Detail Atap Tekanan Rencana Maksimum Area Tekan Perlu pada Sambungan Atap-ke-Badan Tangki

2.4.10.2. Detail Atap

Detail sambungan atap-ke-badan tangki shell harus sesuai dengan Gambar 2.15, dengan area yang ikut berperan dalam menahan gaya tekan diarsir dengan garis-garis miring.

2.4.10.3. Tekanan Rencana Maksimum

Tekanan rencana, P, untuk tangki dapat dihitung menurut persamaan 20 dan dibatasi oleh P maks dalam persamaan 21 ataupun persamaan 22. dimana: P = tekanan dalam rencana kPa A = area yang menahan gaya tekanan, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 2.15 θ = sudut antara atap dan bidang horizontal pada sambungan atap-ke-badan tangki shell tan θ = kemiringan atap, dituliskan dalam besaran desimal D = diameter tangki m t h = tebal nominal atap mm Tekanan rencana maksimum, dengan dibatasi gaya angkat pada dasar tangki, tidak boleh melebihi nilai yang diperoleh dari persamaan 21. dimana: Universitas Sumatera Utara P maks = tekanan rencana maksimum kPa D LS = berat total cangkang dan perlengkapannya tetapi bukan pelat-pelat atap yang didukung oeleh badan tangki shell dan atap N M = momen angin N-m Bersamaan dengan menurunnya ukuran sudut dan kemiringan atap serta meningkatnya diameter tangki, tekanan rencana yang diperoleh dari persamaan 20 dan 21 mendekati tekanan di ambang keruntuhan failure pressure untuk sambungan atap-ke-badan tangki pada subbab 2.4.10.5. Dengan tujuan untuk menyediakan batasan aman antara tekanan operasional maksimum dengan tekanan di ambang keruntuhan yang telah diperhitungkan, maka pembatasan lebih lanjut, yaitu persamaan 22, disarankan.

2.4.10.4. Area Tekan Perlu pada Sambungan Atap-ke-Badan Tangki

Dengan tekanan rencana maksimum yang telah didapat dari persamaan-persamaan 20 sampai 22, area tekan perlu total pada sambungan atap-ke-badan tangki adalah yang terbesar dari dua persamaan di bawah ini: dimana: Universitas Sumatera Utara A = area tekan perlu total pada sambungan atap-ke-badan tangki mm 2 P i = tekanan dalam rencana kPa V = kecepatan angin rencana kmjam Untuk atap yang berpenopang-tersendiri, besarnya area tekan tidak boleh kurang dari area luas yang didapat dari persamaan pada 2.4.8.5 atau 2.4.8.6.

2.4.10.5. Tekanan di Ambang Keruntuhan Failure Pressure

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20