d Cangkang tangki harus diperiksa kestabilannya untuk menahan tekuk
akibat beban angin rencana. Jika diperlukan untuk memperkuat kestabilan tangki, cincin pengaku penahan angin pada tengah badan
tangki, ketebalan pelat-cangkang yang diperbesar, atau keduanya harus digunakan.
e Beban radial tersendiri pada badan tangki, seperti yang disebabkan oleh
beban yang besar oleh platform dan tempat jalan yang ditinggikan elevated walkway, harus didistribusikan oleh bagian struktur kanal,
tulangan pelat, atau bagian tambahan permanen lain.
2.4.6.2. Tegangan Ijin
a Tegangan desain ijin maksimum suatu produk , S
d
, dapat dilihat pada
Tabel 2.2. Ketebalan bersih pelat - ketebalan aktual tanpa korosi yang
diijinkan – harus dimasukkan dalam perhitungan. Tegangan desain dasar, S
d
, harus bernilai dua pertiga tegangan leleh atau dua perlima tegangan tarik, diambil nilai yang terkecil.
b Tegangan tes hidrostatik ijin maksimum, S
t
, harus seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 2.3. Ketebalan kasar pelat, termasuk di
dalamnya tebal korosi yang diijinkan, harus dipergunakan dalam perhitungan. Tegangan ini harus bernilai tiga perempat tegangan leleh
atau tiga pertujuh tegangan tarik, diambil nilai yang terkecil. c
Tegangan desain struktural harus sesuai dengan tegangan kerja ijin yang
akan dijelaskan pada subbab 2.4.8.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Material Pelat yang diijinkan dan Tegangan Ijin API Standard 650, 2005 : 3-9
Tabel 2.4. Material Pelat yang diijinkan dan Tegangan Ijin Sambungan
API Standard 650, 2005 : 3-8
Spesifikasi Pelat
Grade Kuat Leleh
Minimum, MPa psi Kuat Tarik
Minimum, MPa psi Tegangan Desain
Produk S
d
, MPa psi Tegangan Tes Hidrostatik,
S
t
, MPa psi Spesifikasi
Pelat Grade
Kuat Leleh Minimum, MPa psi
Kuat Tarik Minimum, MPa psi
Tegangan Desain Produk S
d
, MPa psi Tegangan Tes Hidrostatik,
S
t
, MPa psi
Universitas Sumatera Utara
2.4.6.3. Perhitungan Ketebalan dengan Metode 1-Kaki 1-Foot Method
a Metode 1-kaki memperhitungkan ketebalan yang diperlukan pada titik
rencana 0,3 m 1 ft di atas dasar dari setiap lapisan cangkang badan tangki. Metode ini tidak boleh digunakan untuk tangki dengan diameter
lebih besar dari 60 m 200 ft dan ketebalan pelat minimum yang didapat dari formula di bawah harus lebih kecil dari 12,5 mm.
b Ketebalan minimum dari pelat cangkang harus lebih besar dari nilai
yang diperoleh dengan menggunakan rumus yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
dimana : t
d
= ketebalan cangkang rencana, dalam mm t
t
= ketebalan cangkang tes hidrostatis, dalam mm t
= ketebalan cangkang minimum, dalam mm D = diameter nominal tangki, dalam m
H = ketinggian cairan rencana, dalam m G = berat jenis rencana cairan
= untuk menentukan besarnya t, besarnya G yang dipakai tidak boleh kurang dari 1.
CA = tebal korosi yang diizinkan, ditentukan oleh perencana S
d
= tegangan izin untuk kondisi perencanaan, dalam MPa
dapat dilihat pada Tabel 2.4
Universitas Sumatera Utara
S
t
= tegangan izin untuk kondisi tes hidrostatik, dalam MPa
dapat dilihat pada Tabel 2.4 2.4.6.4. Perhitungan Ketebalan dengan Metode Variable-Design-Point
a Perencanaan dengan metode ini memberikan ketebalan cangkang pada
titik desain yang menghasilkan tegangan yang dihitung mempunyai nilai yang relatif dekat dengan tegangan pada keliling cangkang aktual.
b Metode ini hanya boleh digunakan jika belum menggunakan metode 1-
Kaki dan memenuhi persyaratan di bawah ini :
dimana : L = 500 Dt
0,5
, dalam mm D = diameter tangki, dalam m
t = ketebalan lapisan dasar cangkang tidak termasuk korosi yang diijinkan, dalam mm
H = ketinggian cairan rencana maksimum, dalam m c
Ketebalan pelat minimum untuk kedua kondisi perencanaan dan kondisi tes hidrosatatik harus ditentukan seperti yang telah tertulis. Perhitungan
yang lengkap dan tersendiri harus dilakukan untuk semua lapisan pada kondisi perencanaan, tidak termasuk kondisi yang diijinkan, dan pada
tes hidrostatik. Ketebalan cangkang yang diperlukan untuk setiap lapisan harus lebih besar dari ketebalan cangkang rencana ditambah
tebal korosi yang diijinkan atau ketebalan cangkang hidrostatik tes, tetapi total ketebalan cangkang tidak boleh kurang dari yang tertera
pada subbab 2.4.6.1. Ketika ketebalan yang lebih besar digunakan pada
Universitas Sumatera Utara
lapisan cangkang, ketebalan yang lebih besar tersebut bisa digunakan untuk perhitungan berikutnya mengenai ketebalan pelat pada lapisan di
atasnya. d
Untuk menghitung ketebalan lapisan dasar, nilai awal t
pd
dan t
pt
untuk kondisi perencanaan dan tes hidrostatik harus diperhitungkan terlebih
dahulu dengan rumus pada subbab 2.4.6.3.
