Tarekat Syadziliah Tarekat Tijaniah Tarekat Sanusiah Tarekat Rifai’iah

xxxvii

b. Tarekat Syadziliah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Hasan bin Abdul Jabbar bin Hormuz Asy Syadizili Al Magribi Al Husaini Al Idrisi, keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Pokok ajaran tarekat ini adalah : 1 Taqwa kepada Tuhan secara lahir dan batin 2 Mengikuti sunah dalam perkataan maupun perbuatan 3 Mecegah dengan menggantungkan nasib kepada manusia 4 Rela dengan pemberian Tuhan dalam sedikit maupun banyak 5 Berpegang kepada Tuhan pada siang dan malam. 37

c. Tarekat Tijaniah

Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abu Abas Ahmad bin Muhammad bin Mukhtar bin Ahmad Syarif At Tijani. Tarekat ini menganut prinsip tasamuh dan toleransi. Ajaran terekat Tijaniah ini amat sederhana diantaranya berupa wirid yang ringan dan wadhifah ajaran yang mudah dipraktekkan oleh para pengikutnya. Menurut keterangan Fazlur Rahman, terekat Tijaniah menyederhanakan sebagian besar upacara keagamaan dan memberi penekanan yang lebih besar terhadap niat dan semua perbuatan yang baik. Dan ini pula yang membantu keberhasilannya menarik simpati para calon dan pengikut. 38 37 Ibid. h.11 38 Noer Iskandar Al-Basrany, Tasawuf Tarekat dan Para Sufi, Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1996, Cet. Ke-1, h. 94 xxxviii

d. Tarekat Sanusiah

Terekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Ahmad bin Ali Sanusi. Dasar terekat ini adalah ajaran Islam dan lapangan kerjanya mendidik umat supaya dapat mengendalikan hawa nafsu untuk keselamatannya dari dunia dan akhirat. 39

e. Tarekat Rifai’iah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Ahmad bin Abu Al Hasan Ar- Rifa’i. Beliau adalah kemenakan dari Abdul Qadir al-Jailani dan kelahiran tarekatnya pun hampir bersamaan dengan kelahiran Tarekat Qadiriyah. Adapun tentang ajaran Tarekat Rifa’iyah ini, Sayyid Mahmud Abu al- Fadl al-Manufi menerangkan bahwa Tarekatnya dibina atas tiga dasar yaitu : 1 Tidak meminta sesuatu 2 Tidak menolak dan 3 Tidak menunggu. Al-Sya’rani meriwayatkan bahwasanya ajaran Tarekat Rifa’iyah tentang asketisme. Ini adalah landasan hal egnosis yang diridhai dan maqam yang disunnahkan. 40

f. Tarekat Sahwardiah