Kontrol Tegangan Analisa Gaya pada Tangki 1. Analisa Gaya dihitung secara Analitis

3.6.3. Kontrol Tegangan

Rumus tegangan yang akan dipakai adalah: Tegangan Normal: dimana: σ = tegangan normal MPa M = momen maksimum yang terjadi N-mm W = section modulus mm 3 = I y I = momen inertia mm 4 y = jarak ke titik berat mm N = gaya normal maksimum yang terjadi N A = luas penampang mm 2 Tegangan geser: dimana: τ = tegangan geser MPa D = gaya lintang maksimum yang terjadi N s = statis momen = luasanjarak ke titik berat mm 3 b = besar dimensi alas mm I = momen inertia mm 4 Pelat yang akan dikontrol tegangannya adalah pelat pada lapisan pertama dan pelat pada lapisan kedua dimana pelat pada lapisan pertama mengalami momen dan gaya lintang terbesar dan pelat pada lapisan kedua mengalami Universitas Sumatera Utara gaya normal terbesar. Pelat akan ditinjau ketika mengalami kombinasi beban 2, D L + H t + P t , karena pada kombinasi 2 ini tangki menghasilkan gaya dalam terbesar dibanding kombinasi lainnya pada saat gempa belum terjadi. Dimensi penampang pelat: 1800 mm 14 mm 1800 mm 16 mm Pelat lapisan pertama Pelat lapisan kedua Gambar 3.8 – Penampang Pelat Lapisan Pertama dan Kedua A. Pada pelat lapisan pertama struk 1 m: M x = 13712,778 N-mmmm = 13712,778 x 1 m = 13712,77810 3 N-mm N φ = 15,133 Nmm = 15,133 x 1 m = 15.133 N Q x = 70,450 Nmm = 71,450 x 1 m = 71.450 N I x = 112 x b x h 3 = 112 x 16 x 1.800 3 = 7,77610 9 mm 4 y = 900 mm W x = I x y = 7,77610 9 mm 4 900 mm = 8,6410 6 mm 3 I y = 112 x b 3 x h = 112 x 16 3 x 1.800 = 614.400 mm 4 x = 8 mm Universitas Sumatera Utara W y = I y x = 614.400 mm 4 8 mm = 76.800 mm 3 A = 16 mm x 1800 mm = 28800 mm 2 Maka: Mencari tegangan maksimum: B. Pada pelat lapisan kedua: M x = 1.851,886 N-mmmm = 1.851,886 x 1 m = 1.851,88610 3 N-mm N φ = 2.625,131 Nmm = 2.625,131 x 1 m = 1625,13110 3 N Q x = 5,771 Nmm = 5,771 x 1 m = 5.771 N I x = 112 x b x h 3 = 112 x 14 x 1.800 3 = 6,80410 9 mm 4 y = 900 mm W x = I x y = 6,80410 9 mm 4 900 mm = 7,56010 6 mm 3 Universitas Sumatera Utara I y = 112 x b 3 x h = 112 x 14 3 x 1.800 = 411.600 mm 4 x = 8 mm W y = I y x = 411.600 mm 4 8 mm = 51.450 mm 3 A = 14 mm x 1800 mm = 25.200 mm 2 Maka: Mencari tegangan maksimum: Maka, struktur tangki yang telah direncanakan dapat menahan beban yang diberikan aman. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

1. Berdasarkan peraturan API Standar 650, jenis-jenis las yang digunakan dalam sambungan-sambungan pelat-pelat baja yang membentuk badan dan atap tangki maupun sambungan-sambungan antara perlengkapan tangki penahan angin, tangga, dan sebagainya dengan badan tangki adalah sebagai berikut: a. Sambungan las tumpu-ganda double-welded butt joint: digunakan untuk sambungan cangkang vertikal. b. Sambungan las tumpu-tunggal dengan penopang single-welded butt joint with backing: digunakan untuk sambungan pelat dasar dengan las lekat tack weld sebagai penopangnya. c. Sambungan las berimpit-ganda double-welded lap joint: digunakan untuk sambungan cangkang horizontal. d. Sambungan las berimpit-tunggal single-welded lap joint: digunakan untuk sambungan pelat dasar. e. Las tumpu butt-weld dengan penetrasi sempurna: digunakan untuk menyambungkan bagian-bagian cincin pengaku penahan angin. f. Las fillet menerus: digunakan pada sambungan antara badan tangki dengan pelat dasar. g. Las fillet-penuh menerus: digunakan pada sambungan antara atap dengan sudut puncak badan tangki. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisa Kekakuan Sambungan Pada Konsole Dengan Baut Mutu Tinggi dibandingkan dengan Baut Mutu Biasa pada Struktur Baja

3 106 94

Perencanaan Portal Baja 4 Lantai Dengan Metode Plastisitas Dan Dibandingkan Dengan Metode LRFD

6 66 354

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

5 58 150

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 18

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 1

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 7

Analisa Balok Prategang Jembatan Jl. Sudirman dan Dibandingkan Menggunakan Balok Komposit Baja- Beton (Studi Kasus)

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah singkat Kelapa Sawit - Perubahan Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air Dari CPO Pada Tangki CST Dibandingkan Dengan CPO Setelah Mengalami Pemurnian Melalui Oil Purifier dan Vakum Drier Pada Tangki Minyak

0 1 29

PERUBAHAN KANDUNGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DARI CPO PADA TANGKI CST DIBANDINGKAN DENGAN CPO SETELAH MENGALAMI PEMURNIAN MELALUI OIL PURIFIER DAN VAKUM DRIER PADA TANGKI MINYAK PRODUKSI DI PABRIK PKS PTP.NUSANTARA IV PABATU TEBING TINGG

0 0 13

ANALISA KEKAKUAN SAMBUNGAN PADA KONSOLE DENGAN BAUT MUTU TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN BAUT MUTU BIASA PADA STRUKTUR BAJA

0 0 20