BAB II : Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka tentang self-regulated
learning, persepsi iklim kelas, kelas unggulan dan SMA Negeri 3 Medan. Bab ini juga mengemukakan dinamika hubungan persepsi
iklim kelas dengan penggunaan strategi self-regulated learning serta hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang
digunakan. Disini akan dijabarkan mengenai jenis penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi
penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data.
BAB IV : Analisa Data dan Pembahasan Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil analisa
data penelitian dan pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Self-Regulated Learning
1. Pengertian Self-Regulated Learning
Menurut Wolters 1998, self-regulated learning adalah kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri
dalam berbagai cara sehingga mendapat hasil belajar yang optimal. Schunk Zimmerman 1998 juga menambahkan bahwa self-regulated learning bukan
kemampuan mental seperti inteligensi atau kemampuan akademik, tetapi lebih kepada proses mengarahkan diri untuk mengubah kemampuan mental
menjadi kemampuan akademik. Dengan demikian berdasarkan perspektif sosial kognitif, siswa yang dapat dikatakan sebagai self-regulated learner
adalah siswa yang secara metakognitif, motivasional, dan behavioral aktif dan turut serta dalam proses belajar mereka dalam Zimmerman, 1989. Siswa
tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan, tanpa bergantung
pada guru, orang tua atau orang lain.
Zimmerman dalam Woolfolk, 2004 selanjutnya mendefinisikan self- regulated learning sebagai suatu proses dimana seorang siswa mengaktifkan
dan mendorong kognisi cognition, perilaku behaviour dan perasaannya affect secara sistematis dan berorientasi pada pencapaian tujuan belajar.
Woolfolk 2004 juga mengemukakan bahwa self-regulated learner merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dalam belajar dan disiplin
diri yang membuat mereka lebih mudah dalam belajar dan motivasinya selalu
terpelihara.
Pintrich dalam Boekaerts et al., 2000 kemudian mendefinisikan self- regulated learning sebagai proses konstruktif dimana siswa menetapkan
tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya agar sesuai dengan
tujuannya dan kondisi kontekstual dari lingkungannya.
Ormord 2003 menambahkan bahwa self-regulated learning sangat penting dimiliki oleh individu dalam proses pembelajaran. Seseorang yang
memiliki self-regulated learning, akan cenderung lebih memiliki prestasi yang baik. Hal ini diperkuat ketika siswa memiliki self-regulated learning,
mereka menetapkan tujuan akademik yang lebih tinggi untuk diri mereka
sendiri, belajar lebih efektif dan berprestasi di kelas.
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa self-regulated learning adalah proses belajar dimana
peserta didik menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya
agar sesuai dengan tujuannya. 2.
Strategi-Strategi Self-Regulated Learning
Zimmerman dan Martinez-Pons 1988 melakukan sebuah penelitian dengan metode wawancara yang telah menghasilkan 14 strategi self-regulated
learning sebagai berikut :