Rumusan Masalah Pertanyaan penelitian

Banyaknya kejadian ISPA pada siswa SD di Tangerang Selatan khususnya di Kecamatan Ciputat serta berdasarkan studi pendahuluan yang menunjukkan banyaknya siswa mengalami batuk pilek dan sakit tenggorokan 60 siswa mengalami batuk dan pilek selama 3-7 hari dan 30 siswa mengalami batuk dan pilek disertai sakit tenggorokan serta letak sekolah dasar yang sebagian besar berada di pinggir jalan membuat peneliti tertarik untuk mengangkat judul hubungan lingkungan dalam ruang kelas dengan kejadian keluhan gejala ISPA pada siswa kelas 5 SDNbulan Juni tahun 2013. Studi ekologi adalah investigasi dari distribusi kesehatan dan faktor determinannya antara grup. Studi ekologi digunakan jika data pada tingkat individu tidak tersedia, data tingkat pengukuran pajanan individu tidak tersedia, tetapi data pada tingkat gruppopulasi tersedia Goldberg, 2000. Penelitian ini menggunakan studi ekologi karena unit analisis dalam peneitian ini adalah populasi. Selain itu data tingkat pengukuran pajanandebu maupun faktor fisik suhu, kelembaban, luas ventilasi, kepadatan hunian, ventilasi alami, ventilasi buatan dan lantai kelas pada individu tidak tersedia dan data yang tersedia adalah pada populasi.

B. Rumusan Masalah

ISPA tidak hanya rentan pada balita, tetapi juga pada anak-anak usia sekolah. Sebagian besarSDN berada di pinggir jalan raya dengan pencemaran udara dari transportasi yang cukup tinggi. Banyaknya siswa SD yang tercatat menderita ISPA dimungkinkan karena kondisi lingkungan sekolah khususnya ruang kelas yang tidak memenuhi syarat. Lingkungan sekolah ruang kelas yang tidak memenuhi syarat meliputi faktor suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan huniandan lantai kelas dapat menyebabkan ISPA pada siswa SD. Hasil studi pendahuluan menunjukkan 60 siswa SDN mengalami batuk dan pilek selama 3-7 hari dan 30 siswa SDN mengalami batuk dan pilek disertai sakit tenggorokan. Beberapa penelitian telah melakukan penelitan tentang hubungan lingkungan sekolah terhadap ISPA. Penelitian ini tidak hanya melihat ada tidaknya hubungan, tetapi juga melihat derajat asosiasi keeratan hubungan antara lingkungan dalam kelas dengan ISPA. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai hubungan lingkungan dalam ruang kelas dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN bulan Junitahun 2013.

C. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimanakah gambaran kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 2. Bagaimanakah gambaran besar suhu, kelembaban, kepadatan hunian, luas ventilasi, ventilasi alami, ventilasi buatan dan lantaikelas SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 3. Apakah ada hubungan antara suhu dalam ruang kelas dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 4. Apakah ada hubungan antara kelembaban dalam ruang kelas dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 5. Apakah ada hubungan antara kepadatan hunian dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 6. Apakah ada hubungan antara luas ventilasi dalam kelas dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 7. Apakah ada hubungan antara ventilasi alami kelas dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 8. Apakah ada hubungan antara ventilasi buatan kelas dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013? 9. Apakah ada hubungan antara lantai kelas dengankejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013?

D. Tujuan 1. Tujuan Umum