Perhitungan Beban Gempa APLIKASI

Sehingga didapat: 1. Cincin pengaku penahan angin bagian tengah yang pertama: Dengan ketebalan lempeng badan tangki = 6 mm dan section modulus = 230,71 cm 3 , sesuai dengan Tabel 2.5 pada Bab II, tipe cincin pengaku yang dapat digunakan adalah cincin pengaku two angle detail ddengan dimensi 127 mm x 76 mm x 7,9 mm. 2. Cincin pengaku penahan angin bagian tengah yang kedua: Dengan ketebalan lempeng badan tangki = 8 mm dan section modulus = 461,41 cm 3 , sesuai dengan Tabel 2.5 pada Bab II, tipe cincin pengaku yang dapat digunakan adalah cincin pengaku two angle detail d dengan dimensi 152 mm x 102 mm x 9,5 mm.

3.4. Perhitungan Beban Gempa

Dalam perhitungan gaya gempa untuk tangki, dimisalkan tangki terletak pada daerah dengan kondisi tanah sedang sehingga dapat digolongkan dalam kelas tanah D dan di wilayah gempa 6. Tangki dianggap termasuk dalam klasifikasi SUG III. Sesuai dengan yang telah dijelaskan dalam Bab II, subbab 2.4.9, perhitungan untuk mendapatkan beban gempa adalah sebagai berikut: 1. Mencari percepatan respons spektrum S P = A = 0,36 g dari Tabel 2.6 S S = 2,5.S P = 2,5.0,36 g = 0,9 g S 1 = 1,25.S P = 1,25.0,36 g = 0,45 g Dari nilai S S = 0,9 dan Tabel 2.7 diperoleh: F a = 1,14 Universitas Sumatera Utara Dari nilai S 1 = 0,45 dan Tabel 2.8 diperoleh: F v = 1,55 S = 0,4.S S = 0,4.0,39 g = 0,36 g 2. Mencari periode pergolakan air Sloshing Period – Convective Sloshing Period = T c = 1,8.K s . D = diameter tangki = 32 m H = tinggi badan tangki = 18 m 3. Mencari koefisien percepatan spektrum a. Parameter percepatan spektrum impulsive Dimana: Q = faktor pengukur = 1,0 I = faktor keutamaan = 1,5 SUG III R wi = faktor modifikasi = 3,5 pondasi self-anchored S = 0,36 F a = 1,14 Maka: Universitas Sumatera Utara b. Parameter percepatan spektrum convective T L = 4 detik T c = 5,99 detik T L Dimana: K = 1,5 Q = 1,0 F a = 1,14 S = 0,36 T L = 4 detik T c = 5,99 detik I = 1,5 SUG III R wc = 2 pondasi self-anchored Maka: 4. Mencari beban desain a. Berat efektif produk W i dan W c D = diameter tangki = 32 m = 32.000 mm H = tinggi badan tangki = 18 m = 18.000 mm Universitas Sumatera Utara Berat impulsive efektif W i : Dimana: W P = berat total cairan = γ . Volume cairan γ = berat jenis minyak sawit mentah = 8,9510 -6 Nmm 3 Volume cairan = ¼. π.D 2 .H = ¼. π.32.000 mm 2 .18.000 mm = 1,44810 13 mm 3 Sehingga, berat total cairan adalah: W P = 8,9510 -6 Nmm 3 .1,44810 13 mm 3 = 129,59610 6 N Maka: Berat convective efektif W c : b. Berat total badan tangki shell W s W s = berat total badan tangki shell = γ baja .V total badan tangki Dimana: γ baja = berat jenis baja = 78,510 6 Nmm 3 V total badan tangki = Vol 1 + Vol 2 + Vol 3 + …… + Vol 10 Universitas Sumatera Utara Vol = π.D.h 1 .t h 1 = lebar lempeng pelat baja = 1800 mm = 1,8 m Untuk t 1 = 16 mm = 1610 -3 m → Vol 1 = π.32 m.1,8 m.1610 -3 m = 2,896 m 3 Untuk t 2 = 14 mm = 1410 -3 m → Vol 2 = π.32 m.1,8 m.1410 -3 m = 2,534 m 3 Untuk t 3 = 13 mm = 1310 -3 m → Vol 3 = π.32 m.1,8 m.1310 -3 m = 2,353 m 3 Untuk t 4 = 11 mm = 1110 -3 m → Vol 4 = π.32 m.1,8 m.1110 -3 m = 1,991 m 3 Untuk t 5 = 10 mm = 1010 -3 m → Vol 5 = π.32 m.1,8 m.1010 -3 m = 1,810 m 3 Untuk t 6 = 8 mm = 810 -3 m → Vol 6 = π.32 m.1,8 m.810 -3 m = 1,448 m 3 Untuk t 7 = 6 mm = 610 -3 m → Vol 7 = π.32 m.1,8 m.610 -3 m = 1,086 m 3 Untuk t 8 = 6 mm = 610 -3 m → Vol 8 = π.32 m.1,8 m.610 -3 m = 1,086 m 3 Untuk t 9 = 6 mm = 610 -3 m → Vol 9 = π.32 m.1,8 m.610 -3 m = 1,086 m 3 Untuk t 10 = 6 mm = 610 -3 m → Vol 10 = π.32 m.1,8 m.610 -3 m = 1,086 m 3 Universitas Sumatera Utara Sehingga volume total badan tangki: V total badan tangki = 2,896 + 2,534 + 2,353 + 1,991 + 1,810 + 1,448 + 1,086 + 1,086 + 1,086 + 1,086 m 3 = 17,376 m 3 Maka, berat total badan tangki: W s = 78,510 -6 Nmm 3 . 17,37610 9 mm 3 = 1,36510 6 N c. Berat atap W r Dipakai atap tangki berbentuk kubah dengan jari-jari kubah = 0,8.D W r = Berat atap = γ baja .V atap Dimana: γ baja = 78,510 -6 Nmm 3 V atap = volume atap = luas permukaan kubah x tebal atap t adalah salah satu notasi yang terdapat dalam Gambar 3.3. D = diameter tangki = 32 m t = ? T = ? 0,5D 0,8D T = ? 1,6D 0,8D 1,0D Gambar 3.3 – Gambar Atap Tangki dan Proyeksi Memanjang sisi Tangki Universitas Sumatera Utara Catatan: - - - - - = garis perpanjangan atap kubah sebagai garis bantu untuk menghitung tinggi t = garis atap kubah Untuk mencari nilai t: t = 0,8D – T = 0,8.32 m – 20 m = 5,6 m Sehingga: V atap = 900,75810 6 mm 2 .12,5 mm = 1,12610 10 mm 3 Maka: W r = 78,510 -6 Nmm 3 .1,12610 10 mm 3 = 883.910 N d. Berat pelat dasar tangki W f Pelat dasar tangki yang akan dipakai adalah pelat dasar lingkaran, dan berdasarkan Bab II subbab 2.4.5 tabel 2.2, dengan ketebalan lempeng dasar tangki lapisan pertama t 1 = 16 mm dan tegangan tes hidrostatik = 180 MPa 190 MPa, maka ketebalan pelat dasar lingkaran yang diperlukan adalah sebesar 6 mm. Untuk menghitung berat pelat dasar, perhitungan yang perlu dilakukan adalah seperti di bawah ini: W f = γ baja x Vol pelat dasar γ baja = 78,510 -6 Nmm 3 Universitas Sumatera Utara Vol pelat dasar = luas pelat dasar x tebal pelat dasar Luas pelat dasar = ¼. π.D pelat 2 Sesuai dengan persyaratan pada subbab 2.4.4 paragraf 2, diperlukan minimal offset sebesar 50 mm di luar cangkang, sehingga: D pelat = D tangki +offset x 2 = 32000 mm + 50 mm x 2 = 32100 mm Luas pelat dasar = ¼. π.32100 mm 2 = 809,28310 6 mm 2 Tebal pelat dasar = 6 mm Vol pelat dasar = 809,283 mm 2 x 6 mm = 4,85610 9 mm 3 Maka : W f = 78,510 -6 Nmm 3 .4,85610 9 mm 3 = 381.196 N 5. Mencari gaya geser dasar gempa Dari subbab 2.4.9.7: Dimana: V i = A i W s + W r + W f + W i Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh: A i = 0,44 W s = 1,36510 6 N W r = 345.321,5 N W f = 381.196 N W i = 76,77410 6 N Sehingga: V i = 0,44 x 1,36510 6 +345.321,5+381.196+76,77410 6 Universitas Sumatera Utara = 34,93810 6 N V c = A c x W c Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh: A c = 0,088 W c = 51,31110 6 N Sehingga: V c = 0,088 x 51,31110 6 N = 4,51610 6 N Maka, gaya geser dasar gempa yang terjadi pada tangki yang terletak di Wilayah Gempa 6 dengan jenis tanah sedang Tipe D dan termasuk dalam klasifikasi SUG III adalah:

3.5. Perhitungan Tekanan Internal Tekanan Dalam Tangki

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20