dagingnya dan yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam – garam
yang bisa didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah contohnya, air mata air zam - zam yang terletak di Mekah Mukarramah.
2.2.2.1. Obat Herbal
Obat herbal didefinisikan sebagai obat - obat yang dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun
tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya
Mangan, 2003. Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan
tropika. Di Malaysia saja, kira – kira 1,230 jenis spesies tumbuhan
telah lama digunakan di dalam rawatan tradisional Dharmaraj, 1998. Kaum Melayu misalnya sering menggunakan akar susun kelapa
Tabernaemontana divaricata, akar melur Jasminum sambac, bunga raya Hibisus rosa sinensis dan ubi memban Marantha arundinacea
untuk rawatan kanser Dharmaraj, 1998. Dalam pengobatan tradisional ini, memang masih kurang data
– data laboratorium tentang khasiat serta manfaat tanaman - tanaman tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter modern menganggap
pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada
dasarnya melihat kesehatan sebagai satu pendekatan holistik dimana jika adanya berlaku gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini
akan menyebabkan ketidakseimbangan pada organ tubuh yang
lainnya. Tujuan utama pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ - organ ini dan
bukan hanya untuk menghilangkan gejala saja Mursito, 2002. Keuntungan utama dalam menggunakan obatan herbal ini
adalah biayanya yang murah Moh, 1998. Ini karena mudahnya dapat bahan baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di halaman rumah
sebagai bekalan. Kebanyakan tumbuhan ini mudah membesar dan tidak memerlukan kos penjagaan yang tinggi jika ditanam sendiri.
Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya relatif kecil sehingga lebih aman digunakan daripada obat
– obatan modern yang banyak efek sampingnya. Bahkan, di kalangan masyarakat, obat herbal ini
dianggap tidak memiliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap tumbuhan ini memiliki bahan kimia hanya dalam dosis yang
relatif kecil sehingga tidak memberikan efek yang besar pada penggunanya Mangan, 2003.
2.2.2.2. Pijat Tradisional
Pijat adalah sebuah perlakuan ”hands-on”, dimana terapis memanipulasi otot dan jaringan lunak lain dari tubuh untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Berbagai jenis pijat dari lembut membelai hingga teknik manual yang lebih dalam untuk
memijat otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah dipraktikkan sebagai terapi penyembuhan selama berabad - abad yang hampir ada
dalam setiap kebudayaan di seluruh dunia. Ini dapat membantu meringankan ketegangan otot, mengurangi stres, dan membangkitkan
rasa ketenangan. Meskipun pijat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, hal itu terutama mempengaruhi aktivitas, sistem
muskuloskeletal, peredaran darah, limfatik, dan juga saraf. Jenis pijatan, ada hampir 100 pijat tubuh yang berbeda - beda
tekniknya. Setiap teknik unik dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis yang paling umum diterapkan di Amerika Serikat dan
semakin berkembang di negara - negara lain meliputi: 1. Pijatan Aromaterapi: Minyak essensial dari tanaman dipiijat di
atas kulit untuk meningkatkan penyembuhan dan efek relaksasi dari pijatan itu. Minyak essensial ini diyakini memiliki pengaruh
kuat pada suasana hati dengan merangsang dua struktur jauh di dalam otak, yaitu: sistem limbik dan hipokampus yang
merupakan penyimpan emosi dan memori. 2. Pijatan Craniosakral: tekanan lembut diterapkan pada kepala dan
tulang belakang untuk memperbaiki ketidakseimbangan dan memulihkan aliran cairan serebrospinal di daerah - daerah
tersebut. 3. Pijatan Limfatik: Pijatan yang lembut dan berirama digunakan
untuk meningkatkan aliran getah bening cairan berwarna yang membantu melawan infeksi dan penyakit ke seluruh tubuh. Salah
satu bentuk yang paling populer dari pijat limfatik, drainase limfatik manual MLD, berfokus pada pengeringan kelebihan
getah bening. MLD biasanya digunakan setelah operasi seperti mastektomi untuk kanker payudara untuk mengurangi bengkak.
