ideal memilih untuk melakukan pengobatan sendiri di rumah dibandingkan dengan ke pengobatan tradisional. Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah secara tidak langsung memberikan beban pada kondisi kesehatan dan kemampuan untuk mengakses pengobatan. Semakin banyak anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, maka semakin kurang terperhatikannya kesehatan masing – masing anggota keluarga. Dan semakin banyak anggoata keluarga, semakin tinggi juga biaya hidup yang harus ditanggung oleh kepala keluarga. Pada penelitian ini ditemukan jumlah anggota keluarga tidak ideal dalam satu rumah yang lebih banyak mengakses pengobatan tradisional dibandingkan dengan responden yang tinggal dengan jumlah anggota keluarga ideal. Hal ini menunjukan bahwa mahalnya pelayanan kesehtan konvensional, membuat masyarakat beralih ke pengobatan tradisional untuk melakukan pengobatan ke pengobatan tradisional. Hal ini dilakukan mungkin sebagai alternatif. Namun, fenomena ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Karena pengobatan tradisional menjadi alternatif bagi masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke bawah maka pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Pengobatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer Kementerian Kesehatan pada pengobatan tradisional harus semakin ketat. Mengingat beberapa kasus penyalahgunaan pengobatan di Indonesia masih tergolong tinggi. Hal ini disebabkan karena pengetahuan masyarakat masih rendah mengenai pengobatan tradisional yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan agar tidak merugikan masyarakat baik secara finansial maupun secara moril.

6.2.8. SukuEtnis

Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan pada tabel 5.26. dapat disimpulkan bahwa asal sukuetnis keluarga responden memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengambilan keputusan masyarakat dalam memilih pengobatan tradisional sebagai pengobatan rujukan pada saat mengalami gangguan kesehatan karena memiliki p value sebesar 0,007 atau kurang dari nilai α, yaitu 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kebudayaan di Indonesia memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam memilih pengobatan. Pengobatan tradisional yang berbasis kearifan lokal berdasarkan data pada tabel 5.26, berturut – turut dari yang paling banyak ke yang paling sedikit berdasarkan kunjungan adalah Suku Jawa, Suku Betawi, Etnis Tionghoa, Suku Batak, Suku Melayu, dan Suku Bali. Hal ini menunjukan bahwa suku – suku di