Identifikasi Variabel Penelitian Populasi Penelitian

orientasi tugas pada siswa yaitu sejauh mana siswa fokus pada tugas yang diberikan guru, kerjasama yaitu sejauh mana siswa belajar bersama siswa lainnya dan kesetaraan yaitu sejauh mana siswa diperlakukan sama oleh gurunya dengan cara guru memberikan satu siswa tugas yang sama seperti siswa lainnya. Iklim kelas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala WIHIC What Is Happening In this Class? yang dimodifikasi oleh peneliti beradasarkan tujuh dimensi iklim kelas yang dikemukakan oleh Fraser, Fisher dan McRobbie dalam Khine, 2001 yaitu kekompakan siswa, dukungan guru, keterlibatan dalam pembelajaran, investigasi, orientasi tugas, kerjasama, dan kesetaraan. Iklim kelas dapat dilihat dari skor yang diperoleh dari skala tersebut. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin positif pula persepsi siswa terhadap iklim kelas. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin negatif pula persepsi siswa terhadap iklim kelas.

2. Strategi Self-Regulated Learning

Penggunaan strategi self-regulated learning adalah strategi yang digunakan siswa dalam mengatur sendiri metode belajarnya dengan cara membuat evaluasi terhadap kemajuan belajarnya yaitu memutuskan apakah apa yang sudah dipelajarinya mencapai tujuan yang sudah ditentukan, mengatur materi pelajaran yaitu mengubah materi pelajaran menjadi lebih sederhana dan mudah dipelajari seperti membuat outline, membuat rencana dan tujuan belajar yaitu membuat urutan pengerjaan tugas, mencari informasi yaitu menetapkan informasi apa yang penting dan mendapatkannya, mencatat hal-hal yang penting yaitu mencatat topik pelajaran yang penting untuk dipelajari, mengatur lingkungan belajar yaitu memilih lingkungan yang dapat membantu mereka untuk belajar, konsekuensi setelah mengerjakan tugas yaitu memberikan reward atau hukuman bila telah berhasil atau gagal dalam mengerjakan tugas, mengulang dan mengingat yaitu mempelajari ulang materi pelajaran, meminta bantuan teman, guru dan orangtua, mengulang catatan sebelumnya, mengulang soal-soal ujian, serta membaca buku teks agar tujuan belajarnya tercapai. Penggunaan strategi self-regulated learning dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan empat belas strategi self-regulated learning yang dikemukakan oleh Zimmerman Martinez-Pons 1988 yang meliputi evaluasi terhadap kemajuan tugas, mengatur materi pelajaran, membuat rencana dan tujuan belajar, mencari informasi, mencatat hal penting, mengatur lingkungan belajar, konsekuensi setelah mengerjakan tugas, mengulang dan mengingat, meminta bantuan teman, meminta bantuan guru, meminta bantuan orang dewasa, mengulang catatan sebelumnya, mengulang ujian atau tugas, dan membaca buku teks. Hasil pada skala ini menunjukkan bila semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula penggunaan strategi self-regulated learning siswaSebaliknya, semakin rendah skor yang didapat maka semakin rendah pula penggunaan strategi self-regulated learning siswa.

C. Populasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian populasi sehingga dalam sebuah masalah populasi yang dipakai merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X dan XI unggulan SMA Negeri 3 Medan. Berikut ini adalah daftar kelas yang menjadi populasi dalam penelitian ini : Tabel 1. Populasi Penelitian No Kelas Jumlah siswa 1 X MIA 1 44 orang 2 X MIA 2 38 orang 3 XI MIA 1 43 orang 4 XI MIA 3 40 orang Total 165 orang

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu : 1. Skala iklim kelas yang dimodifikasi dari WIHIC What Is Happening In this Class?. Skala ini disusun berdasarkan tujuh dimensi iklim kelas yang dikemukakan oleh Fraser, Fisher dan McRobbie dalam Khine, 2001 diantaranya adalah kekompakan siswa, dukungan guru, keterlibatan dalam pembelajaran, investigasi, orientasi tugas, kerjasama, dan kesetaraan. Model skala ini menggunakan skala likert. Aitem-aitem dalam skala ini merupakan pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu STS sangat tidak sesuai, TS tidak sesuai, N netral, S sesuai, dan SS sangat tidak sesuai. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable. Skor yang diberikan bergerak dari 0 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan yaitu STS = 0, TS = 1, N = 2, S = 3, dan SS = 4. Hasil skor dari Skala WIHIC dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu positif dan negatif. Sebelum dilakukan pengkategorisasian, terlebih dahulu ditentukan standard eror pengukuran Se yang akan memberikan kecermatan hasil pengukuran, karena akan dapat menentukan fluktuasi dari skala WIHIC pada siswa kelas X dan XI unggulan SMA Negeri 3 Medan. Berikut rumus standard eror pengukuran Azwar, 2007: Se = Sx √ 1-rxx’ Keterangan: Se = standard error dalam pengukuran Sx = standard deviasi skor Rxx = Koefisien reliabilitas Setelah mengetahui besarnya Se maka akan dapat diestimasi fluktuasi skor skala WIHIC, yaitu: X ± Zα2 Se Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk blue print pada tabel berikut ini : Tabel 2. Blue Print Skala WIHIC No Aspek Aitem Jumlah 1. Kekompakan siswa 1, 8, 15, 22, 29, 36, 43, 50 8 2. Dukungan guru 2, 9, 16, 23, 30, 37, 44, 51 8 3. Keterlibatan dalam pembelajaran 3, 10, 17, 24, 31, 38, 45, 52 8 4. Investigasi 4, 11, 18, 25, 32, 39, 46, 53 8 5. Orientasi tugas 5, 12, 19, 26, 33, 40, 47, 54 8