e Ketebalan lapisan dasar t
1d
dan t
1t
untuk kondisi perencanaan dan tes hidrostatik harus diperhitungkan dengan rumus-rumus di bawah ini:
Catatan : Untuk kondisi perencanaan, t
1d
tidak harus lebih besar dari t
pd
.
Catatan : Untuk kondisi tes hidrostatik, t
1t
tidak harus lebih besar dari t
pt
. f
Untuk memperhitungkan ketebalan lapisan kedua untuk kedua kondisi perencanaan dan tes hidrostatik, nilai dari ratio di bawah ini harus
dihitung untuk lapisan dasar:
dimana : h
1
= ketinggian dari lapisan dasar cangkang, dalam mm r = jari-jari nominal tangki, dalam mm
Universitas Sumatera Utara
t
1
= ketebalan lapisan dasar cangkang yang diperhitungkan dikurangi ketebalan tambahan dikarenakan korosi yang
diijinkan, dalam mm, digunakan untuk menghitung t
2
perencanaan. Ketebalan hidrostatik lapisan cangkang dasar yang diperhitungkan harus digunakan dalam
menghitung t
2
. Jika nilai ratio lebih kecil atau sama dengan 1,375 :
Jika nilai ratio lebih besar atau sama dengan 2,625 :
Jika nilai ratio lebih besar dari 1,375 tetapi kurang dari 2,625 :
dimana : t
2
= ketebalan rencana minimum lapisan cangkang kedua, dalam mm
t
2a
= ketebalan lapisan cangkang kedua, dalam mm, seperti yang telah dihitung untuk lapisan cangkang bagian atas, tidak
termasuk tebal korosi yang diijinkan. Dalam memperhitungkan ketebalan lapisan cangkang kedua untuk
kasus perencanaan dan kasus tes hidrostatik, nilai t
2d
dan t
1
yang dapat dipakai harus dipergunakan. Rumus untuk t
2
di atas adalah berdasarkan tegangan ijin yang sama dengan yang dipergunakan untuk perencanaan lapisan dasar dan
kedua. Untuk tangki dengan ratio yang lebih besar atau sama dengan
Universitas Sumatera Utara
2,625, tegangan ijin untuk lapisan kedua mungkin lebih rendah dari tegangan ijin untuk lapisan dasar ketika metode-metode yang akan
disebutkan di bawah ini dipergunakan. g
Untuk menghitung ketebalan lapisan atas untuk kedua kondisi yaitu kondisi perencanaan dan kondisi tes hidrostatik, suatu nilai awal t
u
untuk ketebalan lapisan atas harus dihitung dengan menggunakan rumus
pada subbab 2.4.6.3, tidak termasuk tebal korosi yang diijinkan, dan
kemudian jarak x dari variabel titik desain dari dasar lapisan harus dikalkulasi dengan menggunakan nilai terkecil dari nilai yang diperoleh
rumusan-rumusan di bawah ini:
dimana : t
u
= ketebalan lapisan atas pada sambungan melingkar, tidak termasuk korosi yang diijinkan, dalam mm
C = [K
0,5
K – 1][1+K
1,5
] K = t
L
t
u
t
L
= ketebalan lapisan bawah pada sambungan melingkar, tidak termasuk tebal korosi yang diijinkan, dalam mm
H = ketinggian rencana cairan, dalam m h
Ketebalan minimum t
x
untuk cangkang lapisan bagian atas harus dikalkulasi untuk kedua kondisi, yaitu kondisi perencanaan t
dx
dan
Universitas Sumatera Utara
kondisi tes hidrolik t
tx
menggunakan nilai x minimum yang diperoleh dari rumusan-rumusan di atas :
i Langkah-langkah yang telah dijabarkan pada g dan h harus terus
diulangi dengan menggunakan nilai t
x
dan t
u
yang telah diperoleh sampai terdapat sedikit perbedaan antara nilai t
x
yang dihitung berturut- turut dua kali pengulangan langkang umumnya sudah cukup.
Pengulangan langkah menghasilkan lokasi yang lebih tepat dari titik desain untuk lapisan yang sedang dalam pertimbangan dan, dikarenakan
oleh hal ini, ketebalan cangkang yang lebih akurat.
2.4.6.5. Perhitungan Ketebalan dengan Analisa Elastik