4. Pijatan Miofasial: tekanan lembut dan memposisi tubuh digunakan untuk relaksasi dan peregangan otot - otot, fasia
jaringan ikat, dan struktur terkait. Biasanya terapis fisik dan terapis pijat yang terlatih menggunakan teknik ini.
5. Terapi Polaritas: Suatu bentuk energi penyembuhan, terapi polaritas menstimulasi dan menyeimbangkan aliran energi dalam
tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. 6. Refleksi: teknik khusus menggunakan ibu jari dan jari diterapkan
pada tangan dan kaki. Refleksologis percaya bahwa daerah ini mengandung titik refleks atau koneksi langsung ke organ
tertentu dan struktur pada seluruh tubuh. 7. Rolfing: Tekanan diterapkan pada fasia jaringan ikat untuk
meregangkan, memperpanjang, dan membuatnya lebih fleksibel. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyelaraskan tubuh
sehingga menghemat energi, melepaskan ketegangan, dan fungsi yang lebih baik.
8. Shiatsu: tekanan lembut jari tangan diterapkan terhadap titik –
titik tertentu pada tubuh untuk menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan aliran energi dikenal sebagai qi melalui jalur
energi tubuh disebut meridian.
9. Pijatan Olahraga: Sering digunakan pada atlet profesional dan individu aktif lainnya, pijatan olahraga dapat meningkatkan
kinerja dan mencegah serta mengobati cedera yang berhubungan dengan olahraga.
10. Pijatan Swedia: Berbagai stroke dan teknik tekanan yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung,
menghilangkan hasil metabolisme dari jaringan, meregangkan ligamen dan tendon, serta meredakan ketegangan fisik dan
emosional. 11.
Pijatan ’Trigger Point’ : Tekanan diterapkan untuk memicu poin daerah lembut di mana otot - otot telah rusak untuk
mengurangi kejang otot dan sakit. 12. Sentuhan Integratif: Suatu bentuk terapi pijat lembut yang
menggunakan teknik nonsirkulasi. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dirawat di rumah sakit atau
dalam perawatan hospis. 13. Sentuhan Pengasih: Menggabungkan satu - satu fokus perhatian,
sentuhan yang disengaja, dan pijatan sensitif dengan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup untuk pasien usia lanjut, sakit,
atau pasien kritis ADAM, 2010. Pijat diyakini dapat mendukung penyembuhan, meningkatkan
energi, mengurangi waktu pemulihan cedera, meringankan rasa sakit,
dan meningkatkan relaksasi, suasana hati, dan kesejahteraan. Hal ini berguna untuk banyak masalah muskuloskeletal, nyeri punggung,
osteoarthritis, fibromyalgia, dan terkilir. Pijat juga dapat mengurangi depresi pada orang dengan sindrom kelelahan kronis, mudah sembelit
bila teknik ini dilakukan di daerah perut, menurunkan pembengkakan
setelah mastektomi
pengangkatan payudara,
mengurangi gangguan tidur, dan meningkatkan citra diri. Di tempat kerja, pijat telah terbukti dapat mengurangkan stres dan meningkatkan
kewaspadaan mental. Sebuah studi Cambron, 2006 menemukan bahwa pijat jaringan dapat mengurangi tingkat tekanan darah
pengurangan rata - rata 10,4 mm Hg dalam tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik sebesar 5,3 mm Hg.
Studi lain menunjukkan bahwa pijat memiliki efek menguntungkan pada rasa sakit langsung dan suasana hati di antara
pasien dengan kanker tingkat lanjut Kutner, 2008. Menurut studi klinis yang dilakukan Furlan, 2008, menunjukkan bahwa pijat
mengurangi rasa sakit punggung kronis lebih efektif daripada perlakuan lainnya termasuk akupunktur dan perawatan medis
konvensional untuk kondisi ini, dan dalam banyak kasus, biayanya juga kurang dari perlakuan lainnya.
