Pengertian Self-Regulated Learning Self-Regulated Learning
diri yang membuat mereka lebih mudah dalam belajar dan motivasinya selalu
terpelihara.
Pintrich dalam Boekaerts et al., 2000 kemudian mendefinisikan self- regulated learning sebagai proses konstruktif dimana siswa menetapkan
tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya agar sesuai dengan
tujuannya dan kondisi kontekstual dari lingkungannya.
Ormord 2003 menambahkan bahwa self-regulated learning sangat penting dimiliki oleh individu dalam proses pembelajaran. Seseorang yang
memiliki self-regulated learning, akan cenderung lebih memiliki prestasi yang baik. Hal ini diperkuat ketika siswa memiliki self-regulated learning,
mereka menetapkan tujuan akademik yang lebih tinggi untuk diri mereka
sendiri, belajar lebih efektif dan berprestasi di kelas.
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa self-regulated learning adalah proses belajar dimana
peserta didik menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya
agar sesuai dengan tujuannya. 2.
Strategi-Strategi Self-Regulated Learning
Zimmerman dan Martinez-Pons 1988 melakukan sebuah penelitian dengan metode wawancara yang telah menghasilkan 14 strategi self-regulated
learning sebagai berikut :
a. Evaluasi terhadap kemajuan tugas Self evaluating
Merupakan inisiatif siswa dalam melakukan evaluasi terhadap kualitas tugas dan kemajuan pekerjaannya. Siswa memutuskan apakah hal-hal
yang telah dipelajari mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini siswa membandingkan informasi yang didapat melalui
self monitoring dengan beberapa standar atau tujuan yang dimiliki. Contohnya siswa meneliti ulang tugas-tugas untuk memastikan sudah
dikerjakan dengan baik atau belum, siswa mengevaluasi hasil ujian agar dapatmenilai kemampuan belajarnya.
b. Mengatur materi pelajaran Organizing transforming
Strategi organizing menandakan perilaku overt dan covert dari siswa untuk mengatur materi yang dipelajari dengan tujuan meningkatkan
efektivitas proses belajar. Strategi transforming dilakukan dengan mengubah materi pelajaran menjadi lebih sederhana dan mudah
dipelajari. Contohnya seperti membuat outline sebelum mempelajari suatu materi.
c. Membuat rencana dan tujuan belajar Goal setting planning
Strategi ini merupakan pengaturan siswa terhadap tujuan umum dan tujuan khusus dari belajar dan perencanaan untuk urutan pengerjaan
tugas, bagaimana memanfaatkan waktu dan menyelesaikan kegiatan yang berhubungan dengan tujuan tersebut. Perencanaan akan
membantu siswa untuk mengenali konflik dan krisis yang potensial serta meminimalisir tugas-tugas yang mendesak. Perencanaan juga
memungkinkan siswa untuk fokus pada hal-hal yang penting bagi perolehan kesuksesan jangka panjang. Untuk mendapatkan manfaat
sebesar mungkin dari perencanaan, maka perencanaan perlu ditinjau kembali secara rutin. Contohnya belajar dua minggu sebelum ujian
dimulai, dan mengulangnya kembali pada saat ujian tiba. d.
Mencari informasi Seeking information Siswa memiliki inisiatif untuk berusaha mencari informasi di luar
sumber-sumber sosial ketika mengerjakan tugas ataupun ketika mempelajari suatu materi pelajaran. Strategi ini dilakukan dengan
menetapkan informasi apa yang penting dan bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut. Contohnya siswa berusaha
melengkapi materi pelajaran dari sumber lain atau literatur perpustakaan.
e. Mencatat hal penting Keeping record monitoring
Strategi ini dilakukan dengan mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan topik yang dipelajari, kemudian menyimpan
hasil tes, tugas maupun catatan yang telah dikerjakan. Contohnya siswa mencatat hal-hal penting untuk dipelajari, siswa mencatat hal-
hal yang tidak dipahami untuk dipelajari ulang. f.
Mengatur lingkungan belajar Environmental structuring Siswa berusaha memilih atau mengatur aspek lingkungan fisik dengan
cara tertentu sehingga membantu mereka untuk belajar dengan lebih
baik. Contohnya siswa mematikan televisi saat belajar untuk membantu konsentrasi.
g. Konsekuensi setelah mengerjakan tugas Self consequences
Strategi ini dilakukan dengan mengatur atau membayangkan reward atau punishment yang didapatkan bila berhasil atau gagal dalam
mengerjakan tugas. Contohnya siswa merasa malu apabila mendapatkan hasil ujian buruk, siswa menganggap keberhasilan
sebagai motivasi untuk dapat mempertahankan keberhasilannya. h.
Mengulang dan mengingat Rehearsing memorizing Siswa berusaha mempelajari ulang materi pelajaran dan mengingat
bahan bacaan dengan perilaku yang overt dan covert. Contohnya sebelum ujian matematika, siswa mencoba menghafal rumus-rumus
matematika. i.
Mencari bantuan teman Seeking peer assistance Siswa meminta bantuan kepada teman sebaya, jika menghadapi
masalah dengan tugas. j.
Meminta bantuan guru Seeking teacher assistance Bertanya kepada pengajar di kelas maupun di luar kelas dengan tujuan
agar dapat membantu dalam menyelesaikan tugas. k.
Meminta bantuan orang dewasa Seeking adult assistance Meminta bantuan orang dewasa seperti orangtua yang berada di
dalam kelas dan di luar lingkungan belajar jika ada topik yang tidak dipahami.
l. Mengulang test atau tugas sebelumnya Reviewing test
Siswa mengulang pertanyaan-pertanyaan ujian terdahulu mengenai topik tertentu dan tugas yang telah dikerjakan dijadikan sumber
informasi untuk belajar. m.
Mengulang catatan Reviewing notes Sebelum mengikuti ujian, siswa meninjau ulang catatan sehingga
mengetahui topik apa saya yang akan diuji. n.
Meninjau buku pelajaran Reviewing textbook Membaca buku merupakan sumber informasi yang dijadikan
pendukug catatan sebagai sarana belajar.