Tata Cara Berpakaian Dimensi Eksoterik satu fiqih

lv 10. Salat sunnah Safar akan berpergian. 64

c. Salat Jum`at

Syekh Akbar mengambil pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa waktu pelaksanaan salat jum`at itu dari waktu shalat Dzuhur sampai sekitar pukul lima sore. Dengan demikian bagi seorang muslim yang karena alasan tertentu, seperti tidak diizinkan meninggalkan kesibukan kerja yang mempertahankan nafkah hidupnya, salat Jum`at dapat dilaksanakan usai jam kantor. Dengan mengumpulkan beberapa teman sekerja yang sama-sama belum melaksanakan shalat Jum’at, shalat Jum`at dilaksanakan sebagaimana lazimnya, ada khutbah dan jama`ahnya. 65 Pendapat Imam Malik di atas di pegang untuk memberi kesempatan bagi banyak umat yang demi mencari nafkah, tak dapat meninggalkan pasar, kantor pabrik, perusahaan tempat mereka kerja pada saat pelaksanaan salat Jum`at. Dari pada tidak melaksanakan salat Jum`at sama sekali, atau harus mendapatkan sanksi diberhentikan dari kerja PHK.

d. Tata Cara Berpakaian

a. Pakaian Jama`ah Pria Salah satu ciri khas pakaian yang dikenakan jama`ah tarekat Idrisiyah adalah celana panjang, jubah atau ghamis, dan peci semua berwarna putih, ditambah selempang atau selendang berwarna hijau. Mereka menganggap sunnah penyeragaman putih-putih ini dikenakan manakala menunaikan shalat, 64 Ibid, h. 64-65 65 Dewi Nurjulianti, “Menelusuri Tarekat Idrisiyah di Pagendingan, Tasikmalaya” dalam jurnal `Ulumul Qur`an no. 1 vol V tahun 1994. H. 102 lvi wirid dan dzikir. Disamping menjadi identitas yang membedakan komunitas lain, yang paling utama adalah karena ada hadits yang memerintahkan pemakaiannya dan mengabarkan bahwa Rasulullah saw memakai pakaian putih-putih tersebut dan juga bila terkena kotoran akan segera kelihatan jelas. Dalil-dalil Naqlinya antara lain sebagai berikut: 1. Al-Qur`an, surat al-`Araf 7: 31 - ی . 01 2 ی3 456 7 ﻡ 6 8 9 : ﺕ ﻥ 9 ?Aی : B “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” 2. Pendapat-pendapat para ulama tentang pakaian, celana, ghamis, peci, sorban, dan selempang di rujuk dari kitab-kitab: Bughyatul-Mustarsyidin, halaman 86-87, Irsyadul-`Ibad, halaman 49, dan Utsmu-Ainain, halaman 103. 66 Selain pakaian putih para pria juga disunnahkan memelihara jenggot. Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Bukhari, serta beberapa hadits senada riwayat Muslim, memerintahkan kaum muslimin untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis tipis-tipis sebagai ciri pembeda identitas dari kaum musyrikin: 66 Uwes Fatoni, Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat Terhadap Interaksi Sosialnya Dengan Masyarakat Studi Tarekat Idrisiyah Pagendingan Tasikmalaya Tesis Bandung: IAIN Sunan Gunung Djati 2005, h. 105 lvii “Dari Umar r.a, Rasulullah saw bersabda : “Bedakanlah penampilan kalian dari kaum musyrikin, panjangkan jenggot kalian dan cukurlah kumis tipis-tipis. HR. Bukhori.” Keterangan pendapat para imam mazhab yang empat dan para ulama lainya tentang masalahan memelihara jenggot ini di rujuknya dari kitab Bughyatul-Mustarsyidin karya Muhammad bin Husain bin Umar halaman 20 dan kitab al-Ibad fi Mudhari al-Ibtida’ karya Dr. Mahfudz, halaman 408. 67 b. Pakaian Wanita Kaum wanita jama’ah tarekat Idrisiyah boleh memakai busana dengan model seperti busana muslimah sekarang asal tidak tembus pandang dan tidak pula memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Bagi kalangan tarekat Idrisiyah, aurat wanita meliputi seluruh tubuhnya termasuk muka, dada dan kedua telapak tangan. Karena itu jemaah wanita tarekat Idrisiyah untuk menutupi seluruh tubuhnya dengan mengenakan cadar burgho. Cadar di kalangan wanita Idrisiyah di kenal dengan nama burgho’ burqu’ atau jilbab. 68 Dan inilah salah satu ciri khas dari ajaran tarekat Idrisiyah. Dalam bahasa Arab terdapat banyak kata lain yang semakna dengan kata niqab cadar, yaitu burqu’, bukhnuk, lifanu, waswasu dan junnah. Dasar pemakaian cadar atau Burgho bagi mukminat tercantum dalam: 67 Ibid, h. 106 68 Pemakaian cadar telah menjadi identitas wanita Tarekat Idrisiyah. Pemikiran tentang cadar atau Burqho’ ini telah terangkum dalam satu buku Memahami Argumentasi Cadar atau Burqho’ Jakarta: Idrisiyah, 2001 lviii 1. Al-Qur’an surat al-Ahzab 33: 59 C?ی ی ?-D 5 Eﺝ 3 Eﺕ ﻥ ﻡG ﻥی C ﻡ CD ﺝ E H ﻥ : Iی : یHGی 6 J K J B “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.” 2. Hadits tentang kisah al-ifki, aisyah menutup wajahnya dengan jilbab. Riwayat bukhari dan Muslim. 3. Pendapat ulama yang menyatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh badannya, termasuk wajah dan kedua telapak tangannya diambil dalam kitab safinah an-naja halaman 49 serta kitab sulam at-taufiq halaman 66. 69

e. Hukum Merokok