Ibu dan bayi yang baru lahir juga tampak manfaat dari pijat. Ibu yang dilatih untuk memijat bayi mereka sering merasa kurang
tertekan dan memiliki ikatan emosional yang lebih baik dengan bayi mereka. Bayi yang menerima pijatan dari ibu mereka juga cenderung
lebih sedikit menangis, dan lebih aktif, waspada, dan ramah. Bayi prematur yang menerima terapi pijat telah menunjukkan penambahan
berat badan lebih cepat daripada bayi prematur yang tidak menerima terapi ini. Bayi yang menerima pijat secara teratur juga mendapat tidur
lebih baik, mengurangi masalah kembung perut atau kolik, dan memiliki kesadaran tubuh yang lebih baik serta pencernaan lebih
teratur Beider, 2007. Studi yang dilakukan Vennesy pada tahun 2007 yang
menyentuh tentang pengobatan secara fisik ini menunjukkan bahwa pijat bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk anak - anak muda
dan remaja dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk: 1.
Autism: Anak - anak autistik, yang biasanya tidak suka disentuh, menunjukkan perilaku yang kurang autis dan lebih sosial serta
perhatian setelah menerima terapi pijat dari orang tua mereka. 2.
Dermatitis atopik: Anak - anak dengan masalah ini, tampaknya berkurangan kemerahan, bersisik serta gatal - gatal dan gejala
lain jika menerima pijat. Pijat sebaiknya tidak digunakan saat kondisi kulit meradang secara aktif.
3. Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD: Pijat dapat
memperbaiki suasana hati pada anak dengan ADHD dan membantu mereka merasa kurang gelisah dan hiperaktif.
4. Bulimia: Studi menunjukkan bahwa remaja dengan gangguan
makan merasa kurang tertekan dan cemas setelah menerima terapi pijat.
5. Diabetes: Pijat dapat membantu mengatur kadar gula darah dan
mengurangi kecemasan dan depresi pada anak dengan diabetes. 6.
Rheumatoid arthritis: Anak - anak remaja dengan rheumatoid arthritis JRA telah terbukti kurang mengalami rasa sakit,
kekakuan pada waktu pagi, dan kecemasan hasil daripada terapi pijat.
Orang - orang yang mempunyai kondisi seperti gagal jantung, gagal ginjal, infeksi pada vena superfisial atau selulitis pada bahagian
kaki dan lain - lain, pengumpalan darah pada kaki, masalah koagulasi, dan infeksi kulit yang bisa berjangkit. Bagi pasien yang menderita
kanker, perlu mendapatkan pengesahan daripada dokter mereka karena pijatan ini bisa merusakkan tisu yang rapuh akibat dari
kemoterapi atau pengobatan radiasi. Begitu juga dengan pasien goiter, ekzema dan lesi - lesi kulit lainnya ketika masih sedang kambuh serta
pasien yang menderita osteoporosis, demam tinggi, kurang sel darah putih, masalah mental dan yang sedang pulih dari pembedahan harus
mengelakan dari melakukan pijatan ini.
2.2.2.3. Akupunktur
Akupunktur adalah cara pengobatan yang menggunakan cara menusuk jarum pada titik - titik tertentu pada tubuh badan manusia
dan digunakan untuk mengembalikan serta mempertahankan kesehatan seseorang dengan menstimulasi titik - titik itu.
Indikasi melakukan akupunktur WHO, 1991:
1. Saluran pencernaan dan lambung, untukmengatasi berbagai
masalah fungsional seperti masalah ekskresi asam lambung, nyeri kolik, otot dan peradangan,
2. Saluran nafas, untuk mengatasi kondisi alergi dan meningkatkan
daya tubuh, 3.
