Kinerja Dasar Pergerakan Tanah

perlunya modifikasi metode desain pada subbab ini supaya menghasilkan solusi yang praktis dan masuk akal. Metode pada subbab ini menggunakan analisis gaya lateral ekuivalen yang mengaplikasikan gaya statis lateral menjadi model matematik linear dari tangki didasarkan pada dinding kaku, model fixed based. Ketentuan pergerakan tanah pada desain ini diambil dari ASCE 7 yang acuannya adalah pergerakan gempa maksimum dan didefinisikan sebagai pergerakan yang dikarenakan kejadian dengan probabilitas terlampauinya gempa rencana adalah sebesar 2 dalam periode 50 tahun interval terjadinya gempa yang melampaui gempa rencana adalah kira- kira setiap 2.500 tahun. Prosedur desain pseudo-dynamic yang terdapat dalam peraturan API Standar 650 Edisi ke-10 Adendum 4 Apendiks E didasarkan pada metode analisis spektrum respons dan memisalkan dua mode respons tangki dan isinya – impulsive dan convective. Analisa dinamik tidak termasuk dan juga tidak diperlukan dalam ruang lingkup peraturan API. Prosedur perencanaan didasarkan pada spektrum respons dengan 5 redaman untuk mode impulsive dan spektrum dengan 0,5 redaman untuk mode convective. Tangki ditopang pada tanah dengan penyesuaian pada karakteristik tanah tempat tangki dibangun.

2.4.9.2. Kinerja Dasar

Seismic Use Group SUG untuk tangki terbagi atas 3, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Seismic Use Group III Tangki SUG III adalah tangki yang diperlukan untuk fasilitas yang sangat membutuhkan pemulihan setelah gempa terjadi dan penting bagi kesehatan dan kehidupan masyarakat; atau tangki yang menampung zat yang berbahaya. 2 Seismic Use Group II Tangki SUG II adalah tangki yang menampung material yang dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan masyarakat dan memiliki kontrol cadangan yang kurang untuk menghindari sorotan publik, atau tangki untuk fasilitas umum. 3 Seismic Use Group I Tangki SUG I adalah tangki yang tidak termasuk dalam SUG III atau SUG II. Tangki yang memiliki banyak fungsi harus dimasukkan ke dalam klasifikasi tangki SUG tertinggi.

2.4.9.3. Pergerakan Tanah

Percepatan lateral spektrum yang akan digunakan untuk perencanaan bisa didasarkan pada parameter gempa yang dipetakan zona atau kontur, prosedur spesifik-tanah tempat tangki didirikan, atau metode probabilitas. Metode-metode ini menggunakan metode ASCE 7 sebagai peraturan dasar. Untuk daerah di luar USA, yang peraturan dasarnya dalam menentukan pergerakan tanah rencana berbeda dengan metode ASCE 7, metode yang disebutkan di bawah bisa digunakan: Universitas Sumatera Utara 1 Spektrum respons yang sesuai dengan peraturan dasar boleh digunakan asalkan peraturan tersebut berdasarkan, atau disesuaikan dengan, basis 5 dan 0,5 redaman. Nilai-nilai dari koefisien percepatan spektrum rencana, A i dan A c , yang meliputi efek dari pengerasan situs, faktor keutamaan, dan faktor modifikasi dapat ditentukan secara langsung. A i harus berdasarkan pada periode impulsive tangki yang telah dihitung, atau periode tersebut dapat diasumsikan 0,2 detik. A c harus didasarkan pada periode convective yang telah dihitung dengan menggunakan spektrum 0,5. 2 Jika tidak ada bentuk spektrum respons yang ditentukan dan hanya percepatan puncak muka tanah, S P , yang disebutkan, maka substitusi di bawah ini dapat dipakai: S S = 2,5S P S 1 = 1,25S P Catatan: Percepatan puncak muka tanah untuk daerah Indonesia dapat diambil dari Tabel 2.6 dimana A = S P .

2.4.9.4. Modifikasi untuk Kondisi Tanah Lokasi Tangki

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20