Modifikasi untuk Kondisi Tanah Lokasi Tangki Definisi Kelas Tanah

1 Spektrum respons yang sesuai dengan peraturan dasar boleh digunakan asalkan peraturan tersebut berdasarkan, atau disesuaikan dengan, basis 5 dan 0,5 redaman. Nilai-nilai dari koefisien percepatan spektrum rencana, A i dan A c , yang meliputi efek dari pengerasan situs, faktor keutamaan, dan faktor modifikasi dapat ditentukan secara langsung. A i harus berdasarkan pada periode impulsive tangki yang telah dihitung, atau periode tersebut dapat diasumsikan 0,2 detik. A c harus didasarkan pada periode convective yang telah dihitung dengan menggunakan spektrum 0,5. 2 Jika tidak ada bentuk spektrum respons yang ditentukan dan hanya percepatan puncak muka tanah, S P , yang disebutkan, maka substitusi di bawah ini dapat dipakai: S S = 2,5S P S 1 = 1,25S P Catatan: Percepatan puncak muka tanah untuk daerah Indonesia dapat diambil dari Tabel 2.6 dimana A = S P .

2.4.9.4. Modifikasi untuk Kondisi Tanah Lokasi Tangki

Percepatan respons spektrum gempa rencana maksimum untuk percepatan puncak muka tanah harus dimodifikasi dengan koefisien lokasi tangki situs yang sesuai, F a dan F v dari Tabel 2.7 dan Tabel 2.8. Jika sifat-sifat tanah tidak diketahui dengan baik, maka tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Kelas D, kecuali terdapat hal-hal tertentu yang menunjukkan bahwa tanah tersebut dapat diklasifikasikan dalam Kelas E atau F. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 – Percepatan Puncak Batuan Dasar dan Percepatan Puncak Muka Tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia SNI-1726, 2002: 19 – 20 Wilayah Gempa Percepatan puncak batuan dasar ‘g’ Percepatan puncak muka tanah A ‘g’ Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak Tanah Khusus 1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi 2 0,10 0,12 0,15 0,20 3 0,15 0,18 0,23 0,30 4 0,20 0,24 0,28 0,34 5 0,25 0,28 0,32 0,36 6 0,30 0,33 0,36 0,38 Tabel 2.7 – Nilai F a sebagai Fungsi Kelas Tanah API Standard 650, 2005: E-5 Tabel 2.8 – Nilai F v sebagai Fungsi Kelas Tanah API Standard 650, 2005: E-5 Percepatan Respons Spektrum Gempa Rencana Maksimum yang dipetakan pada Periode Singkat Percepatan Respons Spektrum Gempa Rencana Maksimum yang dipetakan pada Periode 1-Detik Universitas Sumatera Utara Keterangan: a = investigasi geoteknik tanah lokasi tangki dan analisa respons dinamik pada tanah lokasi tangki diperlukan

2.4.9.5. Definisi Kelas Tanah

Kelas tanah lokasi tangki dibangun dibagi atas: A Batuan keras dengan kecepatan rambat gelombang geser rata-rata, B Batuan dengan 760 ms ≤ 1.500 ms C Tanah padat dan batuan halus dengan 360 ms ≤ 760 ms D Tanah keras dengan 180 ms ≤ ≤ 360 ms E Profil tanah dengan 180 ms atau dengan 15, 50 kPa, atau profil tanah yang mengandung tanah lempung melebihi 3 m dengan PI 20, w ≥ 40, dan s u 25 kPa F Tanah yang memerlukan evaluasi lebih lanjut, yaitu: 1. Tanah yang memiliki potensial keruntuhan akibat gaya gempa, seperti tanah yang rawan terhadap likuifaksi, lempung yang sangat sensitif, tanah bersemen yang mudah runtuh. 2. Gambut peats danatau lempung dengan kandungan organik tinggi. 3. Lempung dengan indeks plastisitas tinggi. 4. Lempung sangat tebal dan cukup kaku. Parameter-parameter yang digunakan untuk menetukan kelas tanah adalah berdasarkan profil tanah pada kedalaman sampai 30 m. Universitas Sumatera Utara

2.4.9.6. Koefisien Percepatan Spektrum

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20