ventilasi  yang  baik,  maka  akan  mempercepat  proses  penularan  penyakit.Naria 2008  juga  menyatakan  bahwa  keadaan  kelembaban  rumah  memenuhi  syarat
atau  tidak  memenuhi  syarat  dapat  terjadi  karena  keadaan  ventilasi  rumah. Kurangnya ventilasi rumah akan meningkatkan kelembaban rumah.
Udara yang lembab akan menimbulkan gangguan kesehatan penghuninya terutama timbulnya penyakit ISPA. Kelembaban yang tinggi merupakan media
yang  baik  untuk  perkembangan  mikroorganisme  patogen.  Kelembaban  rumah yang
tinggi akanmendukung
terjadinya penyakit
dan penularan
penyakit.Penelitian  Gardinassi  2012  menunjukkan  ketika  kelembaban  udara meningkat,  virus  infeksi  saluran  pernafasan  cenderung  meningkat.  Pada
kelembaban  relatif  sebesar  75,  virus  pernafasan  terdapat  dalam  beberapa sampel laboratorium.
E. Hubungan Kepadatan Hunian dengan Kejadian ISPA
Batas  kepadatan  dalam  ruang  kelas  yang  baik  ditetapkan  berdasarkan Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  Tahun  2007  mengenai  standar  sarana
dan  prasarana  sekolah  adalah  sebesar ≥2m
2
siswa.  Jika  dirasakan  dalam  suatu ruang kelas terasa pengap atau seperti terasa sesak, penyebab kondisi ini karena
luas  ruangan  tidak  mencukupi  untuk  menampung  murid-murid.  Terlalu padatnya  kondisi  ruang  kelas  dapat  menghalangi  proses  pertukaran  udara
bersih, sehingga kebutuhan udara bersih tidak terpenuhi Pramayu, 2012.
Menurut  Yusup  2005  dalam  jurnal  kesehatan  lingkungan  menyatakan bahwa  semakin  banyak  jumlah  penghuni  rumah  maka  semakin  cepat  udara
ruangan mengalami pencemaran gas. Dengan banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti oleh peningkatan CO
2
ruangan dan dampak dari peningkatan CO
2
ruangan adalah penurunan kualitas udara dalam rumah.Kepadatan yang terlalu tinggi dalam sebuah ruangan juga memudahkan
terjadinya  penularan  suatu  penyakit  melalui  inhalasi  individu,  ataupun kekerapan  terkena  droplet  dari  siswa  yang  sedang  sakit  kepada  siswa  lainnya
Pramayu, 2012. Hasil  uji  statistik  menunjukkan  bahwa  ada  hubungan  antara  kepadatan
hunian  dengan  kejadian  ISPA  pada  siswa  kelas  5  SDN  di  Kecamatan  Ciputat bulan  Juni  tahun  2013,  dengan  p  value  sebesar  0,011.  Selain  itu  adanya
hubungan  yang  kuat  antara  kepadatan  hunian  dengan  kejadian  ISPA,  dengan r=0,510.
Penelitian  Pramayu  2012  di  Kota  Depok  menunjukkan  kepadatan hunian  siswa  dalam  ruang  kelas  terbukti  berpengaruh  dalam  menimbulkan
gangguan  ISPA.  Siswa  yang  berada  di  ruang  kelas  dengan  luas  2m
2
siswa akan mengalami gangguan ISPA 2,73 kali lebih tinggi dibandingkan siswa yang
berada  di  ruangan  kelas  dengan  luas  ≥2m
2
siswa.  Penelitian  Ringgih  2012 menunjukkan  hasil  adanya  hubungan  kepadatan  penghuni  rumah  dengan
kejadian ISPA pada  balita dengan  nilai  p sebesar 0,001. Penelitian  Wattimena 2004 juga mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kepadatan  hunian  dengan  terjadinya  gangguan  saluran  pernafasan  pada  bailta. Balita  yang  tinggal  di  dalam  rumah  yang  tidak  memenuhi  syarat  batas  hunian
beresiko 4,3 kali lebih tinggi dibandingkan yang memenuhi syarat. Notoatmodjo  2003  menyatakan  bahwa  untuk  ketetapan  luas  rumah,
jumlah, dan ukuran ruangan harus disesuaikan dengan jumlah orang yang akan menempati rumah tersebut agar tidak terjadi kelebihan jumlah penghuni rumah.
Luas  lantai  bangunan  harus  disesuaikan  dengan  jumlah  penghuninya.  Luas bangunan  yang  tidak  sebanding  dengan  penghuninya  akan  menyebabkan  over
crowded.  Hal  ini  akan  mengakibatkan  dampak  buruk  bagi  kesehatan  serta menyebabkan  kurangnya  konsumsi  oksigen  sehingga  berpotensi  terhadap
penularan penyakit infeksi. Jika penghuni terlalu padat, bila ada penghuni yang sakit  maka  dapat  mempercepat  penularan  penyakit  tersebut,  seperti  penyakit
yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Mairusnita  2007  menyatakan  bahwa  kepadatan  hunian  berpengaruh
terhadap  terjadinya  cross  infection.  Ketika  ada  penderita  ISPA  yang  berada dalam  satu  ruangan,  maka  pada  saat  batukbersin  melalui  udara  akan
mempercepat  proses  penularan  terhadap  orang  lain. Padmonobo  2012  juga
menyatakan bahwa kepadatan hunian tidak terlepas dari faktor penularan suatu penyakit  antar  individu.  Gangguan  pernafasan  yang  disebabkan  oleh  virus
biasanya  disebarkan  dari  satu  individu  ke  individu  lainnya  dan  dihantarkan melalui udara. Semakin padat  maka perpindahan  penyakit khususnya penyakit
melalui udara akan semakin mudah dan cepat. Oleh sebab itu kepadatan hunian dalam tempat tinggal merupakan variabel yang berperan dalam kejadian ISPA.
F. Hubungan Luas Ventilasi Alami dengan Kejadian ISPA