Koefisien Percepatan Spektrum Beban Gempa Rencana

2.4.9.6. Koefisien Percepatan Spektrum

Parameter percepatan spektrum untuk spektrum respons rencana diberikan oleh persamaan 11 dan persamaan 12. Untuk daerah diluar negara Amerika, yang peraturan dasar untuk menentukan pergerakan tanah berbeda dengan metode ASCE 7, T L harus diambil sebesar 4 detik. Untuk daerah yang hanya didefinisikan perecpatan puncaknya, nilai S dapat diganti dengan nilai S P . faktor pengukur scaling factor, Q, diambil sebesar 1,0 untuk daerah yang peraturan dasarnya tidak sesuai dengan ASCE 7. Koefisien amplifikasi tanah, F a dan F v , terdapat pada Tabel 2.7 dan Tabel 2.8; nilai faktor keutamaan, I, terdapat dalam Tabel 2.9; dan faktor modifikasi respons ASD, R wi dan R wc , terdapat dalam Tabel 2.10. Nilai faktor-faktor tersebut dapat diambil sesuai dengan peraturan dasar negara masing-masing jika ada. Parameter percepatan spektrum impulsive, A i : Tetapi, A i ≥ 0,007 12 dan, untuk perencanaan gempa Kategori E dan F saja, Parameter percepatan spektrum convective, A c : Ketika T c T L , Universitas Sumatera Utara Ketika T c T L , Tabel 2.9 – Faktor Keutamaan I dan pengelompokan Seismic Use Group API Standard 650, 2005: E-9 Tabel 2.10 – Faktor Modifikasi Respons untuk Metode ASD API Standard 650, 2005: E-9

2.4.9.7. Beban Gempa Rencana

Tangki dengan dasar rata di atas muka tanah dan untuk menampung cairan harus didesain untuk dapat menahan gaya gempa yang dikalkulasi dengan mempertimbangkan massa efektif dan tekanan dinamik cairan dalam menentukan gaya lateral ekuivalen dan distribusi gaya lateral. Beban gaya geser dasar lateral ekuivalen dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 16. Beban gaya geser dasar dapat didefinisikan sebagai akar pangkat dua dari penjumlahan antara komponen impulsive dan convective yang masing-masing telah dikuadratkan square root of the sum of the squares – Universitas Sumatera Utara SRSS, kecuali peraturan yang berlaku mengharuskan penjumlahan secara langsung. dimana: V i = A i W s + W r + W f + W i V c = A c W c V i = gaya geser dasar rencana disebabkan oleh komponen impulsive dari berat efektif tangki dan isinya, N V c = gaya geser dasar rencana disebabkan oleh komponen convective dari berat pergolakan cairan sloshing efektif, N A i = koefisien percepatan spektrum respons rencana impulsive, g W s = berat total tangki dan perlengkapannya, N W r = berat total atap tangki permanen beserta perlengkapannya, baik permanen ataupun tidak permanen, N W f = berat lantai tangki, N W i = berat efektif impulsive cairan, N A c = koefisien percepatan respons spektrum desain convective, g W c = berat efektif convective sloshing bagian cairan, N Universitas Sumatera Utara Berat Efektif Produk Isi Tangki Berat efektif W i dan W c dapat diperoleh dengan menambahkan berat total produk, W p , dengan perbandingan W i W p dan W c W p , secara berurutan, persamaan 17 sampai 19. Jika DH lebih besar dari atau sama dengan 1,333, berat impulsive efektif: Jika DH kurang dari 1,333, berat impulsive efektif: Berat convective efektif didefinisikan sebagai berikut: 2.4.10. Desain Tangki dengan Tekanan Dalam Tekanan Internal Kecil 2.4.10.1. Ruang Lingkup

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20