Bai’at Silsilah Dimensi Esoteris Satu Dzikir

lxv 4. Tidak boleh banyak bicara pada Syekh Akbar 5. Tidak boleh menduduki sajadah atau tempat yang disediakan untuk Syekh Akbar. 6. Tidak boleh mengabaikan perintah Syekh Akbar. 7. Tidak boleh bepergian, menikah, dan melakukan perbuatan-perbuatan kecuali atas izin Syekh Akbar. 8. Tidak boleh mengganggu kesibukan Syekh Akbar. 9. Tidak boleh menceritakan satu kebaikan dihadapan lawan yang memusuhi Syekh Akbar. 10. Menjaga hubungan baik dengan Syekh Akbar baik pada waktu hadir maupun ghaib 11. Tidak boleh berdekatan terus dengan orang yang membenci syekh Akbar. 12. Selalu mengingat rabithah Syekh Akbar di dalam hati dalam keadaan apa saja barokahnya akan menyebar 13. Yakin bahwa semua barokah itu bisa dihasilkan melalui perantara Syekh Akbar. 14. Tidak boleh mengunjungi Syekh Akbar kecuali dalam keadaan suci. 15. Tidak boleh melakukan Kholwat kecuali atas izhin Syekh Akbar 16. Bersikap baik sangka terhadap keadaan semua Syekh Akbar. 17. Tidak boleh memberi beban apapun kepada Syekh Akbar. b. Akhlak dengan sesama Anggota Tarekat Ikhwan 1. Berjabat tangan pada saat bertemu atau berpisah 2. Tidak boleh saling bermusuhan dan memutuskan tali persaudaraan 3. Mencintai terhadap orang yang tua maupun yang muda 4. Tidak boleh mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain 5. Mencintai semua Ikhwan satu tarekat seperti mencintai diri sendiri. 6. menjenguk Ikhwan yang sakit 7. Berprasangka baik terhadap sesama ikhwan satu tarekat dan mencari kerelaannya 8. Tidak saling bersaing dalam masalah duniawi 9. Saling membantu dalam berdzikir kepada Allah 10. Saling menolong dalam kasih saying 11. Saling menjaga aib sesama ikhwan 12. Saling berlapang dada terhadap apa yang terjadi pada Ikhwan 13. Mencintai orang yang mencintai ikhwan 14. Memberi pelayanan baik terhadap sesame ikhwan 15. Tidak memberi beban yang berat pada ikhwan. 77

b. Bai’at

77 Uwes Fatoni, Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat, h. 115-117 lxvi Untuk bergabung menjadi anggota tarekat seseorang haruslah terlebih dahulu mengadakan perjanjian dengan gurunya. Perjanjian tersebut lazim disebut bai’at pentahbisan, inisiasi, atau ikrar setia. Di kalangan jama’ah tarekat Idrisiyah, perjanjian dikenal dengan sebutan “talqin” dan “Ijazah”. 78 Ketika upacara talqin berlangsung, Guru duduk berhadapan-hadapan dengan murid, bersalaman atau meletakan tangannya di atas tangan murid bila seorang, bila lebih dari seorang, cukup dengan bersalaman saja. Kemudian membaca surat al-Fatihah, istighfar, dzikir dan shalawat, masing- masing satu kali, kemudian secara lisan guru menyampaikan ajaran yang harus menjadi amalan sehari-hari bagi si murid. Apabila yang akan menjadi murid tersebut perempuan maka upacara talqin dilaksanakan oleh isteri Syekh Akbar. 79

c. Silsilah

Silsilah bagi seorang Syekh atau guru tarekat merupakan syarat terpenting untuk mengajarkan atau memimpin suatu tarekat. Mereka yang akan menggabungkan diri kepada suatu tarekat hendaklah mengetahui sungguh-sungguh nisbah atau hubungan guru-gurunya itu sambung- menyambung satu sama lain sampai kepada Nabi Muhammad. 80 Walaupun tarekat ini silsilahnya sampai Rasulullah SAW, namun ia tidak seperti tarekat-tarekat lainnya, dimana setelah Rasulullah selalu 78 Hadiqah al-Riyahin, Tasikmalaya: Idrisiyyah, 2001 h. 67 79 Peneliti pernah menghadiri dan memperhatikan salah satu prosesi talqin jama’ah Idrisiyah yang baru di Talqindi bai’at di Majlis Taklim Al-Idrisiyyah, Batutulis 15 Juli 2007. 80 Abu Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat, Solo: Ramadhan, 1985, Cet. Ke-3, h. 97 lxvii menghubungkan silsilahnya kepada Ali bin Abi Thalib atau sahabat-sahabat lainnya, tarekat ini menghubungkan silsilahnya dengan Nabi Khidir As. 81 Menurut Syekh Akbar, Nabi Khidir As sampai sekarang belum meninggal dan masih suka membimbing murid-murid Tarekat Idrisiyah atau orang lain yang dikehendakinya. Ia suka menampakan diri sebagai manusia biasa dan memberikan bimbingan kepada seseorang yang sedang mengalami kesulitan atau menemuinya apabila sedang fana. Silsilah Tarekat Idrisiyah selengkapnya: 1. Syekh Akbar M. Daud Dahlan 2. Syekh Akbar Muhammad Dahlan 3. Syekh Akbar Abdul Fatah 4. Ahmad Syarif as-Sanusi 5. Muhammad al-Mahdi 6. Muhammad bin ‘Ali as-Sanusi 7. Ahmad bin Idris 8. Abdul Mawahib Abd. Wahab at-Tazi 9. Abdul `Aziz Ibnu Mas`ud ad-Dabbagh 10. Sayyidina khidir As 11. Sayyidina Muhammad Saw. Selain dari silsilah Tarekat, Syekh Akbar M. Daud Dahlan juga memiliki silsilah nasab keturunan dari Nabi Muhammad Saw. Silsilah Nabi beliau adalah sebagai berikut: 1. K.H.M. Daud Dahlan 2. K.H. Muhammad Dahlan 3. K.H. Abdul Fattah 4. H. Syarief 5. Haji Umar 6. Embok 7. Atok Ranang 8. Pangeran Derajat 9. Syarif Hidayatullah 81 Ceramah Syekh Akbar Muhammad Daud Dahlan tanggal 15 Juli 2007 di Majlis Ta’lim Al-Idrisiyah. lxviii 10. Ali Nur Alim 11. Jamaluddin al-Husein 12. Syekh Jamaluddin 13. Abdullah Kamuddin 14. Abdul Malik 15. Alwi Amir Faqih 16. Muhammad 17. Ubaidillah 18. Ahmad al-Muhajir 19. Isa al-Basri 20. Muhammad Nagib Idris 21. Qasim al-Kamil 22. Ja’far Sadiq 23. Muhammad al-Bakir 24. Zainal Abidin 25. Husein as-Sabti 26. Fatimah az-Zahra Ra 27. Muhammad Saw. 82

d. Dzikir dan Wirid