Pembahasan ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
personal antara guru dengan siswa, menggunakan strategi belajar yang inovatif, serta memiliki aturan-aturan tingkah laku yang jelas.
Ditinjau dari aspek persepsi iklim kelas, didapatkan bahwa aspek yang paling menonjol pada subjek penelitian ini adalah kekompakan antar siswa
yang dilihat dari mereka merasa memiliki jalinan persahabatan yang kuat diantara pada siswa di dalam kelas tersebut, kesetaraan antara siswa yang
dapat dilihat dari mereka merasa memiliki kesempatan yang sama dengan siswa lainnya di dalam kelas untuk memberikan pendapat, dan orientasi tugas
yang tinggi dimana mereka mengaku merasa sangat penting untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik. Sehingga
persepsi iklim kelas yang mereka miliki tersebut mempengaruhi penggunaan strategi self-regulated learning siswa kelas X dan XI unggulan pada SMA
Negeri 3 Medan, dimana strategi self-regulated learning yang paling menonjol digunakan oleh subjek penelitian ini adalah melakukan evaluasi
terhadap kemajuan tugasnya yaitu dengan cara mengecek kembali tugas yang dikerjakan sebelum mengumpulkannya, mengatur lingkungan belajar dengan
menghindari keributan, mencari bantuan teman sebaya apabila menemukan kesulitas dalam belajar, serta meninjau buku pelajaran. Hal ini didukung oleh
pendapat Fraser 1998 yang menyatakan bahwa kualitas iklim kelas memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi pembelajaran siswa di
kelas. Hal yang juga dapat menyebabkan variabel persepsi iklim kelas
mempengaruhi penggunaan strategi self-regulated learning pada siswa kelas
X dan XI unggulan SMA Negeri 3 Medan pada penelitian ini adalah bahwa menurut Adelman Taylor dalam Lee, 2005, iklim kelas yaitu kualitas
lingkungan yang dirasakan akan memegang peranan penting dalam mempengaruhi keberlangsungan kegiatan belajar siswa dan perilaku di dalam
kelas. Oleh karena itu, pada penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan adanya persepsi iklim kelas yang positif di kelas X dan XI unggulan SMA Negeri 3
Medan maka akan meningkatkan penggunaan strategi belajar yang efektif. Ismiarti 2004 juga menambahkan bahwa tujuan penciptaan iklim kelas yang
positif adalah untuk mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
peserta didik untuk megembangkan kemampuannya semaksimal mungkin. Dengan kata lain, siswa akan memiliki kemampuan strategi belajar yang baik
ketika mereka mempersepsikan lingkungan belajar mereka secara positif. Besar sumbangan yang diberikan variabel persepsi iklim kelas
terhadap penggunaan strategi self-regulated learning pada penelitian ini adalah sebesar 31,5 , sedangkan sekitar 68,5 lainnya dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti. Bandura dalam Zimmerman, 1989 menyatakan bahwa terdapat tiga faktor besar yang dapat mempengaruhi
penggunaan strategi self-regulated learning yaitu faktor personal, perilaku dan lingkungan. Mengingat iklim kelas pada penelitian ini merupakan bagian
dari fakor lingkungan, maka dua faktor lain yang juga dapat mempengaruhi adalah faktor personal dan faktor perilaku. Situasi dan kondisi kelas yang
memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal
mungkin tidaklah cukup untuk menjadi satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan startegi self-regulated
learning. Namun, individu tersebut juga harus memiliki self-efficacy yang tinggi yaitu memiliki penilaian yang tinggi terhadap kemampuannya untuk
melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan dalam belajar. Selain itu pada faktor perilaku, siswa tersebut juga harus melakukan
self-evaluation yang baik sehingga siswa mendapatkan informasi yang akurat mengenai kemajuan belajaranya selama ini sebagai umpan balik.
Pada penelitian ini, didapatkan hasil kategorisasi persepsi iklim kelas bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk dalam kategori memiliki
persepsi iklim kelas positif yaitu berjumlah 46 orang 27,9 sedangkan persepsi iklim kelas negatif berjumlah 41 orang 24,8. Selebihnya,
sebanyak 78 orang 47,3 tergolong dalam kategori tidak tergolongkan. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 46 dari 165 siswa mempersepsikan iklim
kelas mereka memiliki interaksi antar siswa yang sangat bermanfaat, tingginya semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas
berlangsung dengan baik, dan tingginya dukungan antara guru dan siswa di dalam kelas Hyman, 1980. Selain itu, Kroeger Anderson 2009 juga
menyebutkan bahwa persepsi iklim kelas yang positif berarti bahwa siswa merasa bahwa guru memperhatikan mereka dengan baik, guru dan siswa
saling menghargai satu sama lain, dan adanya kerjasama serta kolaborasi kelompok yang tinggi.
Moedjiarto 2002 juga menambahkan bahwa beberapa ciri-ciri kelas yang memiliki iklim yang positif adalah adanya aktivitas belajar mengajar
yang tinggi serta siswa aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang dipahami, sedangkan guru dengan senang hati
senantiasa bersedia menjawabnya. Berdasarkan kategorisasi yang didapat dari penggunaan strategi self-
regulated learning, didapatkan hasil bahwa sebagian besar subjek penelitian yang termasuk dalam kategori menggunakan strategi self-regulated learning
yang tinggi berjumlah 44 orang 26,7, sedangkan subjek penelitian yang termasuk dalam kategori menggunakan strategi self-regulated learning yang
rendah berjumlah 59 orang 35,8. Selebihnya, sebanyak 62 orang 37,6 tergolong tidak terkategorikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 44 dari
165 siswa memiliki kemampuan yang tinggi dalam a menggunakan strategi kognitif pengulangan, elaborasi dan organisasi yang membantu mereka
untuk memperhatikan, mentransformasi, mengorganisasi, mengelaborasi serta menguasai
informasi, b
merencanakan, mengorganisasikan,
dan mengarahkan proses mental untuk mencapai tujuan personal, c
merencanakan, mengontrol waktu, dan memiliki usaha terhadap penyelesaian
tugas, tahu bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
seperti mencari tempat belajar yang sesuai atau mencari bantuan dari guru
dan teman jika menemui kesulitan, dan d melakukan strategi disiplin, yang
bertujuan menghindari gangguan internal dan eksternal, menjaga konsentrasi,
usaha, dan motivasi selama menyelesaikan tugas. Sedangkan sebanyak 59
dari 165 orang termasuk siswa yang tidak mampu mengorganisasikan dan mengatur diri sendiri, serta memiliki kontrol terhadap aktivitas belajar yang
kurang sehingga mereka cenderung memiliki perilaku belajar yang tidak memiliki perencanaan dan tujuan yang jelas Montalvo, 2004.
67