Tarif Pengobatan Tradisional Faktor Pendukung Perilaku Pencarian Pengobatan Tradisional
111
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan
1. Masyarakat Cengkareng memiliki minat untuk melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan tradisional cukup tinggi dengan berbagai
frekuensi kunjungan sesuai dengan kebutuhan. 2. Faktor predisposisi masyarakat Cengkareng yang menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional: a. Usia masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan
tradisional lebih besar kelompok usia 30 tahun 80. Namun dari segi kepatuhan dalam melakukan pengobatan tradisional lebih
baik kelompok usia ≤ 30 tahun. Berdasarkan uji statistik, usia
memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan pelayanan kesehatan tradisional dengan p value sebesar 0,016.
b. Jenis kelamin masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan tradisional lebih besar yang berjenis kelamin wanita dibandingkan
pria 53,7. Hal ini menggambarkan untuk mengakses pelayanan kesehatan tradisional tidak harus diputuskan oleh kepala keluarga
pria. Dan berdasarakan uji statistik, jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan pelayanan
kesehatan tradisional dengan p value 0,019. Ini menunjukan bahwa
emansipasi wanita dalam pemilihan pengobatan khususnya untuk diri sendiri sudah berkembang dengan baik.
c. Status pernikahan masyarakat yang mengakses pelayanan kesehatan tradisional didominasi oleh kelompok masyarakat yang
sudah menikah 67,4. Hal ini menggambarkan bahwa kematangan pola pikir dalam memilih pelayanan kesehatan
tradisional turut menentukan keputusan pemilihan pelayanan kesehatan rujukannya. Namun berdasarakan uji statistik, status
penikahan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan pelayanan kesehatan tradisional dengan p
value 0,097. Tingginya jumlah tersebut dan tidak adanya hubungan signifikan antara status pernikahan dengan perilaku penggunaan
pelayanan kesehatan tradisional dikarenakan beberapa karakteristik pendorong lain yang lebih kuat.
d. Pendididikan masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan tradisional didominasi oleh masyarakat dengan pendiddikan
rendah, yaitu masyarakat yang menamatkan pendidikan hanya sampai tingkat SD sampai SMA 64,2. Namun berdasarkan hasil
uji statistik, tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan pelayanan kesehatan
dengan p value 0,136. Hal ini karena masyarakat mendapatkan informasi mengenai pelayanan kesehatan tradisional secara bebas
dari berbagai sumber dan tidak harus dipelajari secara akademik.