Mad’u Jemaah Tarekat Idrisiyah

lxxix

2. Mad’u Jemaah Tarekat Idrisiyah

Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia yang menerima dakwah, baik secara individu, maupun secara kelompok, baik manusia yang beragama Islam, maupun Non-Islam. 99 Begitu pula dalam tarekat, mad’u dalam tarekat Idrisiyah di sebut murid atau Jemaah tarekat. Sebelum murid memutuskan untuk berbai’at kepada seorang guru mursyid, ia terlebih dahulu memiliki ilmu yang meyakinkan atau yang disebut “ilmu yakin” bahwa kepada siapa ia hendak berhidmat adalah benar-benar seorang mursyid yang mampuh membimbingnya mencapai tujuan. 100 Ketentuan-ketentuan dasar dan umum bagi murid terhadap guru mursyidnya adalah sebagai berikut: 1 Setelah resmi menjadi murid, murid harus menyerahkan dirinya kepada guru secara total tanpa syarat apapun terhadap guru, ia mesti berlaku laksana mayit ditangan pemandinya agar sang guru dapat membuat kelahiran rohani kembali dalam tingkatan yang lebih sempurna dan langgeng. 2 Tidak boleh berguru kepada syekh lain dan tidak meninggalkanya sebelum mata hatinya terbuka. 3 Hendaklah murid senantiasa mengikat syekh, terutama ketika hendak melaksanakan amalan wiridan dan dzikir. 4 Murid hendaknya selalu berbaik sangka husnudzan terhadap syekhnya. 5 Tidak boleh memberi apalagi menjual hadiah dari guru kepada orang lain. 101 99 Aziz, Ilmu Dakwah. h. 90 100 Sayyid Hussein Nashr, Tashawuf dulu dan Kini, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2002, h. 68 101 Salim B. Pili, Tarekat Idrisiyah”Sejarah dan Ajaranya”, h. 37-39 lxxx Adapun adab atau akhlak muridjemaah tarekat terhadap Syekh mursyid Syekh Akbar antara lain: 18. Menghormati dan meng-agungkan Syekh Akbar baik lahir maupun batin. 19. Tidak boleh menentang Syekh Akbar 20. Mendahulukan Syekh Akbar daripada yang lain. 21. Tidak boleh banyak bicara pada Syekh Akbar 22. Tidak boleh menduduki sajadah atau tempat yang disediakan untuk Syekh Akbar. 23. Tidak boleh mengabaikan perintah Syekh Akbar. 24. Tidak boleh bepergian, menikah, dan melakukan perbuatan-perbuatan kecuali atas izin Syekh Akbar. 25. Tidak boleh mengganggu kesibukan Syekh Akbar. 26. Tidak boleh menceritakan satu kebaikan dihadapan lawan yang memusuhi Syekh Akbar. 27. Menjaga hubungan baik dengan Syekh Akbar baik pada waktu hadir maupun ghaib 28. Tidak boleh berdekatan terus dengan orang yang membenci syekh Akbar. 29. Selalu mengingat rabithah Syekh Akbar di dalam hati dalam keadaan apa saja barokahnya akan menyebar 30. Yakin bahwa semua barokah itu bisa dihasilkan melalui perantara Syekh Akbar. 31. Tidak boleh mengunjungi Syekh Akbar kecuali dalam keadaan suci. 32. Tidak boleh melakukan Kholwat kecuali atas izin Syekh Akbar 33. Bersikap baik sangka terhadap keadaan semua Syekh Akbar 34. Tidak boleh memberi beban apapun kepada Syekh Akbar. 102 Adapun mengenai jemaah majlis taklim Al-Idrisiyah, menurut Ustd. Lukmana murid atau Jemaah Tarekat Idrisiyah yang mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi JABODETABEK yang mengikuti dan menghadiri pengajian di majlis taklim Al-Idrisiyah ini berjumlah 1000 orang lebih, Data tersebut berdasarkan data ketika pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau iven-iven besar yang diadakan di majlis taklim ini seperti perayaan maulid nabi, isra’ mi’raj, dan hari-hari besar Islam 102 Uwes Fatoni, “Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat Terhadap Interaksi Sosialnya Dengan Masyarakat” Studi Tarekat Idrisiyah di Pagendingan Tasikmalaya, Tesis Bandung: IAIN Sunan Gunung Djati 2005, h. 115-116 lxxxi lainya. 103 Namun ketika pengajian rutin yang diadakan di majlis taklim yang diadakan pada malam jum’at dan hari Minggu yang kebetulan jadwal Syekh Akbar ceramah di Jakarta, jumlah jemaah yang hadir dalam pengajian tersebut sekitar 400 orang. Dan apabila pengajian tersebut bukan jadwal Syekh Akbar yang memberikan ceramah karena Syekh Akbar mengisi pengajian yang di Tasikmalaya, maka murid atau Jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut sekitar 200 orang. 104 Maka dapat disimpulkan apabila pengajian di Majlis Taklim A-Idrisiyah ini di hadiri dan di isi oleh Syekh Akbar, maka murid atau jemaah yang hadir akan banyak. dan apabila pengajian bukan jadwal Syekh Akbar yang mengisi ceramah, maka jemaah yang hadir berkurang. Dan untuk jumlah Jemaah Laki-laki di Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini berjumlah sekitar 550 Orang atau sekitar 55 dari jumlah keseluruhan. Dan untuk jumlah Jemaah Perempuan sekitar 450 Orang atau sekitar 45. 105 Adapun klasifikasi jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah dapat di bagi menjadi dua bagian, dapat di lihat dari segi pendidikan dan dari segi ekonomi. 1. Klasifikasi jemaah majlis taklim al-Idrisiyah dari segi pendidikan. Jemaah majlis taklim al-idrisiyah yang berpendidikan S1 sampai dengan S3 sekitar 20, yang berpendidikan SMU sekitar 60, dan 20 103 Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al- Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008. 104 Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al- Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008. 105 Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al- Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008. lxxxii berpendidikan SMU ke bawah. Jadi dapat disimpulkan, mayoritas daripada Jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah adalah berpendidikan SMU. 2. Klasifikasi Jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah dari segi Ekonomi. Sekitar Tahun 1950 sampi tahun 2000 mayoritas jemaah majlis taklim al-Idrsiyah 80 adalah berprofesi sebagai wiraswasta, pedagang kecil, buruh, tukang kredit Menengah ke bawah. Dan 20 adalah yang berprofesi sebagai Karyawan, Pengusaha, dan Guru Menengah ke atas. Adapun dari tahun 2000 sampai sekarang ada peningkatan yang cukup signifikan dari segi ekonomi di kalangan jamaah majlis taklim sekitar 60 dari kalangan menengah, dan 40 dari kalangan menengah ke bawah. 106

3. Materi Dakwah