6. Hubungan Ventilasi Buatan dengan Kejadian ISPA
Hasil penelitian mengenai hubunganventilasi buatan dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputatbulan Juni tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.10 Analisis Hubungan Ventilasi Buatan dengan Kejadian ISPA
Pada Siswa Kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat Bulan Juni Tahun 2013
Kejadian ISPA N
Rata-rata ISPA
Standar Deviasi
p value
Tidak Baik Baik
16 8
61,31 55
16,304 24,178
0,602
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa rata-rata kejadian ISPA pada
siswa kelas 5 SDN yang berada di ruang kelas dengan ventilasi buatan tidak baik adalah 61,31 dengan standar deviasi sebesar 16,304, sedangkan rata-
rata kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN yang berada di ruang kelas dengan ventilasi buatan baik adalah 55 dengan standar deviasi 24,178.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar0,602,pada tingkat kemaknaan 5 dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tidak
sejalan dengan hipotesis penelitian sehinggatidak ada hubungan antara ventilasi buatan dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di
Kecamatan Ciputat bulan Juni tahun 2013.
7. Hubungan Lantai Kelas dengan Kejadian ISPA
Hasil penelitian mengenai hubungan antara lantai kelas dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputatbulan Juni
tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.11 Analisis Hubungan Lantai Kelasdengan Kejadian ISPA
Pada Siswa Kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat Bulan Juni Tahun 2013
Kejadian ISPA N
Rata-rata ISPA
Standar deviasi
p value
Tidak Baik Baik
17 7
60,06 57,14
18,552 21,381
0.924
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa rata-rata kejadian ISPA pada
siswa kelas 5 SDN yang berada di ruang kelas dengan keadaan lantai tidak baik adalah 60,06 dengan standar deviasi sebesar 18,552, sedangkan rata-
rata kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN yang berada di ruang kelas dengan keadaan lantai baik adalah 57,14 dengan standar deviasi 21,381.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar0,924,pada tingkat kemaknaan 5 dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tidak
sejalan dengan hipotesis penelitian sehingga tidak ada hubungan antara lantai kelas dengan kejadian ISPA pada siswa kelas 5 SDN di Kecamatan
Ciputat bulan Juni tahun 2013.
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak diukurnya besar PM
10
dalam ruang kelas selama siswa belajar di kelas karena keterbatasan alat pengukur.
Sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajanan debu yang merupakan penyebab terjadinya ISPA. Data kejadian ISPA diperoleh dari siswa kelas 5 SD yang
masuk sekolah saat penelitian dilakukan. Sehingga tidak meliputi siswa yang tidak masuk sekolah.
B. Kejadian ISPA
Ukuran angka kejadian ISPA dalam penelitian ini adalah insidensi kejadian ISPA yaitu IR. IR kejadian ISPA diperoleh dari jumlah siswa yang mengalami
gejala ISPA berdasarkan keluhan yang dirasakan dibagi total siswa yang menghuni kelas 5 SDN di Kecamatan Ciputat. Nilai IR tertinggi yaitu sebesar
85,11 di SDN 2Ciputat dan terendah sebesar 25 di SDN 5 Ciputat. Penelitian Pramayu 2012 tentang gangguan ISPA pada siswa SD di
Kecamatan Cipayung Kota Depok tahun 2012 juga menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami gangguan ISPA lebih banyak dibanding dengan jumlah
siswa yang tidak mengalami gangguan ISPA yaitu 75 siswa 62,5 mengalami gangguan ISPA dan 45 siswa 37,5 tidak mengalami gangguan ISPA.