Perhitungan Tekanan Internal Tekanan Dalam Tangki

= 34,93810 6 N V c = A c x W c Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh: A c = 0,088 W c = 51,31110 6 N Sehingga: V c = 0,088 x 51,31110 6 N = 4,51610 6 N Maka, gaya geser dasar gempa yang terjadi pada tangki yang terletak di Wilayah Gempa 6 dengan jenis tanah sedang Tipe D dan termasuk dalam klasifikasi SUG III adalah:

3.5. Perhitungan Tekanan Internal Tekanan Dalam Tangki

Perhitungan tekanan internal tangki dilakukan sesuai dengan langkah- langkah pada Bab II subbab 2.4.10, yaitu: 1 Menghitung tekanan rencana Dimana: P = tekanan internal rencana kPa A = area yang menahan gaya tekan = 11844,957 mm 2 telah dihitung dalam subbab 3.2.2 θ = sudut antara atap dan bidang horizontal pada sambungan atap-ke-badan tangki, didapat dari perhitungan di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 1,0D t = 5,6 m t = 5,6 m 0,5D Gambar 3.4 – Gambar Atap Tangki dan Kemiringan Atap t = 5,6 m didapat dari perhitungan pada subbab 3.34c 0,5D = 0,5.32 m = 16 m Maka : tan θ = kemiringan atap = 5,616 seperti yang telah dihitung di atas D = diameter tangki = 32 m t h = ketebalan nominal atap = 12,5 mm sehingga: 2 Menghitung tekanan di ambang keruntuhan Dimana: P f = Tekanan di ambang keruntuhan kPa P = Tekanan internal rencana = 5,454 kPa t h = tebal atap = 12,5 mm Sehingga: 3 Menghitung tekanan rencana maksimum θ Universitas Sumatera Utara Dimana: P maks = Tekanan rencana maksimum kPa P f = Tekanan di ambang keruntuhan = 8,139 kPa Sehingga: Ambil P maks = 6,500 kPa 4 Menghitung tekanan internal tekanan dalam rencana P i = P maks = 6,500 kPa Dimana: P i = tekanan dalam tekanan internal rencana 5 Menghitung luas area tekan tekan perlu pada sambungan atap-ke-badan tangki Persamaan 1: Dimana: D = diameter tangki = 32 m P i = tekanan dalam rencana = 6,5 kPa t h = tebal pelat atap = 12,5 mm tan θ = kemiringan atap = 5,616 Maka, area yang didapat dari persamaan 1 adalah: Persamaan 2: Universitas Sumatera Utara Dimana: D = diameter tangki = 32 m P i = tekanan dalam rencana = 6,500 kPa t h = tebal pelat atap = 12,5 mm V = kecepatan angin rencana = 190 kmjam tan θ = 5,616 Maka, area yang didapat dari persamaan 2 adalah: Dari kedua persamaan di atas, area yang dihitung dengan menggunakan persamaan 1 mempunyai nilai yang lebih besar dari persamaan 2, maka luas area tekan tekan perlu pada sambungan atap-ke- badan tangki adalah: 3.6. Analisa Gaya pada Tangki 3.6.1. Analisa Gaya dihitung secara Analitis

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20