Mata, kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi,
4. Mulut; untuk mengatasi rasa nyeri setelah pencabutan gigi
ataupun peradangan kronis, 5.
Saraf, otot dan tulang; yaitu masalah yang berkaitan dengan nyeri, kelemahan, kelumpuhan serta peradangan pada sendi.
Akupunktur juga dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk penyakit yang secara konvensional belum jelas pengobatannya
dan apabila pengobatan konvensional sudah kurang bereaksi terhadap panyakit tersebut. Akupunktur juga dapat digunakan secara beriringan
dengan terapi konvensional ini dan terbukti dapat membantu penderita yang diserang penyakit berat seperti stroke dalam rehabilitasi mereka.
Seperti yang telah diketahui, semua jenis pengobatan pasti ada kontraindikasinya. Bagi akupunktur, kontraindikasinya adalah bagi
penderita yang dalam keadaan hamil. Selain itu, penderita yang menggunakan pacu jantung ataupun pacemaker juga dinasihatkan
untuk tidak memilih pengobatan akupunktur ini. Dan dalam kerja menusuk, seorang akupunkturis tidak bisa menusuk dekat daerah
tumor ganas dan juga pada kulit yang sedang meradang. WHO juga sedang meninjau tentang perlindungan dan pencegahan terhadap
penularan Hepatitis dan HIVAIDS melalui jarum akupunktur. Praktisi akupunktur dan masyarakat yang menggunakan khidmat
pengobatan akupunktur ini diharapkan diberi pendidikan tentang risiko yang bisa dialami dan cara kerja yang benar untuk menanggung
ulangan keadaan ini.
2.2.2.4. Akupressur
Akupressur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum dan menekan. Istilah ini dipakai untuk cara penyembuhan yang
menggunakan teknik penekanan dengan jari pada titik – titik
akupunktur sebagai pengganti penusukan jarum pada system penyembuhan akupunktur. Tujuan penekanan pada titik
– titik akupressur adalah melancarkan aliran energy untuk dapat
menjalankan fungsinya. Fungsi organ – organ tubuh akan terganggu
jika tidak mendapatkan aliran energi yang cukup. Gangguan fungsi tubuh akan mengganggu keseimbangan system tubuh Kementerian
Kesehatan, 2012.
2.3. Pemanfaatan Pengobatan
Menurut Levey dan Loomba 1973, yang dimaksud dengan Pengobatan adalah setiap upaya yng diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat Ilyas, 2003.
Pengobatan merupakan suatu produk yang unik jika dibandingkan dengan produk jasa lainnya, karena Pengobatan memiliki tiga
ciri utama, yaitu: 1.
Uncertainly
Pengobatan bersifat uncertainly artinya adalah Pengobatan tidak dapat dipastikan waktu, tempat dan besarnya biaya yang dibutuhkan maupun tingkat
urgensi dari pelayanan tersebut. 2.
Asymetry of Information Suatu keadaan kesehatan dengan penggunaan atau pembeli jasa Pengobatan.
Pemanfaatan Pengobatan adalah hasil dan proses pencarian Pengobatan oleh seseorang maupun kelompok. Pengetahuan tentang faktor yang mendorong individu
membeli kesehatan merupakan informasi kunci untuk mempelajari utilisasi Pengobatan. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemanfataan utilisasi
Ilyas, 2003.
2.4. Perilaku Pemanfaatan Pengobatan
2.4.1. Definisi Perilaku
Pemanfaatan Pengobatan adalah hasil dari proses pencarian Pengobatan oleh seseorang maupun kelompok. Pengetahuan tentang faktor
yang mendorong individu membeli Pengobatan merupakan informasi kunci untuk mempelajari utilisasi Pengobatan. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pencarian Pengobatan berarti juga mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatanutilisasi. Menurut Andersen R 1968
perilaku orang sakit berobat ke Pengobatan secara bersama dipengaruhi oleh faktor predisposisi predisposing factors, faktor pemungkin enabling
factors, dan faktor kebutuhan need factors. Menurut Notoadmodjo 2007 perilaku pencarian pengobatan adalah
perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian di masyarakat terutama di negara
yang sedang berkembang sangat bervariasi, respons seseorang apabila sakit adalah sebagai berikut:
Pertama, tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa no action, alasannya antara lain bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu
kegiatan atau kerja mereka sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap
dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya.
