6.2.5. Pengetahuan Tentang Pengobatan
Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang pengobatan tradisional
memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengambilan keputusan masyarakat dalam memilih pengobatan tradisional
karena memiliki p value sebesar 0,046 atau kurang dari nilai α,
yaitu 0,05. Dari distribusi data pengetahuan tentang pengobatan tradisional dapat terlihat bahwa masyarakat pengetahuan rendah
lebih banyak mengakses pengobatan tradisional. Hal ini mungkin terjadi akibat masyarakat masih dalam tahap mencoba khasiat dari
pengobatan tradisional dengan khasiat dari pengobatan kedokteran modernkonvensional.
Dari data responden yang jarang menggunakan pengobatan tradisional dalam arti di dalam penelitian ini baru pertama kali
datang atau baru mencoba pengobatan tradisional lebih banyak dibandingkan dengan yang kadang
– kadang atau sering. Begitu pula masyarakat yang kadang
– kadang ke pengobatan tradisional lebih banyak daripada masyarakat yang sering menggunakan
pengobatan tradisional sebagai terapi kesehatan pada saat mengalami gangguan kesehatan ke pengobatan tradisional. Hal ini
terjadi mungkin adanya penurunan tingkat kepercayaan terhadap pengobatan
kedokteran modernkonvensional.
Sehingga
masyarakat mau mencoba pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan.
Jika dilakukan perbandingan antara kelompok masyarakat dengan pengetahuan rendah dan kelompok masyarakat dengan
pengetahuan tinggi tentang pengobatan tradisional, responden dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan melakukan
pengobatan ke pengobatan tradisional lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan rendah.
6.2.6. Pekerjaan
Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan masyarakat yang melakukan
pencarian pengobatan tradisional tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengambilan keputusan masyarakat dalam
memilih pengobatan tradisional sebagai pengobatan rujukan pada saat mengalami gangguan kesehatan. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan ekonomi masyarakat. Kalau dilihat dari segi penghasilan yang didapatkan dari
pekerjaan yang dilakukan, tidak ada hubungan antara pemilihan pengobatan tradisional pada jenis pekerjaan pegawai negeri sipil,
pegawai swasta, wiraswasta, buruh, dan orang yang tidak bekerja. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh tarif pengobatan tradisional yang
dinilai sedang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat 61
dari 95 orang mengatakan tarif pengobatan tradisional sedang. Mengingat, Indonesia tergolong sebagai negara berkembang,
dimana masyarakatnya yang tergolong golongan ekonomi menengah mendominasi terutama di lingkungan kaum urban.
6.2.7. Jumlah Anggota Keluarga
Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan pada tabel 5.25. dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga yang
tinggal bersama satu rumah dengan responden, memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengambilan keputusan
masyarakat dalam memilih pengobatan tradisional sebagai pengobatan rujukan pada saat mengalami gangguan kesehatan
karena memiliki p value sebesar 0,023 atau kurang dari nilai α,
yaitu 0,05. Kalau dilihat berdasarkan jumlah anggota keluarga yang
tinggal dengan responden, hal ini berkaitan dengan kemampuan daya beli atau status ekonomi. Kemampuan daya beli akan semakin
besar jika anggota keluarga yang tinggal dalam rumah lebih sedikit, demikian juga sebaliknya. Kemampuan daya beli juga
memiliki pengaruh terhadap pemilihan pengobatan. Dari tabel 5.25 terlihat bahwa jumlah anggota keluarga yang ideal lebih banyak
daripada yang tidak ideal. Sehingga responden dengan jumlah anggota keluarga ideal, lebih banyak yang melakukan melakukan
pengobatan ke pengobatan tradisional. Jika dikaitkan dengan teori