liii membedakan apakah pendapat tersebut berasal dari mazhab ini atau itu.
Sebagai hasil ijtihad kebenaran suatu pendapat tidak tergantung kepada masyhur tidaknya mazhab tersebut dalam suatu mazhab tertentu, serta tidak
pula membatalkan atau dibatalkan oleh hasil ijtihad imam-imam mazhab lainnya. Lebih lanjut, pendapat-pendapat yang telah di pilih sebelumnya itu
sewaktu-waktu dapat pula di tinggalkan untuk kemudian digantikan dengan pendapat lainnya manakala terjadi ‘illa-‘illat masakah-masalah tertentu.
60
Di tinjau dari ilmu Fiqih, pandangan dan sikap demikian di namakan tafliq
elektik dan intiqal berpindah-pindah dari satu mazhab ke mazhab yang lainnya dalam suatu masalah. Kendati telah menolak pendapat yang
menganggap Tarekat Idrisiyah ber-tafliq dan ber-intiqol. Syekh Akbar Muhammad Dahlan menyatakan, ketika membahas suatu permasalahan ia
tidak hanya merujuk pendapat saja, melainkan juga bersama dalil-dalil dan cara istinbath mereka. Jadi dengan kata lain, yang diambil itu bukan hasil
ijtihadnya Fiqih-nya saja, melainkan metodologinya Ushul Fiqih-nya.
61
b. Salat Sunnah Berjamaah dan Digabungkan
Apabila di kalangan umum kaum muslimin salat sunnah yang dilaksanakan secara berjamaah tertentu kepada Salat dua hari raya I‘daini
tarawih, shalat istisqo, sholat gerhana, kusf dan khusf. Di kalangan tarekat Idrisiyah, salat-salat rawatib, witir, tasbih, dan
shalat hajat juga dilaksanakan secara berjama`ah. Tujuan utamanya disamping
60
Ibid, h. 128
61
Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tarekat al-Idrisiyyah, Sejarah dan Ajarannya. Jakarta : al-Idrisiyah 2003, hal. 103-104
liv mengharapkan ganjaran berjama`ah, juga untuk mendidik murid-murid awam
baru agar membiasakan salat-salat sunnah tersebut.
62
Adapun kitab yang dijadikan bahan rujukan para ulama tarekat Idrisiyah antara lain bersumber dari: Khazinatul-Asrar karya Sayyid
Muhammad Haq an-Nazili, halaman 38, Fawaidul-Makkiyah karangan Sayyid Alwi bin Assegaf, halaman 150, Bughzatul-Mustarsyidiin karangan Sayyid
Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, halaman 67, Syarah Safinatun-Naja
karangan Syekh Nawawi al-Bantani, halaman 87, Ibanatul- Ahkam
karangan Hasan Sulaiman an-Nury, juz II halaman 34.
63
Disamping salat-salat sunnah yang dijama`ahkan, ada sepuluh macam shalat sunnah yang lain dalam satu niat. Pelaksanaan dua salat dalam satu niat
ini dinamakan “tadakhal”, shalat-shalat yang boleh di gabungkan pelaksanaannya tersebut adalah:
1. Salat sunnah tahiyyat al-masjid
2. Salat sunah Ihram
3. Salat sunnah thawaf
4. Salat sunnah Wudhu
5. Salat sunnah Ghaflah karena kelupaan
6. Salat sunnah Istikharah
7. Salat sunnah Hajat
8. Salat sunnah Zawal
9. Salat sunnah Qudum datang dari suatu perjalanan
62
Ibid, h. 63
63
Ibid, h. 64
lv 10.
Salat sunnah Safar akan berpergian.
64
c. Salat Jum`at
Syekh Akbar mengambil pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa waktu pelaksanaan salat jum`at itu dari waktu shalat Dzuhur sampai
sekitar pukul lima sore. Dengan demikian bagi seorang muslim yang karena alasan tertentu, seperti tidak diizinkan meninggalkan kesibukan kerja yang
mempertahankan nafkah hidupnya, salat Jum`at dapat dilaksanakan usai jam kantor. Dengan mengumpulkan beberapa teman sekerja yang sama-sama
belum melaksanakan shalat Jum’at, shalat Jum`at dilaksanakan sebagaimana lazimnya, ada khutbah dan jama`ahnya.
65
Pendapat Imam Malik di atas di pegang untuk memberi kesempatan bagi banyak umat yang demi mencari nafkah, tak dapat meninggalkan pasar,
kantor pabrik, perusahaan tempat mereka kerja pada saat pelaksanaan salat Jum`at. Dari pada tidak melaksanakan salat Jum`at sama sekali, atau harus
mendapatkan sanksi diberhentikan dari kerja PHK.
d. Tata Cara Berpakaian