Atap Konus Berpenopang Atap Konus Berpenopang-Tersendiri

perjanjian kerja sesuai dengan kode desain struktur yang ditetapkan pemerintah daerah tempat tangki dibangun. Bagian dari spesifikasi, “Tegangan Desain Ijin” harus digunakan untuk menetukan tegangan ijin satuan.

2.4.8.3.2. Ketebalan Minimum

Ketebalan minimum bagian struktur apapun, termasuk tebal korosi yang diijinkan pada bagian yang tidak terlindung, tidak boleh kurang dari 6 mm untuk kolom, sengkang siku dan balok atau pengaku yang didesain untuk menahan gaya tekan aksial, atau ketebalan sebesar 4 mm untuk bagian struktur yang lain.

2.4.8.4. Atap Konus Berpenopang

1 Kemiringan atap harus sebesar 19 mm dari 300 mm atau lebih. Jika kasau dipasang tepat di atas pertemuan balok penopang sehingga menghasilkan kemiringan kasau yang berbeda-beda, maka kemiringan dari kasau paling rata harus memenuhi kemiringan yang telah ditetapkan. 2 Kasau harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pada cincin terluar, pusat kasau- kasau tidak berjarak melebihi 0,6π m diukur sepanjang keliling tangki. Jarak pada cincin bagian dalam tidak boleh melebihi 1,7 m. Untuk tangki yang berada pada daerah rawan gempa, batang pengikat tie rod berukuran 19 mm atau yang sebanding harus dipasang diantara kasau pada cincin bagian luar. Batang pengikat ini bisa diabaikan jika profil I atau profil H digunakan sebagai kasau. Universitas Sumatera Utara 3 Kolom atap harus terbuat dari bentuk struktural, atau pipa baja jika terdapat permintaan khusus. 4 Penjepit kasau untuk baris paling luar dari barisan kasau harus dilas ke badan tangki. Penjepit dasar kolom harus dilas ke dasar tangki untuk mencegah pergerakan lateral dari dasar kolom. Semua perlengkapan struktur lainnya harus dibaut, dipaku, atau dilas.

2.4.8.5. Atap Konus Berpenopang-Tersendiri

Catatan: Atap berpenopang-tersendiri adalah atap yang pelat-pelatnya diperkaku dengan dilas setiap bagiannya. Jenis atap ini tidak perlu memenuhi ketentuan tebal minimum, tetapi ketebalan pelat-pelat atap tidak boleh kurang dari 5 mm ketika direncanakan. a Atap konus berpenopang-tersendiri harus memenuhi ketentuan di bawah ini: θ ≤ 37 derajat kemiringan = 9:12 θ ≥ 9,5 derajat kemiringan = 2:12 Tebal maksimum = 12,5 mm, tidak termasuk tebal korosi yang diijinkan dimana: θ = sudut elemen konus terhadap sumbu horizontal derajat D = diameter nominal badan tangki m T = kombinasi beban paling besar antara 5a dan 5b pada subbab 2.4.11 kPa Universitas Sumatera Utara b Luas yang berperan pada pertemuan antara atap-dan-badan tangki shell harus ditentukan dengan menggunakan Gambar 2.15 dan harus mempunyai nilai sama dengan atau melebihi: dimana: θ = sudut elemen konus terhadap sumbu horizontal, derajat D = diameter nominal badan tangki m T = kombinasi beban paling besar antara 5a dan 5b pada subbab 2.4.11 kPa Luas yang didapat dari rumus ini didasarkan pada ketebalan nominal material dan tidak termasuk tebal korosi yang diijinkan.

2.4.8.6. Atap Kubah dan Atap Payung Berpenopang-Tersendiri

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20