Kedua, tindakan mengobati sendiri self treatment dengan alasan yang sama seperti telah diuraian. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah
karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasar pengalaman yang lalu usaha sendiri sudah
mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pengobatan keluar tidak diperlukan.
Ketiga, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional traditional remedy. Keempat, mencari pengobatan dengan
membeli obat-obat ke warung-warung obat chemist shop dan sejenisnya, termasuk ke tukang
– tukang jamu. Kelima, mencari pengobatan ke fasilitas- fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-
lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit Notoatmodjo, 2007.
Fasilitas Pengobatan yang kurang di daerah pedesaan menyebabkan sebagian besar masyarakat masih sulit mendapatkan atau memperoleh
pengobatan. Selain itu hal penting yang mempersulit usaha pertolongan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat desa adalah kenyataan yang
sering terjadi dimana penderita atau keluarga penderita tidak dengan segera mencari pertolongan pengobatan. Perilaku yang menunda untuk memperoleh
pengobatan dari praktisi kesehatan ini disebut dengan treatment delay Sarafino, 2006.
Treatment delay adalah rentang waktu yang telah berlalu ketika individu mengalami simptom awal sampai individu memasuki Pengobatan
dari praktisi kesehatan Sarafino, 2006. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan ini, seringkali kesalahan dan penyebabnya dikarenakan faktor jarak
antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh, tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Perilaku juga dapat dikatakan sebagai totalitas penghayatan dan
aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara beberapa faktor.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response yang berarti respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu
yang disebut reinforcing stimulation atau reinfocer yang akan memperkuat respons. Oleh karena itu untuk membentuk perilaku perlu diciptakan adanya
suatu kondisi tertentu yang dapat memperkuat pembentukan perilaku Prasetijo 2004.
2.4.1. Faktor - Faktor yang Memengaruhi Perilaku Berdasarkan Model Andersen
Berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pasien akan memutuskan menggunakan Pengobatan. Untuk menjelaskan tentang
proses pemanfaatan Pengobatan oleh masyarakat atau pasien oleh Andersen 1995 dikemukakan bahwa keputusan seseorang dalam memanfaatkan
Pengobatan tergantung pada: 1. Karakteristik Predisposisi predisposing characteristic
Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan Pengobatan yang
berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yakni:
a. Ciri - ciri demografi : umur, jenis kelamin, status pernikahan, dan penyakit yang pernah diderita.
b. Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, jumlah anggota keluarga, agama, kesukuan, dan jarak ke Pengobatan.
c. Kepercayaan: keyakinan, sikap, serta pengetahuan terhadap Pengobatan dan penyakitnya.
2. Karakteristik Pendukung enabling characteristic a. Sumber daya keluarga : penghasilan keluarga, kemampuan membeli
jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan. b. Sumber daya masyarakat : jumlah sarana Pengobatan, jumlah tenaga
kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana serta karakteristik masyarakat urban atau rural.
3. Karakteristik Kebutuhan need characteristic Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk
menggunakan Pengobatan. Karakteristik kebutuhan dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni :
a. Perceived subject assessment. b. Evaluated clinical diagnosis.
Komponen kebutuhan yang ”dirasakan” perceived need, diukur dengan perasaan subjektif individu terhadap Pengobatan. Jadi secara umum
dapat dikatakan bahwa faktor kebutuhan need merupakan penentu akhir bagi individu dalam menentukan seseorang memanfaatkan Pengobatan
Andersen, 1995. Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-spiritual yang utuh dan unik
sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia berbeda dengan